Dalam dunia kesehatan, ada berbagai langkah pengobatan yang bisa diambil sebagai langkah penyembuhan. Antara lain adalah dengan teknik farmakologi ataupun nonfarmakologi. Teknik nonfarmakologi disebut dengan modifikasi gaya hidup, yaitu dengan menjadikan pola atau gaya hidup menjadi lebih sehat dari sebelumnya.
Terapi Nonfarmokologis
Terapi nonfarmakologis yang banyak menjadi pilihan saat ini adalah terapi komplementer atau disebut juga dengan pengobatan alternative. Komplementer merupakan penggunaan terapi tradidional kedalam pengobatan modern ( Andrews et al, 1999 ). Terapi komplementer juga disebut sebagai pengobatan holistic, yang didasari pada bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi ( Smith et al, 2004 ). Alasan yang mendasari adalah filosofi holistic pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer.
Teknik non farmakologi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan aromaterapi ( Anggorowati, 2007 ). Aroma terapi berasal dari kata aroma yang memiliki arti harum, dan therapy yaitu pengobatan. Sehingga diartikan sebagai suatu cara penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak essensial ( Jaelani, 2009 ). Minyak essensial yang digunakan dalam tindakan aroma terapi merupakan kelompok minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang dan mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Aroma Terapi
Banyak jenis dari aromaterapi yang biasa digunakan antara lain, cendana, kemangi, cengkih, lavender, kenanga, kayu manis, melati, lemon, dan mawar jasmine. Zat aroma yang terkandung dalam bahan bahan alami beraroma tersebut, akan merangsang hipotalamus untuk memproduksi dan mengeluarkan endorphin. Proses ini terjadi pada saat aroma terapi dihisap. Endorphin, berperan sebagai zat yang menimbulkan rasa tenang, relaks, dan bahagia. Maka dari itu, endorphin dikenal sebagai hormone kebahagiaan dan memiliki efek sebagai analgetik ( McCullough, 2018 ). Mekanisme kerja aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua system fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan system penciuman. Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan emosi seseorang.
Teknik Pemberian
Teknik pemberian aromaterapi dibagi menjadi beberapa cara yaitu, dengan teknik inhalasi. Teknik inhalasi untuk pemberian aromaterapi biasanya dianjurkan pada seseorang yang mengalami masalah pernapasan dan dapat dilakukan dengan menuangkan kurang lebih tigas tetes minyak aromaterapi pada seratus milliliter air yang sudah tersedia pada mangkuk yang mengepul. Teknik yang selanjutnya, untuk memberikan aromaterapi adalah dengan cara melakukan pijatan atau message. Yaitu, melakukan pijatan dengan menggunakan minyak essensial aromatic yang dikombinasikan dengan minyak dasar yang berfungsi untuk mempermudah melakukan pemijatan. Hal tersebut diharapkan akan dapat memberikan ketenangan.
Ketiga adalah, teknik difusi. Teknik difusi digunkan untuk menenangkan saraf atau mengobati beberapa masalah pernapasan dan dapat dilakukan dengan penyemprotan senyawa yang mengandung minyak ke udara dengan cara yang sama dengan udara freshener. Dapat juga dilakukan dengan menuangkan beberapa tetes pada diffuser. Teknik lain yag dapat digunakan untuk memberikan aromaterpi adalah dengan cara mengompres atau berendam. Akan membantu mengurangi nyeri akibat luka dari bekas operasi, kecelakaan. Dan pada teknik berendam, efektif membantu menghilangkan atau menetralisir untuk meregangkan tonus otot.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(Yaitu) Orang-orang yang mengingat Allâh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [Ali Imrân/3:191]
REFERENSI
- Rahmawati et al. Efektivitas Aromaterapi Lavender dan Aromaterapi Lemon Terhadap Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea ( SC ) di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang. Journal Penelitian.
- Widyatuti. 2008. Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Tinjauan Pustaka. Jurnal Keperawatan Indonesia. 12:1 53-57
- Maryani et al. 2020. Efect Lavender Aroma Teraphy Reduce Puerperium Pain. Jornal Of Midwifery. 8:1 11-16
- Cahyasari. 2015. BAB 2 : Perbedaan Efektifitas Inhalasi. http://repository.ump.ac.id/3264/3/Timur%20Cahyasari%20BAB%20II.pdf
- Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari. 2017. Islam dan Lingkungan Hidup. Artikel. https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html