Anjing merupakan binatang yang begitu akrab dengan pemiliknya, bahkan merupakan hewan peliharaan yang dianggap paling pintar. Salah satu cara anjing dalam menunjukkan keakrabanya adalah dengan menjilati pemiliknya. Pemilik anjing menganggap bahwa hal tersebut sangat menyenangkan karena dapat akrab dengan hewan peliharaanya. Namun tanpa disadari tindakan anjing dapat menjadi bumerang bagi tuannya sendiri.
“Mulut hewan termasuk diantaranya mulut anjing, menyimpan banyak sekali mikrobioma layaknya bakteri, virus, dan jamur”. tegas pakar kesehatan Neilanjan Nandi yang merupakan asisten profesor dari Drexel University College of Medicine, Philadelphia, Amerika Serikat. [1]
Salah satu korban yang menderita penyakit akibat jilatan anjing ialah Greg Manteufel (berusia 48 tahun, warga Amerika). Jilatan tersebut terjadi pada tanggal 26 Juni 2018 yang berakibat pada amputasi kedua kaki dan tangannya beberapa hari kemudian. Gejala pada Greg Manteufel dimulai dengan demam dan muntah seolah-olah terkena flu, diikuti waktu pagi dia meracau dan suhu badannya tinggi.
Greg Mantuefel menderita penyakit infeksi darah yang langka setelah bakteri berbahaya dari air liur anjing yang meresap ke aliran darahnya. Istrinya tidak tahu anjing yang mana yang membawa bakteri yang menyerang suaminya karena ada 8 anjing, besar kemungkinan bakteri tersebut berasal dari salah satu anjing yang menjilatinya.
“Hal ini disebabkan adanya serangan dari bakteri Capnocytophaga canimorsus dan itu terjadi begitu cepat dan sangat agresif”, terang Dr.Dawn, dokter yang menangani penyakit Greg [2]. Capnocytophaga canimorsus merupakan bakteri yang umumnya ditemukan pada anjing dan kucing. Pada anjing bakteri tersebut ada pada air liur, biasanya tidak berbahaya pada manusia tetapi pada kasus langka bakteri ini bisa meracuni dan menyebabkan kematian.
Capnocytophaga canimorsus menular dari jilatan anjing dan biasanya mengancam orang yang mengidap alkoholisme. Bakteri ini diperkirakan hidup di 3 dari 4 anjing sehat. Saat tubuh manusia sehat maka bakteri itu tidak terlalu bahaya, namun lain halnya bila kekebalan tubuh sedang bermasalah karena Capnocytophaga canimorsus dapat berakibat fatal seperti gangren (penyakit yang disebabkan matinya jaringan tubuh) dan amputasi[3].
Hasil menunjukkan bahwa titik darah terlihat seperti memar diseluruh tubuh Greg, khususnya pada bagian dada dan muka. Dokter menyuntikkan antibiotik untuk menghentikan infeksi, tetapi bakteri tersebut membuat aliran udara membeku dan menghalangi antibiotik pada kaki-tangan sehingga menyebabkan jaringan dan otot menjadi mati.
Penyuntikkan antibiotik selama penyembuhan Greg tidak berjalan efektif. Greg menjalani operasi untuk menghilangkan jaringan dan otot yang mati dari kaki tangannya, dokter memotong kedua kakinya dari lutut kebawah dan kemudian kedua tangannya. “Tidak ada pilihan lain”, tegas Dr.Dawn [2]. “ Kita tidak punya pilihan setidaknya tindakan ini lebih baik daripada bakteri menyerang organ lain pada tubuhnya.”
Kesimpulannya adalah bahwa setiap hewan memiliki potensi yang dapat menjadi jembatan untuk bakteri, virus, maupun jamur mengenai kita, mulailah belajar hidup sehat dan membatasi pergaulan dengan hewan-hewan yang dapat menimbulkan penyakit untuk kita.
Referensi
[1] Dokter Sehat. Jangan Sepelekan Jilatan Anjing. www/google.co.id/amp/s/doktersehat.com/jangan-sepelekan—jilatan-anjing-amp/. Diakses pada tanggal 14 Agustus 2018.
[2] Science Alert. Dog Saliva Caused This Man To Hae Is Legs and Hands amputated. https://www.sciencealert.com/dog-saliva-caused-this-man-to-have-to-have-is-legs-and-hands-amputated. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018.
[3] Jogja Tribunnews. Bakteri Ini Hidup di Mulut Kucing dan Anjing Berakibat Fatal bagi Manusia. http://www.google.co.id/amp/jogja.tribunnews.com/amp/2016/07/18/bakteri-ini-hidup-di-mulut-kucing-anjing-dapat-berakibat-fatal-bagi-manusia. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2018.