Pewangi merupakan bahan kimia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki berbagai jenis kegunaan, diantaranya bisa digunakan sebagai pewangi makanan (esens), ruangan, pakaian, dan tubuh. Pewangi bisa diperoleh langsung dari bahan-bahan alami dan hasil sintesis (Puspita dan Iip, 2009). Contoh dari pewangi yang sering kita gunakan adalah parfum, pewangi ruangan, dan lain-lain. Ketika pewangi disemprotkan ke bagian tubuh maupun ke ruangan, alkohol akan menguap ke udara dan parfum murni akan menempel ke tubuh, pakaian, atau benda-benda lain yang berada dalam ruangan tersebut.
Puspita dan Iip (2009) menyatakan bahwa pada deodoran, selain mengandung bahan pewangi juga mengandung tawas, seperti aluminium klorid heksahidrat. Hal ini dimaksudkan agar ketika keringat keluar, zat tambahan ini akan berfungsi sebagai pembunuh kuman-kuman penyebab bau badan. Selain alkohol dan tawas, ada beberapa pewangi yang menggunakan bahan propelan lain yang bisa mencemari udara. Karena apabila propelan tersebut bercampur dengan udara, kemudian masuk ke dalam lapisan atmosfer, maka akan menyebabkan rusaknya lapisan ozon (suatu lapisan yang melindungi kita dari berbagai sinar yang berenergi tinggi sehingga bisa merugikan manusia, misalnya sinar ultra violet). Oleh karena itu, kita harus bisa selektif dalam memilih produk parfum,jangan sampai mengandung bahan kimia yang dapat mencemari udara dan membahayakan tubuh kita.
Pewangi ruangan ada yang berbentuk padat, cair, atau semprot/gas. Penggunaan bahan pewangi ruangan dalam bentuk semprot lebih berisiko dari pada pewangi dalam bentuk padat. Oleh karena itu, jika ingin menggunakan pewangi ruangan, kita harus memastikan menggunakannya dalam waktu yang tepat, misalnya pada saat keluarga tidak sedang berada dalam ruangan. Dampak dari penggunaan dari penggunaan bahan tersebut bergantung dari jenis dan bentuk pewangi ruangan, misalnya bentuk cair atau semprot secara berlebihan dapat mengganggu saluran pernapasan atau yang biasa kita kenal dengan ISPA (infeksi saluran pernapasan).
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas), hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adnekadnya seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan penyakit yang diakibatkan adanya infeksi pada sistem pernapasan. Gejala seperti badan pegal, beringus, sakit kepala, dan sakit pada tenggorokan. Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri, dan jamur (Notoatmodjo, 2007). Selain penyakit-penyakit tersebut, penggunaan pewangi ruangan dalam bentuk gel dapat menyebabkan terjadinya peningkatan mukus pada hidung bahkan radang hidung. Mukus biasa kita kenal dengan lendir, dimana lendir ini dihasilkan karena adanya dampak dari penggunaan pewangi ruangan secara berkala. Secara umum, mukus berperan dalam menjaga saluran pernapasan, akan tetapi jika terdapat penumpukan mukus atau terdapat mukus yang berlebihan maka dapat menyebabkan hal yang fatal bagi saluran pernapasan (ISPA) yaitu memicu aktivitas sistem imun yang berakibat timbulnya inflamasi (radang) (Yuningtyaswari, 2012)
Selain itu, dampak lain dari penggunaan bahan pewangi secara berkala adalah terjadinya mual dan pusing. Mual berarti sesuatu yang tidak nyaman pada bagian perut. Sedangkan pusing berarti kondisi seseorang ketika merasa tidak nyaman pada bagian kepala. Mual dan pusing ini disebabkan oleh pewangi ruangan yang didalamnya terlalu banyak terkandung bahan kimia yang aktif. Jika akan menggunakan pewangi ruangan di dalam rumah yang tidak membahayakan bagi tubuh kita adalah dengan cara menyemprotkan pewangi ruangan tersebut pada ruangan yang mempunyai ventilasi, agar udara yang ada di dalam ruangan itu bisa berkontraksi dengan udara yang ada diluar.
Pewangi yang sering kita gunakan dengan bentuk semprot seperti pewangi ruangan, menggunakan bahan dari golongan cloro fluoro karbon (CFC). Bahan kimia ini dapat mengakibatkan kebocoran pada lapisan ozon. CFC merupakan jenis bahan kimia yang membutuhkan jangka waktu sangat lama untuk dapat mengalami penguraian. Radikal atom klorin yang dilepaskan oleh CFC di atmosfer akan menguraikan O3 (ozon) menjadi gas oksigen (O2) dan radikal bebas O. Radikal bebas klorin akan dapat menguraikan ozon menjadi oksigen sampai berkali-kali. Hal inilah yang menyebabkan lapisan ozon semakin tipis dan akhirnya timbul lubang ozon. Akibat adanya lubang ozon, radiasi sinar matahari dapat masuk ke bumi tanpa melalui filter terlebih dahulu sehingga suhu permukaan bumi semakin meningkat.
Proses terbentuknya lubang ozon dapat dicontohkan pada bahan kimia pewangi. Pada saat pewangi ruangan disemprotkan, bahan yang berupa CFC ikut tersebar ke udara bersama pewangi ruangan, atom klor yang dihasilkan dari CFC menguraikan ozon menjadi oksigen dan radikal bebas oksigen dalam jumlah tidak terbatas, akibatnya terjadilah kebocoran lubang ozon. Selain itu, kebocoran lapisan ozon dapat menyebabkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat kebocoran lapisan ozon antara lain penyakit kanker kulit dan katarak.
SOLUSI ALTERNATIF PENGGUNAAN BAHAN PEWANGI KIMIA RUANGAN
Penggunaan bahan kimia pewangi secara berkala mempunyai dampak yang buruk, baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kami mempunyai beberapa solusi untuk mengurangi dampak penggunaan bahan kimia pewangi tersebut, antara lain:
- Mengurangi penggunaan bahan kimia pewangi dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengganti penggunaan bahan kimia pewangi dengan bahan ramah lingkungan yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan alami dengan cara dan proses tertentu.
- Menggunakan ekstrak tanaman lidah mertua (Sansevieria) yang mempunyai kemampuan sebagai penyerap racun di udara diantaranya karbon monoksida, nikotin, benzena, formaldehid, trikhloroetilen dan dioksin. Tanaman ini dapat dirancang menjadi suatu bahan pengharum ruangan dengan menyintesa ekstrak dari tanaman Sansevieria di tempatkan di setiap sudut tempatagar memberi nilai lebih dan daya tarik masyarakat supaya lebih peduli untuk kawasan bebas rokok dan mewujudkan lingkungan yang sehat (Adawiyah, 2013).
- Menggunakan bahan alami seperti wangi-wangian dari aneka bunga dan buah-buahan (Sari dan Edi, 2011). Penggunaan bahan alami ini dapat digunakan dalam sudut-sudut ruangan secara langsung (tanpa proses pengolahan) atau menggunakan ekstrak bunga/buah yang berbentuk aerosol dan disemprotkan di dalam ruangan. Ketika menggunakan bunga atau kulit buah di sudut-sudut ruangan kita cukup meletakkan di dalam wadah kecil secara terbuka sehingga bau wanginya menyebar. Dalam hal ini kita dapat menggunakan kulit buah jeruk, bunga cempaka, bunga mawar, bunga melati, bunga lavender, daun sereh, cengkeh, dan lain-lain. Selain itu, kita juga dapat menggunakan bunga atau buah-buahan tersebut dengan cara mengekstrak bunganya menjadi pewangi dalam bentuk aerosol, sehingga wanginya tahan lama.
Penggunaan bahan alami ini mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu dapat mencegah dari kerusakan ozon, mencegah terkena penyakit ISPA, dll. Sedangkan dampak negatifnya adalah wangi-wangian dari bahan alami ini tidak tahan lama (cepat hilang dan mudah busuk) serta bagi orang yang alergi terhadap buah/bunga tersebut menyebabkan alerginya semakin parah bahkan iritasi kulit.Pembuatan pewangi alami dari bunga/buah-buahan ini membutuhkan proses yang lama dan bau wanginya juga tidak tahan lama.
DAFTAR PUSTAKA
- Adawiyah, Ayun robi’atul, dkk. 2013. “Panda Sansevieria (Pengharum Ruangan Anti Debu dan Asap Rokok Dengan Sistem Penetralisir Sirkulasi Udara)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol. 3 No.1, April 2013
- Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
- Puspita, Diana dan Iip. 2009. Alam Sekitar IPA TERPADU untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
- Yuningtyaswari. 2012. “Efek Paparan Pengharum Ruangan Cair dan Gel terhadap Gambaran Histologi Mukosa Hidung Rattus norvegicus”. Mutiara Medika, Vol. 12 No. 2: 116-123, Mei 2012
- Sari, Herlina Latipa dan Edi Kusuma Negara. 2011. “Media Pembelajaran Kimia Terpadu pada Madrasah Tsanawiyah Negeri (MAN) 2 Kota Bengkulu”. Jurnal Media Infotama, Vol, 07 No. 2 September 2011
Lulusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Alam Universitas Trunojoyo Madura. Menyukai membaca, menulis, dan riset.