Gambar 1. Aktivitas Saat Hari Tanpa Bayangan
Hari tanpa bayangan matahari merupakan peristiwa yang setiap tahun dialami di berbagai negara, khususnya di Indonesia. Menurut BMKG, peristiwa tersebut dinamakan kulminasi atau transit atau istiwa‘ yang berarti suatu fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama. Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang”, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Peristiwa tersebut disebabkan karena bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang revolusi Bumi, maka posisi Matahari dari Bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5o Lintang Utara sampai. 23,5o Lintang Selatan. Hal ini dinamakan gerak semu harian Matahari. Pada tahun 2019, di Indoensia, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB. Adapun pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB Matahari berada di titik balik Utara (23,5o Lintang Utara) dan pada 22 Desember 2019 pukul 11.21 WIB Matahari berada di titik balik Selatan (23,5o Lintang Selatan).
Menurut Dr. Rhorom Priyatikanto Pusat Sains Antariksa LAPAN, dampak dari peristiwa hari tanpa bayangan yaitu
- Matahari melintas di atas kepala sehingga saat itu matahari lebih terik dibandingkan hari biasanya.
- Mulai terjadi perubahan musim di Indonesia, yang mana sebagai masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.
- Bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang” karena bertumpuk deengan benda tersebut
Gambar 2. Dampak Hari Tanpa Bayangan
Dampak diatas dapat dikatakan sebagai peristiwa tersebut cukup berpengaruh bagi makhluk hidup khsusunya manusia dalam melakukan kegiatan sehari – hari. Maka, perlu penanganan atau cara menghadapi peristiwa hari tanpa bayangan khsuusnya di Indonesia. Penanganannya seperti
- Gunakan pelindung fisik. Seperti payung, kain penutup atas dan bawah.
- Memakai tabir surya dalam menghadapi paparan sinar ultraviolet pada peristiwa tersebut. Seperti sunscreen atau sunblock hal tersebut bertujuan agar kulit memiliki perlindungan lebih terhadap dampak buruk sinar ultraviolet,
- Perbanyak air putih serta cairan lainnya yang berguna mencegah risiko dehidrasi lebih tinggi.
Gambar 3. Aktivitas Penanganan di Hari Tanpa bayangan
Maka, peristiwa hari tanpa bayangan khsusunya di Indonesia sangat penting diperhatikan dalam kehidupan ini karena berpengaruh bagi manusia dalam beraktivitas sehari – hari. Maka, perlu pencegahan dalam menghadapi peristiwa tersebut supaya aktivitas di lingkungan sekitar dapat optimal dan dapat mencegah dari hal – hal yang tidak diinginkan.
REFERENSI:
[1] Priyatikanto, Rhorom. 2018. Hari Tanpa Bayangan. Pusat Sains Antariksa Lapan Press: Jakarta.
[2] BMKG. 2019. Hari Tanpa Bayangan di Indonesia. BMKG Press Release: Jakarta