Amilosa dan Selulosa : Serupa, tapi Tak Sama

Jikalau anda melihat dua gambar diatas? Apa yang anda pikirkan? Ya, kedua gambar tersebut memiliki bentuk dan struktur yang sama. […]

blank

Jikalau anda melihat dua gambar diatas? Apa yang anda pikirkan? Ya, kedua gambar tersebut memiliki bentuk dan struktur yang sama. Namun tahukah anda, walaupun secara kasat mata terlihat sama, ternyata dua senyawa pada gambar tersebut memiliki sifat yang berbeda. Kok bisa?

Layaknya kembar identik, dua senyawa tersebut memiliki bentuk yang sama namun sifatnya berbeda. Perbedaan ini sangat sulit dilihat walau jika hanya dilihat secara sekilas. Tidak percaya? Coba deh tunjukkan mana amilosa dan mana selulosa. Yakin sudah benar? Yuk simak artikel berikut secara seksama.

Apa itu Amilosa?

Amilosa adalah polisakarida yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Monomer adalah molekul dasar pembentuk polimer (dalam hal ini polisakarida). Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan 1,4-glikosidik (ikatan yang menghubungkan dua monomer pada polisakarida). Amilosa merupakan polimer tidak bercabang. Amilosa biasanya ditemukan bersamaan dengan amilopektin (yang serupa dengan amilosa tapi memiliki cabang) dalam pati. Dalam sebuah hidangan, amilosa memberi efek keras bagi pati atau tepung[4].

Apa itu selulosa?

Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman. Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering tanaman. Selulosa biasanya ditemukan secara bersamaan dengan lignin dan hemiselulosa (yang serupa dengan selulosa tapi memiliki cabang). Selulosa memberikan efek keras pada dinding sel tanaman sehingga dapat melindungi sel tanaman dari bahaya luar[3].

Apa yang membedakan amilosa dan selulosa?

Satu-satunya cara membedakan amilosa dan selulosa secara kimia adalah dengan membandingkan ikatan glikosidiknya secara stereokimia. Lebih tepatnya terletak pada bagian C-1 dari setiap unit glukosa. Untuk memudahkannya, biasanya ilmuwan menambahkan kode alfa dan beta, dimana alfa mengacu pada ikatan glikosidik dari amilosa dan beta mengacu pada ikatan glikosidik pada selulosa[1]. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah

Apakah keduanya dapat dikonsumsi?

Sebenarnya amilosa dan selulosa, keduanya dapat dikonsumsi. Namun kita manusia tidak dapat mengkonsumsi selulosa. Hal ini dikarenakan kita hanya memiliki enzim amilase, yang berfungsi untuk mengurai amilosa, namun kita tidak memiliki enzim selulase, yang dapat menguraikan selulosa. Enzim ini hanya dapat diperoleh di sistem pencernaan hewan memamah biak, seperti sapi, kambing, dll. dan rayap[2].

Apakah memungkinkan mengubah selulosa menjadi amilosa dan sebaliknya?

Walaupun terdengar mustahil, namun faktanya hal ini telah diuji coba. Sekelompok peneliti asal Virginia, yang dipimpin oleh Zhang, telah berhasil mengkonversi selulosa menjadi amilosa. Kuncinya sederhana, hanya membutuhkan bantuan dari satu enzim sintetik yang prosesnya dikenal sebagai “Enzyme Cascade”. Enzim ini memungkinkan molekul selulosa untuk dikonfigurasi ulang menjadi amilosa, yang merupakan bentuk pati. Walaupun saat ini belum dapat dikonsumsi, namun produk tersebut dapat dijadikan produk lain seperti pembungkus makanan ramah lingkungan[5].

Sekian penjelasan terkait amilosa dan selulosa. Keren ya, walaupun kecil ternyata setiap makhluk ciptaan Tuhan memiliki sifat yang berbeda-beda. Jadi, sehebat-hebatnya kita tetap Tuhan yang paling hebat, sehingga kita harus selalu ingat dengan Tuhan bagaimanapun kondisi kita saat ini.

Sumber :

[1] Hart, Harold, Leslie E Crame. David J. Hart. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga. .

[2] Mushoffa. 2012. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Selulolitik dari Feses Kambing [Skripsi]. Jurusan Biolodi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

[3] Saha, B.C. 2004. Lignocellulose Biodegradation and Application in Biotechnology. US Government Work. American Chemical Society. 2-14.

[4] Whistler, R.L. J.N. BeMiller dan E.F. Paschall. 1984. Starch: Chemistry and Technology. Academic Press. Inc. Toronto. Tokyo.

[5] You,C., Hongge C., Suwan M., Noppadon S., Hui M., Xiao-Zhou Z., Jianyoung L., Y.-H Percival Z. 2013. “Enzymatic transformation of nonfood biomass to starch”. PNAS Early Edition.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *