Nitrosamine adalah suatu zat yang terbentuk dari reaksi antara nitrat atau nitrit dengan beberapa tipe amina. Nitrosamin terdapat pada makanan dan produk sehari-hari kita seperti daging olahan, ikan asin, minuman beralkohol, kosmetik, dan asap rokok. Nitrosamin bersifat karsinogenik dan dapat menghasilkan kanker pada beberapa organ tubuh seperti paru-paru, otak, kandung kemih, hati, ginjal, lambung, kerongkongan, serta sinus hidung.
Laporan akan adanya potensi karsinogenik terjadi pada tahun 1957 pada peternakan Bulu di Norwegia. Hewan-hewan yang memakan makanan yang mengandung olahan ikan mendadak mengalami pembengkakan hati. Studi lanjutan dilakukan pada tahun 1970 dimana hewan ternak di Norwegia diberi makan berupa ikan yang diberi nitrit. Alhasil terdapat beberapa kematian pada hewan tersebut dan ditemukan ada sekitar 100 ppm dimethylnitrosamine pada tubuh hewan ternak tersebut.
Jalur Paparan
Jalur paparan dari nitrosamine sangat mudah. Secara tidak sadar, kita mengonsumsi banyak nitrosamine dalam tubuh melalui oral. Makanan yang mengalami proses pengawetan seperti daging, jamur, ikan asap, beberapa jenis keju, dan asap rokok mengandung nitrosamin. Penelitian menunjukkan rerata tiap individu mengonsumsi 0,1 mg nitrosamin tiap hari.
Udara perkotaan yang padat dan mengandung polusi yang tinggi juga mengandung nitrosamin. Bahkan nitrosamin sendiri bisa terbentuk di perut dan mulut jika mulut dan perut kita mengandung prekursor nitrosamin dan bereaksi dengan nitrit atau nitrat yang masuk bersamaan dengan makanan kita. Terlebih pada perokok. Rerata perokok menghirup nitrosamine sebanyak 17 mg perhari.
Toksikokinetik dan Mekanismenya
Toksisitas Nitrosamin berbanding lurus dengan seberapa panjang rantai karbon substituennya. Semakin panjang rantainya, semakin tinggi LD50 nya. Beberapa substituennya juga memiliki sifat karsinogenisitas yang berbeda. Senyawa dimetil dan dietil menyebabkan tumor hati sedangkan senyawa dibutil menyebabkan tumor kandung kemih.
Pada dasarnya, nitrosamin tidak langsung memberikan efek karsinogenik. Ia membutuhkan bioaktivasi. Setelah senyawa ini mengalami aktivasi, ia akan mengalami biotransformasi secara enzimatis menjadi ion karbonium. Senyawa tersebut mengalami proses hidroksilasi lalu bagian hidroksialkil tereliminasi menjadi aldehida dan nitrosamine primer terbentuk. Namun senyawa ini tidak stabil dan mengalami tautomerasi menjadi ion karbonium. Ion karbonium itu sendiri mudah mengalkilasi makromolekul sel terdekat sehingga menjadi mutagenesis. Hal ini yang akhirnya menjadi bibit kanker.
Cara Pencegahan
Pada dasarnya nitrosamine ada pada makanan yang kita konsumsi tiap hari, jadi kita tidak dapat menghindari sepenuhnya akan paparan nitrosamine. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mencegah agar kita tak terlalu banyak mengonsumsi nitrosamine. Berikut adalah cara-cara mencegah potensi kanker akibat nitrosamine:
- Mengonsumsi Vitamin E dan Selenium
Vitamin E dan Selenium sendiri secara klinis dapat mencegah reaksi nitrat/nitrit dengan amina sehingga mengonsumsi Vitamin E dan Selenium dalam jumlah cukup dapat mencegah terbentuknya sel kanker akibat nitrosamine.
2. Mengonsumsi Vitamin C
Vitamin C sendiri dapat memperkuat imunitas tubuh serta antioksidan alami bagi tubuh. Penelitian terbaru juga mengungkapkan bahwa Vitamin C dengan dosis yang cukup dapat mencegah pembentukan nitrosamine.
3. Banyak mengonsumsi Sayur dan Buah
Nitrosamine sendiri banyak terdapat dalam dalam makanan olahan atau non olahan seperti daging, ikan, dan sebagainya. Maka dari itu mengonsumsi sayur dan buah dan mengurangi konsumsi makanan olahan dapat membantu mengurangi potensi sel kanker akibat nitrosamine.
4. Tidak mengonsumsi Alkohol dan Rokok
90% dari kanker paru-paru pada manusia adalah akibat dari rokok. Disamping itu, konsumsi alkohol juga dapat membuat kadar nitrosamine menumpuk dalam tubuh. Mengurangi konsumsi dua hal tersebut dan merubah pola hidup kearah yang lebih sehat dapat membantu kita mencegah potensi kanker akibat nitrosamine.
Referensi:
Crews, C. (2014) ‘Processing Contaminants: N-Nitrosamines’, Encyclopedia of Food Safety, 2, pp. 409–415. doi: 10.1016/B978-0-12-378612-8.00217-1.
Information, B., Routes, E. and Toxicity, S. (2005) ‘Nitrosamines’, pp. 249–250.
Robles, H. (2014) ‘Nitrosamines’, Encyclopedia of Toxicology: Third Edition, 3, pp. 584–585. doi: 10.1016/B978-0-12-386454-3.00523-6.
Mantap artikelnya