HERMANN STAUDINGER : Bapak Kimia Polimer Dunia

Mungkin bagi sebagian mahasiswa kimia yang mempelajari kimia organik dan kimia polimer tidak asing dengan nama ilmuwan satu ini, Ia […]

Mungkin bagi sebagian mahasiswa kimia yang mempelajari kimia organik dan kimia polimer tidak asing dengan nama ilmuwan satu ini, Ia adalah Pionir berdirinya cabang ilmu kimia yang baru, yaitu Kimia Polimer. Ilmu ini mempelajari molekul molekul kompleks (polimer) yang tersusun dari unit berulang yang disebut monomer. Dengan menggabungkan dan menciptakan material yang berguna dengan memanipulasi struktur dan komposisi dari monomer untuk menghasilkan berbagai macam produk yang kita gunakan sehari hari, seperti plastik, komponen elektronik, perekat, coating, dan obat obatan.

blank
Herman Staudinger ilmuwan jerman. 1

Herman Staudinger, Lahir di worm, jerman 23 maret 1881 adalah ahli kimia jerman yang memenangkan nobel kimia pada tahun 1953 atas karyanya yang mendemonstrasikan keberadaan makromolekul (molekul besar) yang kemudian ia sebut polimer. Staudinger belajar kimia di Universitas Halle, Darmstad dan Universitas Ludwig miximilian. Ia menerima gelar Ph.D dari Universitas Halle pada tahun 1903.

Baca juga: Polimer Sintetik untuk Medis: Hidrogel Film Polietilena Oksida Termodifikasi Bahan Adiktif Untuk Aplikasi Pembalut Luka

Memulai karirnya sebagai dosen dibawah arahan profesor Thiele di universitas Strasbourg pada musim semi tahun 1907, dan pada tahun ini pula ia ditunjuk sebagai asisten profesor kimia organik di Technische Hochschule di Karlsruhe. Dikampus inilah staudinger banyak mengisolasi senyawa organik (termasuk aroma kopi sintetis) dan menemukan senyawa ketena, yang merupakan senyawa perantara (intermediate) untuk mensintesis penisilin dan amoksilin yang saat itu belum ditemukan.

Staudinger menikah dengan seorang botanis asal latvia yang juga merupakan co-worker dan co-authornya, Magda Woit. Tak hanya pintar sebagai peneliti, Staudinger juga merupakan guru yang hebat, dimana ia memiliki dua siswanya yang juga meraih penghargaan nobel  Leopold Ružička and Tadeus Reichstein. disamping menghasilkan banyak buku, staudinger juga menerbitkan banyak jurnal kimia mengenai ketena, oxoalil klorida, autoksidasi, senyawa diazo alifatik, insektisida, dan sintesis aroma kopi dan lada. Sejak 1920 ia telah menghasilkan sekitar 500 jurnal mengenai senyawa makromolekul 2.

HASIL PENELITIAN

Penelitiannya tentang polimer dimulai dengan mensintesis senyawa isoprena pada tahun 1910, yang merupakan monomer dari karet alam. Pada masa itu pemahaman ilmuwan kimia menganggap karet alam dan material polimer lainnya hanya terdiri dari molekul molekul yang tergabung bersama oleh valensi sekunder atau gaya lain. Lalu pada tahun 1922 staudinger bersama J. Fritschi mengusulkan bahwa polimer adalah molekul-molekul raksasa (makromolekul) yang terikat secara kovalen biasa, namun konsep tersebut banyak mendapat perlawanan dari otoritas dan kimiawan pada masa itu.

Sepanjang tahun 1920 penelitian-penelitian staudinger yang lainnya menunjukkan bahwa molekul molekul kecil membentuk rantai yang panjang, yang strukturnya seperti rantai yang terikat oleh interaksi kimia dan bukan dari agregasi secara fisik.

blank
Gambar  rantai dari penjepit kertas yang dianalogikan sebagai senyawa polimer yang terikat dari kepala ke ekor monomer (penjepit kertas)3

Staudinger menunjukkan bahwa molekul-molekul yang linier tersebut dapat dibuat dengan berbagai macam proses dimana ia dapat mempertahankan identitasnya sebagai senyawa polimer, bahkan setelah diberi perlakuan modifikasi secara kimia. Penjabaran staudinger mengenai sifat-sifat senyawa dengan berat molekul tinggi yang ia sebut makromolekul membuka jalan untuk lahirnya bidang kimia polimer 4. Reaksi staudinger merupakan hasil karya dari penelitiannya yang dinamai dengan namanya sendiri dimana suatu senyawa azida bereaksi dengan phophin atau phospit dan menghasilkan senyawa iminophosphorane R3P + R’N3 → R3P=NR’ + N2 5.

Kontribusi

Banyak hasil dari pekerjaan staudinger membentuk dasar dasar ilmu kimia polimer dan sangat banyak berkontribusi terhadap dunia industri plastik, elektronik, pakaian, dan industri obat obat obatan yang sekarang banyak menggunakan senyawa polimer sebagai bahan industrinya. Sepertinya sangat layak para ahli kimia menobatkan beliau sebagai bapak kimia polimer dunia yang awalnya di tentang dan dicemoohin oleh rekan ilmuwan yang lainnya sampai ia bisa membuktikan keberadaan senyawa polimer yang terikat oleh monomer berulang (repeating unit) secara kovalen. Pada tahun 1999 american chemical society dan  Gesellschaft Deutscher Chemiker mengabadikan pekerjaan dan hasil karya staudinger dalam international historic chemical landmark.

Referensi:

(1) The Editors of Encyclopaedia Britannica. Hermann Staudinger. https://​www.britannica.com​/​biography/​Hermann-​Staudinger.

(2) Nobel Prize.org. Hermann Staudinger Biographical. https://​www.nobelprize.org​/​prizes/​chemistry/​1953/​staudinger/​biographical/​.

(3) wikipedia. Hermann Staudinger. https://​en.m.wikipedia.org​/​wiki/​Hermann_​Staudinger.

(4) Staudinger, H. Viscosity investigations for the examination of the constitution of natural products of high molecular weight and of rubber and cellulose. Transactions of the Faraday Society 1933, 29, 18–32.

(5) Gololobov, Y. G.; Zhmurova, I. N.; Kasukhin, L. F. Sixty years of Staudinger reaction. Tetrahedron 1981, 37, 437–472.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *