Gempa bumi merupakan aktivitas seismik yang disebabkan oleh meletusnya gunung api maupun pergeseran lampeng bumi sehingga menyebabkan pergerakan di permukaan bumi. Beberapa pengamatan menunjukkan bahwa sebelum terjadi sebuah gempa beberapa hewan menunjukkan perilaku yang aneh. Seperti yang dilansir dalam website earthquake.usgs.gov, beberapa hewan seperti Tikus, Musang, Ular, Lipan, ikan, reptil dan serangga dilaporkan meninggalkan habitatnya beberapa hari sebelum gempa mengguncang area tersebut. Pada tahun 1975 di Haicheng, China, banyak orang menjumpai ular yang keluar dari sarangnya sebulan sebelum kota tersebut diguncang gempa (Gill,2011). Menurut Kirschvink dalam Bulletin of the Seismological Society of America tahun 2000 hewan memiliki kepekaan terhadap gempa bumi berdasarkan 4 hal diantaranya kemiringan tanah, perubahan kelembaban, arus listrik dan variasi medan magnet.
Salah satu hewan yang juga mampu memprediksi gempa bumi dan aktivitas seismik adalah Kodok. Bukti kodok (Bufo bufo) mampu memprediksi gempa dan aktivitas seismik didapat dari populasi kodok (Bufo bufo) yeng meninggalkan kawanannya 3 hari sebelum gempa mengguncang kota L’Aquila, Italia tahun 2009. Menurut Gamble dalam website Autralian Geographic, bukti tersebut didapat dari ahli biologi yang melakukan pengamatan pada koloni kodok (Bufo bufo) dari lokasi perkembangbiakanya sekitar 75 km dari pusat gempa. Menurut Dr. Rahel Grant, ahli biologi dari Open Univesity, 5 hari sebelum terjadi gempa bumi di L’Aquila, Italia, populasi kodok (Bufo bufo) jantan di koloni perkawinan turun hingga 96 % (Walker,2010).
Gempa mengguncang kota L’Aquila Italia tahun 2009 menewaskan sedikitnya 308 orang
Kemampuan prediksi kodok (Bufo bufo) terhadap gempa bumi ini berkaitan dengan sensitivitasnya terhadap perubahan yang terjadi pada air dimana kodok (Bufo bufo) tersebut hidup. Ketika tekanan terjadi pada lempeng tektonik bumi, lempeng bumi melepaskan partikel bermuatan ke permukaan bumi yang kemudian akan bereaksi dengan udara dan mengubah molekul udara menjadi udara bermuatan yang disebut dengan ion (Gill, 2011). Menurut Grant dan tim-nya dalam International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2011 ion tersebut akan bereaksi dengan air dan menghasilkan zat-zat iritan atau beracun. Zat beracun ini lah yang memicu koloni kodok (Bufo bufo) di L’Aquila meninggalkan area tersebut sebelum gempa terjadi.
Jadi, memelihara kodok di taman kita bisa menjadi opsi jika ingin memprediksi gempa dengan mudah.
Referensi:
- https://earthquake.usgs.gov/learn/topics/animal_eqs.php diakses pada 17 agustus 2017
- Gill, V. 2011. “How animals predict earthquakes”, http://www.bbc.co.uk/nature/15945014, diakses pada 17 agustus 2017
- Kirschvink, Joseph L. 2000. Earthquake Prediction by Animals: Evolution and Sensory Perception, Bulletin of the Seismological Society of America, vol 90 (2) : 312-323
- Gamble, Beau. 2011.” Do animals detect earthquakes?”, http://www.australiangeographic.com.au/topics/wildlife/2011/12/do-animals-detect-earthquakes. Diakses pada 17 agustus 2017
- Walker, Matt. 2010. “Toads can ‘predict earthquakes’ and seismic activity”, http://news.bbc.co.uk/earth/hi/earth_news/newsid_8593000/8593396.stm. Diakses pada 17 agustus 2017
- Grant, R. A., Halliday, T., Balderer, W.P., Leuenberger, F., Newcomer, M., Cyr, G., Freund, F.T. 2011. Ground Water Chemistry Changes before Major Earthquakes and Possible Effects on Animals, Int. J. Environ. Res. Public Health, Vol.2011 (8) : 1936-1956