Bryophyta: Karakteristik, Struktur, Reproduksi, Klasifikasi, Peranannya [Lengkap + Contoh Soal]

Tumbuhan lumut atau Bryophyta adalah tumbuhan kecil berspora yang menyimpan berbagai jenis manfaat yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia Pada […]

blank

Tumbuhan lumut atau Bryophyta adalah tumbuhan kecil berspora yang menyimpan berbagai jenis manfaat yang dapat digunakan untuk kehidupan manusia


Pada masa ini, kita bisa melihat bahwa kegiatan berburu dan koleksi tanaman hias semakin gencar dilakukan. Salah satunya yang tertarik untuk dibahas yaitu terkait media tanam. Tahukah teman-teman bahwa beberapa media tanam untuk bibit tanaman menggunakan lumut sebagai media tanam? Mengapa demikian? Untuk mengetahui lebih lanjut mari simak ulasan artikel berikut ini!

blank

Pengertian

Istilah “bryophyta”  berasal dari bahasa Yunani, bryon berarti lumut dan phyton berarti tumbuhan. Istilah ini juga pertama kali diperkenalkan oleh Braun (1864), tetapi pada saat itu yang tergolong pada istilah tersebut selain tumbuhan lumut, juga terdapat golongan thallophyta dan pteridophyta [1].Tumbuhan lumut atau Bryophyta tergolong sebagai tumbuhan berspora. Tumbuhan berspora yaitu tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan dengan cara spora. Tumbuhan-tumbuhan diantaranya tergolong sebagai tumbuhan spora, misalnya tumbuhan lumut (Bryophyta), lumut kerak (Lichenes), dan tumbuhan paku (Pteridophyta) [2]. Persebaran tumbuhan lumut di dunia diperkirakan mencapai 23.000-25.000 spesies [1,3].

Karakteristik

Lumut merupakan kolonisasi kedua, yang agak kurang berhasil, di daratan oleh nenek moyang akuatik atau merupakan keturunan tumbuhan darat yang telah kehilangan banyak di antara penyesuaian moyangnya [3]. Karakteristik dari tumbuhan lumut antara lain [4]–[6]:

  • Tumbuhan lumut tergolong sebagai tumbuhan tingkat rendah atau disebut Cryptogamae
  • Tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus (thallophyta) dengan tumbuhan berkosmus (cormophyta)
  • Tumbuhan tidak berpembuluh atau non vaskuler (atracheophyta)
  • Melakukan fotosintesis karena tersusun atas sel-sel dengan plastida yang mengandung klorofil a dan b
  • Umumnya hidup di daratan dengan dinding selnya tersusun atas selulosa
  • Tidak ditemukan jaringan pengangkut xylem maupun floem, jika ditemukan dalam bentuk yang sangat sederhana.

Struktur

Bryophyta memiliki ukuran tubuh yang kecil, tetapi tersusun atas struktur-struktur yang disebut sebagai struktur gametofit dan struktur sporofit. Stuktur gametofit merupakan bagian dari tumbuhan lumut yang berperan dalam menghasilkan sel gamet jantan maupun betina. Struktur gametofit jika diamati berupa kumpulan tumbuhan lumut hijau berlembar-lembar tampak seperti tumbuhan kecil dan akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium), sedangkan struktur sporofit berupa tangkai dengan variasi beberapa warna seperti cokelat-kekuningan, atau merah-keunguan. Beberapa struktur gametofit dan sporofit pada tumbuhan lumut antara lain:

  1. Anteridium atau mikrogametangium adalah alat kelamin jantan  pada tumbuhan lumut penghasil spermatozoid;
  2. Arkegonium atau makrogametangium adalah alat kelamin betina pada tumbuhan lumut penghasil ovum;
  3. Sporogonium adalah embrio yang tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora, serta bukan sebuah struktur yang terpisah dari tumbuhan lumut [4];
  4. Protonema adalah hasil kecambah dari spora kecil bersifat haploid (n) [4];
  5. Seta adalah tangkai yang tumbuh memanjang menopang;
  6. Sporangium adalah kotak spora yang memiliki bentuk seperti kapsul. Kapsul tersebut dilindungi oleh kaliptra. Sporangium sendiri tersusun atas apofisis, teka dan operkulum; dan
  7. Rizoid adalah organ kadang-kadang berbentuk benang-benang yang memiliki peranan seperti akar untuk memperoleh air yang diserap secara imbibisi serta berperan sebagai perekat tempat yang menjadi habitatnya.

Reproduksi

Tumbuhan lumut dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan pada tumbuhan lumut sangatlah unik karena mengalami peristiwa pergiliran keturunan atau disebut metagenesis. Dalam KBBI (daring), metagenesis bermakna pergantian generasi, dari generasi aseksual ke generasi seksual dan sebaliknya, yang bersifat diploid. Dalam masa siklus hidupnya, masa gametofit pada tumbuhan lumut lebih dominan daripada masa sporofit. Hal ini berbanding terbalik pada tumbuhan paku dengan masa sporofit yang lebih dominan. Adapun siklus kehidupan dari tumbuhan lumut secara umum, yaitu:

  • Pada kondisi yang tepat dengan habitat pertumbuhannya, spora (n) akan berkecambah. Selama proses tersebut, sel-selnya membelah secara mitosis hingga membentuk suatu badan kecambah yang bersifat n disebut protonema
  • Protonema akan tumbuh membentuk tumbuhan lumut jantan maupun betina sebagai bentuk dari gametofit tumbuhan lumut
  • Tumbuhan lumut (n) akan tumbuh dan berkembang membentuk organ kelamin jantan dan betina yang berturut-turut akan menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan sel kelamin betina (ovum) dalam bentuk haploid
  • Anteridium (mikrogametangium) yang menghasilkan spermatozoid akan mengalami fertilisasi apabila bertemu ovum yang dihasilkan dari arkegonium (makrogametangium) sehingga terbentuk zigot yang bersifat diploid (2n)
  • Zigot akan tumbuh menjadi embrio yang nantinya akan tumbuh membentuk badan kecil yang akan tumbuh dan berkembang untuk membentuk spora yang disebut sporogonium yang juga merupakan bentuk sporofit tumbuhan lumut
  • Sporogonium akan tumbuh menjadi kotak spora di dalamnya yang disebut sporangium
  • Sporangium yang bersifat diploid ini di dalamnya terdapat sel induk spora yang bersifat 2n yang akan mengalami pembelahan reduksi (meiosis) untuk menghasilkan spora-spora yang bersifat haploid.
  • Spora-spora tersebut akan tumbuh kembali membentuk protonema pada saat kondisi yang sesuai.

Klasifikasi

Tumbuhan lumut dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu lumut hati (hepaticae/marchanphyta), lumut sejati (mussci), dan lumut tanduk (anthocerotae) [2], [5]–[8].

1. Lumut Hati (Hepaticae/Marchanphyta)

Lumut hati memiliki ciri-ciri berupa bentuk lembaran pipih yang berlobus. Tubuh tipis seperti kulit,. Lumut ini dapat hidup secara dengan struktur tubuh higromorf (lembab/basah), xeromorph (kering) dan epifit (menumpang pohon). Di dalam sel-selnya mengandung minyak atsiri yang tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain [3], [4]. Persebaran lumut hati di dunia diperkirakan telah mencapai  7.500 spesies sedangkan di Indonesia tahun 2017 tercatat sebanyak 849 spesies dengan jenis tertinggi berasal dari Lejeuneaceae [2]. Lumut hati dapat dibedakan menjadi 4 ordo, antara lain [8]:

  • Ordo Marchantiales memiliki susunan talus agak rumit, berdaging agak tebal, memiliki percabangan menggarpu, dan suatu rusuk di bagian tengah yang menonjol, terdapat sisik perut atau sisik ventral pada bagian bawah talus. Anggotanya memiliki rizoid yang bersifat fototrop negatif [4].
  • Ordo Jungermanniales telah memiliki batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsiventral, memiliki jumlah spesies mencapai 90% dari hepaticae. Anggotanya hidup di atas tanah hingga epifit, memiliki bentuk tubuh sederhana, talus seperti pita, sempit dan juga miliki percabangan yang menggarpu [4]

2. Lumut Sejati (Musci/Bryopsida)

Persebaran untuk kelompok lumut sejati diperkirakan oleh Tjitrosoepomo (2014) dan Retnowati, dkk (2019) mencapai ± 12.000 spesies, sementara itu Sharma (2014) memperkirakan jumlah dari lumut sejati telah mencapai 15.000 spesies yang terdiri atas 600 genus. Lumut sejati di Indonesia tahun 2017 tercatat sebanyak 1884 spesies [1], [2], [4]. Lumut sejati dapat dibedakan menjadi 3 ordo, antara lain [4]:

  1. Ordo Andreaeales hanya tersusun satu suku saja disebut Andreaeaceae beserta satu genus Andreaea. Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang dengan kapsul mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang berbentuk seperti penutup kepala bayi. Jika sudah waktunya, maka akan pecah dengan 4 katup-katup. Beberapa contoh anggotanya yaitu Andreaea petrophila dan Andreaea rupestris [4].
  2. Ordo Sphagnales dikenal sebagai lumut gambut karena dapat digunakan untuk media tanam karena mengandung unsur hara yang tinggi. Ordo ini hanya tersusun atas atas satu ordo Sphagnaceae dan satu marga sphagnum. Anggotanya terdiri atas spesies-spesies yang hidup di sekitar rawa-rawa dengan bentuk seperti bantalan spons. Beberapa contoh spesies dari ordo ini yaitu Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum dan Sphagnum acutifolium.
  3. Ordo Bryales terdiri Sebagian besar anggota penyusun musci atau lumut sejati. Anggotanya telah memiliki kapsul spora yang telah terspesifikasi secara kompleks, terbentuk tangkai yang disebut seta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial atau dorsiventral dan mula-mula diselubungi oleh kaliptra. Beberapa anggota dari ordo ini yaitu Hypnodendron reinwardtii, Mniodendron divaricatum, Polytrichum sp., Georgia pellucida, dan Pogonatum cirrhatum [4].

3. Lumut Tanduk (Anthocerotae)

Ciri utama dari lumut tanduk yaitu adanya sporofit yang berbentuk tanduk dengan organ seksual yang tertanam dalam bentuk tubuh yang disebut talus [6]. Gametofitnya berupa talus seperti cakram dengan pinggiran bertoreh, umumnya hidup di tanah, sel-sel memiliki satu kloroplas dan satu pirenoid yang besar yang menyerupai kloroplas pada alga. Kemudian, terdapat stomata dengan dua sel penutup menyerupai ginjal pada bagian bawah sisi talus [4]. Persebaran lumut tanduk di dunia diperkirakan telah mencapai 200 spesies dan di Indonesia tahun 2017 tercatat ada sebanyak 28 spesies [2]. Smith (1983) mencatat lumut tanduk hanya terdiri atas satu ordo dikenal Anthocerotales dengan perkiraan 5 genus dan 320 spesies di dalamnya [8]. Beberapa spesies yang termasuk kelompok lumut tanduk antara lain: Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Anthoceros fusiformis, Notothylus valvata, Flioceros, dan Leiosporoceros.

Video Pembahasan Mengenai Tumbuhan Lumut oleh 7activestudio

Peranannya Bagi Kehidupan

Salah satu tujuan untuk mengenal berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, yaitu untuk mengetahui pengaruhnya bagi kehidupan. Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup disebut taksonomi. Dengan mempelajari taksonomi, kita bisa mengetahui peranan berbagai jenis organisme. Sama halnya dengan mempelajari tumbuhan lumut terdapat peranan yang berpengaruh bagi kehidupan manusia, antara lain:

  • Tumbuhan lumut berperan sebagai indikator ekologi, bersama dengan liken merupakan tumbuhan perintis serta dapat hidup di daerah gersang seperti celah batuan yang terbuka oleh glasier yang bergerak mundur [3];
  • Tumbuhan lumut yang memiliki struktur seperti spons dalam jumlah banyak dapat menampung air pada saat salju mencair sehingga dapat mengurangi faktor penyebab banjir;
  • Tumbuhan lumut berperan dalam menjaga cadangan air dan kelembapan udara pada hutan tropis;
  • Tumbuhan lumut berperan dalam pengendalian terhadap erosi;
  • Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai bahan pengobatan penyakit hepar (hati) [4];
  • Sphagnum tumbuh subur di daerah rawa, dan bila terurai Sebagian, dijual sebagai lumut gambut yang dapat menyuburkan tanah. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai bahan pembalut dan bahan bakar [3];
  • Sphagnum dapat digunakan untuk pengolahan air limbah, tumpahan minyak dan agen penyaringan [6].

Setelah mempelajari ulasan artikel mengenai bryophyta, maka dapat kita simpulkan bahwa alasan lumut Sphagnum digunakan sebagai media tanam karena mengandung banyak air dan juga unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan.

Latihan Soal

1. Analisislah pernyataan di bawah ini! Manakah pernyataan berikut ini yang tidak tepat terkait dengan tumbuhan lumut?
 A.    Tergolong Cryptogamae dan Atracheophyta
 B.     Memiliki bentuk daun berupa talus ataupun daun 
 C.     Memiliki kekerabatan paling dekat dengan Spermatophyta
 D.    Mengalami pergiliran keturunan
 E.     Hidup di tempat dengan kelembapan udara tinggi 

Pembahasan: Jawaban (C). Memiliki kekerabatan paling dekat dengan Spermatophyta. Walaupun tumbuhan lumut termasuk satu kerajaan dengan spermatophyta, tetapi tidak memiliki hubungan yang sangat dekat. Hal ini dikarenakan tumbuhan lumut juga termasuk tumbuhan primitif serta merupakan tumbuhan tingkat rendah.
2. Bagaimana tumbuhan lumut dapat memenuhi kebutuhan air dan mineralnya?
 A.     Tumbuhan lumut akan menggunakan akar sejatinya 
 B.     Tumbuhan lumut akan membentuk miselium
 C.     Tumbuhan lumut dengan akar epifitnya menggantung di substrat
 D.    Tumbuhan lumut memanfaatkan rizoid yang dimilikinya
 E.     Tumbuhan lumut memanfaatkan talus yang berlembaran

Pembahasan: Jawaban (D). Tumbuhan lumut memanfaatkan rizoid yang dimilikinya. Rizoid adalah suatu benang-benang kadangkala seperti sebuah badan yang berperan dalam penyerapan nutrisi dan air maupun mineral. Rizoid dalah akar yang menyerupai akar sejati pada tumbuhan pada umumnya.

Daftar Pustaka

[1]      O. P. Sharma, Series on Diversity of Microbes and Cryptogams: Bryophyta. New Delhi: McGraw Hill Education (India) Private Limited, 2014.

[2]      A. Retnowati, J. S. R. Rugayah, and D. Arifiani, “Status Keanekaragaman Hayati Indonesia: Kekayaan Jenis Tumbuhan dan Jamur Indonesia,” 2019.

[3]      J. W. Kimball, Biologi Jilid 1, 5th ed. Jakarta: Erlangga, 2002.

[4]      G. Tjitrosoepomo, Taksonomin Tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014.

[5]      M. G. Simpson, Plant Systematics, 2nd ed. California: Elsevier Inc., 2010.

[6]      M. Lukitasari, Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta): Deskripsi, Klasifikasi, Potensi dan Cara Mempelajarinya. Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA, 2018.

[7]      L. A. Urry, M. L. Cain, P. V. Minorsky, S. A. Wasserman, and R. B. Orr, Campbell Biology, 12th ed. New York: Pearson, 2017. [8]        G. M. Smith, Cryptogamic Botany, Volume II, Bryophytes and Pteridophytes, 1st ed. New York: McGraw-Hill Publication in the Botanical Sciences, 1983.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *