Mengenal Beruang Air dan Sistem Imunitasnya yang Super

Sains selalu berkembang setiap harinya. Tidak hanya berkembang ke sesuatu yang lebih besar, tapi juga berkembang ke sesuatu yang lebih […]

blank

Sains selalu berkembang setiap harinya. Tidak hanya berkembang ke sesuatu yang lebih besar, tapi juga berkembang ke sesuatu yang lebih kecil. Seperti hewan yang satu ini, yang dikenal dengan nama beruang air. Tapi ini bukan beruang air yang ada di kartun spongebob, beruang air ini merupakan hewan unik yang ditemukan di dunia mikroskopis dan penelitian terbaru menemukan sebuah sistem imunitas yang unik pada hewan yang satu ini. Ingin tahu lebih dalam tentang hewan ini? Penasaran sistem imunitas pada hewan ini seperti apa? Jawabannya ada di artikel ini, dibaca dengan saksama ya.

blank

Beruang Air. Sumber : Eye of Science/Science Source

Apa itu Beruang Air?

blank
Beruang Air Jika Dilihat Dengan Mikroskop, Sumber : Live Science

Beruang air adalah kelompok hewan kecil yang menarik secara mikroskopis. Beruang air juga dikenal sebagai anak babi lumut atau tardigrades, artinya ‘pejalan lambat’. Hewan ini memiliki ukuran sekitar 0,1 hingga satu millimeter, berkaki delapan, dan mampu bertahan dari semua jenis kondisi ekstrem. Hewan ini dapat bertahan pada suhu -270° C hingga 150°C, dapat bertahan pada sinar-X yang seribu kali lebih kuat daripada dosis yang mematikan bagi manusia, dapat bertahan pada lingkungan tanpa air atau oksigen dan bahkan dapat bertahan pada ruang hampa udara. Tetapi, hewan ini biasanya hidup dalam kondisi lembab, seperti lumut basah yang tumbuh subur[3].

blank
Lumut di Atas Batu, Tempat Tinggal Ideal untuk Beruang Air. Sumber : Dosenpendidikan.com

Lumut yang tumbuh di atas batu merupakan tempat tinggal yang ideal untuk beruang air. Hal ini dikarenakan hewan ini membutuhkan mineral dari batu untuk memperkuat gigi mereka. Selain itu, beruang air hidup paling baik di lumut yang kadang-kadang mengering dan memiliki lebih sedikit bakteri dan jamur[3].

Dilansir dari Micropia, hewan ini dapat dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 20x pada sepotong lumut. Hewan ini juga dapat dilihat menggunakan kaca pembesar dengan perbesaran 10x, tapi dengan bantuan kaca pembesar 10x beruang air masih akan terlihat sangat kecil dan mungkin kakinya tidak terlihat[3].

Bagaimana Sistem Imunitas Pada Beruang Air?

blank
Dsup-bound Chromatin (DNA). Sumber : Chavez, 2019

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, beruang air memiliki sistem imunitas yang unik dan super. Sistem penelitian tersebut telah berhasil dipecahkan oleh para ilmuwan di University of California San Diego dan telah dipublikasikan di jurnal eLife pada 1 Oktober 2019.

Sebelumnya terdapat sebuah penelitian yang mengidentifikasi protein bernama Dsup, protein yang hanya ditemukan di tardigrades. Menariknya, ketika Dsup diuji dalam sel manusia, ia dapat melindungi sel tersebut dari sinar-X. Namun, tidak diketahui bagaimana Dsup bisa menorehkan prestasi yang mengesankan ini. Melalui analisis biokimia, tim UC San Diego menemukan bahwa Dsup dapat berikatan dengan kromatin, yang merupakan bentuk DNA di dalam sel. Setelah terikat dengan kromatin, Dsup kemudian melindungi sel dengan membentuk awan pelindung yang melindungi DNA dari radikal hidroksil, yang diproduksi oleh sinar-X[2].

Dilansir dari UC San Diego News Center, Prof. Kadonaga, profesor terkemuka divisi ilmu biologi dari UC San Diego, mengungkapkan bahwa mereka sekarang memiliki penjelasan molekuler untuk bagaimana Dsup melindungi sel dari iradiasi sinar-X. Mereka juga melihat bahwa Dsup terdiri atas dua bagian, satu bagian yang mengikat kromatin dan sisanya membentuk semacam awan yang melindungi DNA dari radikal hidroksil[1].

Namun, Prof. Kadonaga tidak berpikir sistem perlindungan tersebut dimaksudkan khusus untuk melindungi beruang air dari radiasi. Sebaliknya, sistem itu mungkin adalah sebuah mekanisme bertahan hidup untuk melawan radikal hidroksil di lingkungan berlumut yang didiami banyak tardigrade darat. Ketika lumut mengering, tardigrades akan berubah mengalami dehidrasi aktif, atau “anhydrobiosis,” di mana perlindungan Dsup akan membantu mereka bertahan hidup[1].

Para peneliti mengatakan bahwa temuan baru ini pada akhirnya dapat membantu para peneliti dalam mengembangkan sel-sel hewan yang dapat hidup lebih lama di bawah kondisi lingkungan yang ekstrem. Dalam bioteknologi, pengetahuan ini dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan dan umur panjang sel, seperti untuk produksi beberapa obat-obatan dalam sel yang dikultur[1].

Sumber :

[1] Aguilera, Mario. 2019. Cracking How ‘Water Bears’ Survive the Extremes. UC San Diego News Center. Dilansir pada tanggal 2 oktober 2019 di : https://ucsdnews.ucsd.edu/pressrelease/cracking-how-water-bears -survive-the-extremes

[2] Chavez, Carolina, Grisel Cruz-Becerra, Jia Fei, George A Kassavetis, James T Kadonaga. 2019. The tardigrade damage suppressor protein binds to nucleosomes and protects DNA from hydroxyl. eLife.

[3] Micropia. Tracking down water bears. Dilansir pada tanggal 2 Oktober 2019 di : https://www.micropia.nl/media/filer_public/99/98/9998fc9f-e99b-413e-8a8d-3d6a6be3b536/micropia_-_experiment_-_water_bear.pdf

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *