Ditulis oleh Silfa Aulia Fadhilah
“Golongan darah O dan A punya bayi dan golongan darah bayinya AB.”
“Semua orang bilang bayi itu bukan anak mereka, tetapi menurut hasil tes DNA, itu bayi mereka.”
“Bagaimana caranya?”
“Ternyata ayahnya bukan bergolongan darah A, melainkan cis-AB.”
Cuplikan percakapan di atas berasal dari salah satu episode di “L.U.C.A.: The Beginning”, drama fiksi ilmiah yang tokoh utamanya adalah mutan dengan golongan darah tidak terdeteksi [1].
Hal yang menarik perhatian adalah istilah baru yang muncul, yaitu golongan darah “cis–AB”. Sebenarnya apa itu cis–AB dan mengapa sampai disebut mutan? Selain itu, apa salahnya jika pasangan dengan golongan darah O dan A mempunyai anak bergolongan darah AB?
Mengapa Golongan Darah Kita Dipengaruhi Orangtua?
Semua ini bermula sejak kita berbentuk zigot atau sel telur yang telah dibuahi. Zigot mengandung satu set perwakilan gen dari ibu dan satu set dari ayah [2]. Pastinya, gen yang mengodekan golongan darah juga ikut terwariskan.
Nah, penentuan golongan darah seseorang, misalnya pada sistem ABO, didasarkan pada keberadaan karbohidrat pada permukaan sel darah merah [3]. Karbohidrat yang disebut antigen ini ada dua jenis. Kalau seseorang punya antigen A, maka golongan darahnya A. Kalau punya A dan B, maka golongan darahnya AB. Sebaliknya, orang bergolongan darah O adalah mereka yang tidak memiliki antigen A maupun B.
Peran orang tua di sini sebagai penyumbang alel. Wah, istilah apa lagi ini? Alel itu variasi dari penyusun gen kita. Biasanya dilambangkan dengan huruf. Untuk yang pernah belajar Biologi, mungkin ingat dengan alel IA, IB, dan i. Gabungan dua dari tiga alel-alel ini yang akan menentukan keberadaan antigen untuk golongan darah seseorang. Satu alel dari ayah dan satunya lagi dari ibu. Ekspresi alel-alel ini disebut genotip.
Untuk mendapatkan golongan darah A, kombinasi alelnya harus IAIA (genotip AA) atau IAi (genotip AO). Begitu juga dengan golongan darah B, IBIB atau IBi. Bagi golongan darah O, kombinasi alelnya adalah ii (genotip OO). Kemudian, agar seseorang bergolongan darah AB, maka kombinasi alelnya harus IAIB (genotipe AB). Misalnya IA dari ayah bergolongan darah A dan IB dari ibu bergolongan darah B (atau AB).
Setelah mengetahui bagaimana peran alel, rasanya mustahil jika ayah bergolongan darah A dan ibu bergolongan darah O memiliki anak bergolongan darah AB karena alel i jika hanya ada satu tidak akan diekspresikan. Sama mustahilnya jika golongan darah sang ayah AB dan ibunya O. Jika pembaca mulai pusing, mungkin ilustrasi di bawah dapat membantu.
Sesuai tabel di atas, golongan darah anak yang mungkin hanya A (IAi genotip AO) dan B (IBi genotip BO). Tidak ada kemungkinan untuk golongan darah AB. Lain cerita kalau golongan darah sang ayah ternyata cis–AB.
Apa itu golongan darah cis–AB?
Jika pada umumnya gen A dan B berasal dari dua kromosom berbeda. Seseorang bergolongan darah cis–AB memiliki gen A dan B dari satu kromosom yang sama. Hal ini sebagai akibat dari ketidaklaziman proses crossing over dan mutasi pada salah satu gen A atau B yang memproduksi enzim glikosiltransferase [4].
Dengan mutasi tersebut, bukan tidak mungkin jika gen AB berasal dari satu kromosom “sumbangan” ayah saja (bukan kombinasi ayah dan ibu seperti pada umumnya).
Mutasi ini memang sangat langka. Sebagian besar ditemukan di Pulau Shikaku, Jepang. Kasus-kasus lainnya ditemukan di Amerika Serikat, Korea, Polandia, Prancis, Belgia, Romania, dan Jerman [4].
Katanya anakku bukan anakku?
Memang, karena ketidakumuman jenis golongan darah ini, seseorang bisa saja jadi korban “bisik-bisik tetangga”. Tentu saja keusilan itu dapat ditepis setelah melakukan serangkaian tes DNA. Akhir kata, jangan sampai ketidaktahuan kita merugikan orang lain. Stay curious!
Referensi:
[1] Lim, Jang-won (2021). Diakses pada 24 Juni 2021, dari “‘L.U.C.A.: The Beginning‘ offers action-packed chase“. The Korea Herald.
[2] Campbell, Neil A. (2010). Biologi Jilid 1 edisi 8 / Neil A. Campbell dan Jane B. Reece (Ed. 8). Jakarta: Penerbit Erlangga.
[3] Chapter 2, Blood group antigens are surface markers on the red blood cell membrane. (2005). Diakses pada 23 Juni 2021, dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2264/
[4] Nickel, C. P. (2006). Incident of Type AB Infant Born to a Type O Mother. Diakses pada 23 Juni 2021 dari https://academic.oup.com/labmed/article/37/1/37/2657444
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.
Tanya dong. Berarti selain di daerah/negara2 yg disebut di atas, belum/tidak ditemukan kasus seperti ini ya?