Bagaimana Cara Neurosains mengubah Mindset Manusia?

Neurosains mampu mengubah pola pemikiran manusia. Hal ini memicu pada  banyaknya pertanyaan yang muncul terkait proses dan peranan yang digunakan […]

blank

Neurosains mampu mengubah pola pemikiran manusia. Hal ini memicu pada  banyaknya pertanyaan yang muncul terkait proses dan peranan yang digunakan untuk mengubah pemikiran (mindset) manusia berbasis neurosains.  Untuk itu sangat penting untuk memahami terlebih dahulu pengertian Neurosains.

Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik dari sistem syaraf. Komunitas atau Perkumpulan Neurosains didirikan pada tahun 1969, namun pembelajaran mengenai otak sudah dilakukan sejak lama sekali. Beberapa hal yang dipelajari meliputi struktur, fungsi, sejarah evolusi, pengembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, komputasi neurosains dan patologi dari sistem syaraf. Secara tradisional, neurosains terlihat seperti cabang dari ilmu biologi. Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerjasama penelitian antar bidang ilmu dalam kerangka neurosains, seperti disiplin ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran1.

Sejarah Perkembangan Neurosains yaitu saat Neurology dimulai ketika Cajal (Santiago Ramón y Cajal), ilmuwan Spanyol (pemenang Nobel 1906) menemukan empat dasar teori tentang Neuron yaitu 2 :

  1. Sel saraf, sebagai unit sinyal dan blok pembentuk dasar otak disebut neuron. Neuron terdiri dari dendrite, badan sel dan axon. Dendrit adalah tunas dari badan sel yang menerima sinyal dari sel lain. Badan sel berupa selaput (membrane) yang berisi nucleus ( DNA).
blank
Ilustrasi Neurosains

2. Axon yang terbentuk garis panjang dari badan sel adalah elemen yang menyampaikan informasi dendrite sel lain melalui terminal axon.

3. Terminal axon menyampaikan informasi ke dendrit sel lain di sinepsi, yaitu celah antara axon dengan dendrite sel lain.

4. Sinapsis sebelum celah disebut presinaptik, dan sesudahnya disebut post sinaptik.

Neurosains adalah satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di dalam otak manusia. Neurosains juga mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran. Bagi teori Neurosains, sistem syaraf dan otak merupakan bagian sangat penting bagi proses pembelajaran manusia.

Neurosains dapat membuat hubungan antara proses kognitif yang terdapat di dalam otak dengan proses tingkah laku manusia yang akan dilakuakan secara fisik. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap perintah yang diproses oleh otak akan mengaktifkan daerah-daerah penting otak3.

Studi tentang otak menjadi landasan dalam pemahaman tentang bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan khususnya apa yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang lain 4.

blank
Ilustrasi Pikiran dalam Otak

Mindset atau pemikiran dapat diubah dengan proses neurosains yakni dengan cara terapi kognitif melalui kesadaran dan pemikiran yang positif agar tercipta mindset yang positif, seperti contohnya adalah merubah mindset tentang matematika. Terdapat mindset bahwa jago matematika hanya untuk orang terpilih saja, ada orang berbakat dalam bidang matematika dan ada yang tidak berbakat dalam matematika. Padahal faktanya adalah kita semua berbakat dalam matematika.

Baca juga: Kita Semua Berbakat dalam Matematika, Penelitian Ilmu Syaraf Membuktikannya

Berpikir bukan hanya tentang mental, namun juga peristiwa  kimia dalam otak. Adanya terapi kognitif akan perilaku manusia adalah membantu untuk mengubah kebiasaan pikiran-pikiran buruk yang otomatis terakumulasi dalam rutinitas sehari-hari manusia6.

Misalnya, ketika dihadapkan pada nilai ujian yang buruk, daripada menyesalinya dengan berbagai pemikiran dan mindset yang tidak baik dan berlebihan, mengapa tidak terapi dengan neurosains yaitu berpikir tentang usaha untuk melakukan yang terbaik sehingga akan menghasilkan hasil yang diharapkan. Semua bermula pada pola pikiran yang disetting dengan baik, berpikir yang postif dan solusi yang tepat 6.

Artikel diatas telah menggambarkan bagamana neurosains mampu berperan dalam mengubah mindset dan perilaku yang ada.

Mari biasakan untuk memulai Terapi Pemikiran Kognitif Sebagai Teori Neurosains Dalam Mengelola Pemikiran (mindset) Ke Arah yang Positif.

 

Referensi:

  1. Harun, Jamaluddin. 2003. Teori Pembelajaran serta Kesannya dalam Reka bentuk Aplikasi Multimedia Pendidikan, (Online), (b.domaindlx.com/infodata/pdf/mdp.pdf) (diakses 10 Januari 2018)
  2. Michael Atherton (athe0007@umn.edu) & Read M. Diket (diketwcc@netdoor.com), “Applying the Neurosciences to Educational Research: Can Cognitive Neuroscience Bridge the Gap? Part I & Part II”.pdf (diakses 10 Januari 2018)
  3. Schneider, Harry D. 2011. Neuroscience. (online). (http://www.harrydschneidermd.com/html/neuroscience.html (diakses 10 Januari 2018)
  4. Butler, et al, 2006: Kalodner,2007.pdf (diakses 10 Januari 2018)
  5. Jodi Tommerdahl, “A model for bridging the gap between neuroscience and education”, Oxford Review of Education No 1, Vol. 36 Februari 2010.pdf (diakses 10 Januari 2018)
  6. Kandel, ER, Schwartz JH and Jessell TM, 2000, Principles of Neural Science (4th ed. ed.). New York: McGraw-Hill (diakses 10 Januari 2018)

3 komentar untuk “Bagaimana Cara Neurosains mengubah Mindset Manusia?”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *