Mengenal Ilmu Arkeologi dan Perkembangan Ilmu Arkeologi di Indonesia

PERKENALAN Tidak kenal maka tidak sayang, tidak sayang maka tidak cinta. Istilah pribahasa yang sering diucapkan jika kita ingin mengetahui […]

PERKENALAN

Tidak kenal maka tidak sayang, tidak sayang maka tidak cinta. Istilah pribahasa yang sering diucapkan jika kita ingin mengetahui sesuatu harus berkenalan dahulu. Yup saya ajak teman-teman semua mengenal ilmu arkeologi. Apa sih arkeologi itu? Menurut Nancy Marie White arkeologi adalah ilmu yang mempelajari prilaku manusia masa lalu. Dengan mempelajari tinggalan budaya material yang ditinggalkannya (White 2008). Sedangkan menurut KBBI Online, arkeologi didefinisikan ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga; ilmu purbakala (KBBI.2020). Jadi arkeologi menekannkan tinggalan bendawi yang ditinggalkan manusia pada masa lalu.

Arkeologi berkembang dari abad ke 14 di Eropa ketika jaman Renaissance. Dari pengumpul barang-barang antik, dimana orang-orang Eropa mulai melakukan perjalanan mengumpulkan barang-barang antik. Sambil mencatat perjalanan mereka (Kaharudin 2019). Di Indonesia sendiri arkeologi telah berkembang sejak masa Kolonial Belanda. Seperti Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen kemudian secara kelembagaanterbentuk Oudheidkundige Dienst (OD) yang berdiri tanggal 14 Juni 1913. Lembaga ini banyak membuat survei dan pemugaran atas bangunan-bangunan purbakala terutama candi. Setelah masa kemerdekaan Indonesia. Menjadi Dinas Purbakala hingga berkembang sekarang menjadi berbagai lembaga Direktorat Jendral Purbakala. Serta Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lembaga Pusat Penelitian Arkeologi Nasional berdasarkan halaman websitenya. Memiliki visi terwujudnya lembaga penelitian yang mampu mengembangkan dan memasyarakatkan arkeologi untuk kemajuan ilmu pengetahuan, pencerdasan bangsa, dan pengembangan budaya nasional guna memperkokoh jati diri bangsa dan misinya melaksanakan penelitian arkeologi, memasyarakatkan hasil-hasil penelitian, merekomendasikan hasil penelitian untuk pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya arkeologi, melaksanakan kerjasama bertaraf nasional maupun internasional untuk pengembangan arkeologi. Untuk menjalankan salah satu misi tersebut, salah satu peneliti arkeologinya menjadi kontributor Warstek tahun 2020.

Lembaga Pusat Penelitian Arkeologi Nasional telah dikenal luas di dunia penelitian arkeologi. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan kerjasama antara peneliti arkeologi dalam negeri dan luar negeri. Telah menghasilkan beberapa penemuan penting antara lain penemuan Homo erectus, Homo Floresiensis. Lukisan tertua di dunia yang sama tuanya dengan Eropa berumur 40.000 yang lalu yang di terbitkan di Majalah Nature. Selain itu juga hasil penelitian menjadi rujukan untuk membuat periodisasi atau pembabakan sejarah kebudayaan Indonesia.

PERIODISASI JAMAN DI INDONESIA

Teman-teman ingat saat belajar mata pelajaran sejarah pasti mengenal jaman-jaman seperti Prasejarah, Hindu-Buddha, Islam dan Kolonial. Sejarah pembabakan tersebut tidak di buat secara sembarangan, namun dari hasil penelitian arkeologi yang intensif. Dalam ilmu arkeologi arkeologi, para peneliti arkeologi memiliki spesialisasi menurut periode. Yaitu Arkeologi Prasejarah, Arkeologi Klasik, Arkeologi Islam, serta Arkeologi Kolonial. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, disiplin ilmu arkeologi juga berkembang minat-minat khusus seperti etnoarkeologi, arkeologi bawah air, dan arkeometri. Terdapat pula sub-disiplin yang berkembang karena persinggungan dengan ilmu lain. Seperti arkeologi lingkungan atau arkeologi ekologi, arkeologi ekonomi, arkeologi seni, arkeologi demografi, dan arkeologi arsitektur, sehingga cakupan ilmu arkeologi semakin beragam dan luas.

Periode prasejarah di Indonesia mulai sejak adanya Homo erectus sekitar 1,5 juta tahun yang laludi Sangiran, Jawa Tengah. Periode prasejarah berlangsung sampai abad ke 4 Masehi ketika di temukannya Prasasti 7 Yupa di daerah Kutai, Kalimantan Timur, Indonesia. Periode Prasejarah ini berlangsung sangat panjang di Indonesia. Bayangkan sejak 1, 5 juta tahun yang lalu sampai 2000 tahun yang lalu Indonesia masih masa pada masa prasejara. Kemudian berkembang sangat cepat selama 2000 tahun memasuki beberapa periodisasi sekaligus yaitu Hindu – Buddha. Berlangsung pada abad ke 4 Masehi sampai 15 Masehi ketika kerajaan Majapahit runtuh. Kedatangan Bangsa Eropa serta berdirinya kerajaan Islam di Indonesia. Periodisasi Islam dan Kolonial saling bertumpang tindih karena berkembang secara bersamaan.

TANTANGAN ARKEOLOGI INDONESIA DAN MASA DEPAN BANGSA

Arkeologi berkembang dari para penggemar barang antik menajdi disiplin ilmu tersendiri. Untuk mewadahi dan mencetak kader-kader arkeolog baru, beberapa universitas menawarkan program studi arkeologi. Universitas – universitas tersebut adalah Universitas Indonesia (Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya). Universitas Gadjah Mada (Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya). Universitas Hasanuddin (Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya). Universitas Udayana (Jurusan Arkeologi, Fakultas Sastra dan Budaya). Universitas Jambi (Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Arkeologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan). Universitas Haluoleo (Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya).

Arkeologi memiliki tugas yang berat di Indonesia. Mengikuti visi Puslit Arkenas yaitu mengembangkan dan memasyarakatkan arkeologi untuk ilmu pengetahuan, pencerdasan, pengembangan budaya guna memperkokoh jati diri bangsa. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri saat kita berhadapan dengan informasi disintegrasi bangsa. Arkeologi hadir sebagai “lem” untuk lebih mengenal masa lalu. Agar tidak terjadi salah informasi dan berujung pada pseudo science, ilmu guthak gathik gathuk. Untuk menjembatani hal tersebut diperlukan sarana informasi yang dapat di terima oleh masyarakat dan dapat dipahami. Akhir kata ada sebuah pepatah bangsa yang tidak mengenal sejarah bangsanya seperti pohon tanpa akar.

Referensi

  • Kaharudin, Hendri Asyhari Fajrian. 2019. “Kelahiran Arkeologi Indonesia Di Ilmu Sosial Dan Perkembangannya Ke Ilmu Alam.” Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah 3 (1). https://doi.org/10.17509/historia.v3i1.20142.
  • White, Nancy Marie. 2008. Archaeology for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
  • https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/arkeologi diakses 29 Oktober 2020 10:32 PM
  • http://arkenas.kemdikbud.go.id diakses 29 Oktober 2020 10:57 PM
  • https://www.nature.com/news/the-discovery-of-homo-floresiensis-tales-of-the-hobbit-1.16197 diakses 29 Oktober 2020 10:32 PM

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.