Bitcoin, mata uang kripto yang terkenal, telah mengubah lanskap keuangan global sejak diperkenalkan pada tahun 2009 oleh seseorang yang menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto. Sejak saat itu, Bitcoin telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan di dunia keuangan, teknologi, dan bahkan politik. Artikel ini akan membahas sejarah, prinsip kerja, fitur-fiturnya, dan fungsi dari Bitcoin.
Sejarah Bitcoin
Sebelum munculnya Bitcoin, upaya untuk menciptakan bentuk uang digital sudah pernah dilakukan, tetapi semua memiliki kelemahan yang signifikan. Bitcoin lahir sebagai jawaban atas keinginan untuk menciptakan sistem pembayaran digital yang terdesentralisasi, aman, dan anonim.
Satoshi Nakamoto merilis whitepaper Bitcoin pada bulan Oktober 2008, yang menggambarkan sebuah sistem mata uang kripto yang bekerja di atas teknologi blockchain. Pada Januari 2009, jaringan Bitcoin resmi diluncurkan dengan rilis perangkat lunak open-source.
Prinsip Kerja Bitcoin
Bitcoin didasarkan pada teknologi blockchain, sebuah ledger (buku catatan) terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi yang pernah dilakukan. Hal tersebut memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi tanpa perlu melalui lembaga keuangan seperti bank.
Masih belum paham? Bayangkan jika Anda dan teman-teman Anda mencatat semua transaksi uang Anda dalam buku catatan yang sama. Setiap kali seseorang memberi atau menerima uang dari yang lain, hal tersebut dicatat dalam buku catatan yang sama oleh semua orang. Tidak ada satu orang pun yang memiliki kontrol penuh atas buku catatan tersebut; semua orang memiliki salinan yang sama. Inilah yang dimaksud dengan ledger terdesentralisasi. Ledger (buku catatan) adalah tempat di mana semua transaksi dicatat. Terdesentralisasi berarti tidak ada satu otoritas pusat yang mengendalikan buku catatan tersebut. Sebaliknya, setiap orang yang terlibat dalam jaringan memiliki salinan dari buku catatan yang sama. Hal ini memungkinkan untuk keamanan yang lebih tinggi dan menghilangkan kebutuhan untuk bergantung pada satu entitas, seperti bank, untuk memverifikasi atau mencatat transaksi.
Setiap transaksi Bitcoin diverifikasi oleh jaringan peer-to-peer yang terdiri dari komputer-komputer yang menjalankan perangkat lunak klien Bitcoin. Setiap transaksi tersebut dicatat dalam blok, dan setiap blok terhubung satu sama lain membentuk rantai blok (blockchain). Proses ini disebut “penambangan” (mining), di mana komputer-komputer tersebut bersaing untuk menyelesaikan teka-teki matematika yang rumit untuk memvalidasi transaksi dan menambahkan blok baru ke blockchain.
Fungsi Bitcoin
Bitcoin memiliki beberapa fungsi utama:
- Sarana Pembayaran: Meskipun belum diterima secara luas sebagai alat pembayaran di semua tempat, Bitcoin dapat digunakan untuk melakukan transaksi online dan offline dengan biaya transaksi yang relatif rendah dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional.
- Investasi: Banyak orang membeli Bitcoin sebagai investasi karena potensi kenaikan nilai yang tinggi. Sejak awal, nilai Bitcoin telah mengalami fluktuasi yang signifikan, memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan. Sebagian besar investor menggunakan bursa mata uang kripto tepercaya, seperti KuCoin, untuk membeli Bitcoin. Jika Anda belum pernah mendengar tentang pertukaran ini, silakan dapatkan membaca review KuCoin ini.
- Transaksi Internasional: Bitcoin memungkinkan transaksi lintas batas yang cepat dan murah tanpa perlu melalui lembaga keuangan tradisional. Hal tersebut membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk pengguna yang ingin melakukan bisnis internasional.
- Keamanan: Dikarenakan sifat terdesentralisasi dan kriptografi yang kuat, Bitcoin dianggap sebagai aset yang aman dan sulit dipalsukan.
Fitur-fitur Bitcoin
- Pembatasan Pasokan: Jumlah total Bitcoin yang bisa dibuat terbatas hingga 21 juta koin. Hal ini diatur dalam protokol Bitcoin dan tidak dapat diubah. Hal tersebut berarti bahwa tidak akan pernah ada lebih dari 21 juta Bitcoin yang beredar di pasar.
- Penambangan dan Hadiah Blok: Bitcoin menggunakan mekanisme yang disebut penambangan (mining) untuk memvalidasi dan mengamankan transaksi. Penambang menggunakan kekuatan komputasi mereka untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks, dan ketika mereka berhasil menemukan solusi, mereka diberi hadiah dalam bentuk Bitcoin. Hadiah blok ini awalnya sebesar 50 Bitcoin per blok, namun secara berkala mengalami pengurangan separuh dalam peristiwa yang disebut “halving”. Setiap empat tahun sekali, hadiah blok dikurangi menjadi setengahnya, sehingga total pasokan Bitcoin secara bertahap mendekati 21 juta.
- Teknologi Blockchain: Bitcoin menggunakan teknologi blockchain yang terdesentralisasi untuk mencatat semua transaksi. Blockchain adalah ledger publik yang terdiri dari serangkaian blok yang saling terhubung. Setiap blok berisi sejumlah transaksi yang telah diverifikasi, dan blok-blok ini diurutkan secara kronologis untuk membentuk rantai blok.
- Desentralisasi: Salah satu fitur kunci dari Bitcoin adalah desentralisasi. Tidak ada satu entitas pun yang mengontrol jaringan Bitcoin secara keseluruhan. Sebaliknya, jaringan Bitcoin dijalankan oleh jaringan komputer-komputer yang tersebar di seluruh dunia. Ini membuat Bitcoin tahan terhadap cobaan pemisahan atau manipulasi oleh pihak tertentu.
- Pseudonimitas: Meskipun semua transaksi Bitcoin dicatat dalam blockchain dan dapat diakses secara publik, identitas pengguna tidak secara langsung terhubung dengan alamat Bitcoin mereka. Sebagai gantinya, pengguna beroperasi di balik alamat yang dihasilkan secara acak, yang memungkinkan sejumlah tingkat privasi.
- Transparansi: Sementara identitas pengguna tetap terlindungi, transaksi Bitcoin sendiri bersifat transparan. Setiap transaksi yang terjadi dapat dilihat oleh siapa pun dalam blockchain, sehingga memungkinkan untuk memverifikasi integritas dan riwayat setiap Bitcoin.
Fitur-fitur ini, bersama dengan karakteristik teknis lainnya, membentuk fondasi dari apa yang membuat Bitcoin unik dan penting dalam ekosistem mata uang kripto serta keuangan secara keseluruhan.
Penentuan harga Bitcoin
Proses penentuan harga Bitcoin dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang kompleks, termasuk permintaan dan penawaran di pasar, sentimen investor, adopsi institusional, peristiwa geopolitik, dan faktor teknis dalam ekosistem Bitcoin. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga Bitcoin:
- Permintaan dan Penawaran: Hukum dasar permintaan dan penawaran berlaku dalam pasar Bitcoin. Jika permintaan akan Bitcoin meningkat sementara pasokannya tetap stabil atau bahkan menurun, harga Bitcoin cenderung naik. Sebaliknya, jika penawaran melebihi permintaan, harga cenderung turun.
- Adopsi Institusional: Adopsi oleh institusi keuangan dan perusahaan besar dapat memberikan dorongan signifikan pada harga Bitcoin. Keterlibatan institusi seperti bank besar, perusahaan investasi, atau perusahaan teknologi dapat memberikan legitimasi pada aset tersebut dan meningkatkan kepercayaan investor.
- Sentimen Pasar: Sentimen pasar juga memainkan peran penting dalam menentukan harga Bitcoin. Berita, rumor, dan perkiraan tentang perkembangan di industri kripto atau peristiwa dunia yang berdampak pada ekonomi global dapat mempengaruhi keyakinan investor dan mengarahkan arah harga.
- Peristiwa Terjadwal: Peristiwa-peristiwa terjadwal, seperti halving Bitcoin, dapat mempengaruhi harga dengan cara yang signifikan. Halving secara langsung mempengaruhi pasokan baru Bitcoin ke pasar, dan banyak investor mengantisipasi kenaikan harga sehubungan dengan peristiwa ini.
- Regulasi: Keputusan pemerintah terkait regulasi Bitcoin dan kriptokurensi secara umum dapat memiliki dampak besar pada harga. Regulasi yang ketat atau larangan penggunaan Bitcoin dalam beberapa yurisdiksi dapat menurunkan harga, sementara kebijakan yang mendukung atau mempromosikan adopsi Bitcoin dapat mendorong harga naik.
- Teknologi dan Keamanan: Perkembangan teknologi terkait Bitcoin, seperti peningkatan dalam skalabilitas, keamanan, atau fungsionalitas, juga dapat mempengaruhi harga. Penemuan kelemahan keamanan atau serangan terhadap jaringan Bitcoin juga dapat menimbulkan ketidakpastian dan mengarah pada penurunan harga.
- Penggunaan sebagai Lapisan Lindung Nilai: Beberapa orang menganggap Bitcoin sebagai lapisan lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan mata uang fiat, terutama dalam negara-negara dengan masalah ekonomi. Karena alasan ini, permintaan akan Bitcoin bisa meningkat saat ketidakpastian ekonomi meningkat.
Secara umum, kombinasi dari faktor-faktor ini, bersama dengan interaksi yang kompleks antar faktor, menentukan harga Bitcoin. Saat permintaan meningkat atau pasokan berkurang, harga cenderung naik. Demikian pula, saat kepercayaan investor menurun atau terjadi peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian, harga cenderung turun.
Kesimpulan
Bitcoin telah mengubah cara kita memandang sistem keuangan. Dengan teknologi yang inovatif dan prinsip-prinsip yang kuat, Bitcoin telah menjadi salah satu aset digital paling menarik dan diperdebatkan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa Bitcoin juga memiliki risiko, dan pemahaman yang baik tentang teknologi dan pasar sangatlah penting bagi siapa pun yang tertarik untuk terlibat dalam ekosistem Bitcoin.
Referensi
Nadarajah, S., & Chu, J. (2017). On the inefficiency of Bitcoin. Economics Letters, 150, 6-9.
Vranken, H. (2017). Sustainability of bitcoin and blockchains. Current opinion in environmental sustainability, 28, 1-9.
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.