Berkenalan dengan Peraih Nobel Kategori Sains (Bidang Fisika) Pertama di Asia

Sejak hadiah nobel dianugerahkan pertama kalinya pada tahun 1901[1], orang Asia baru pertama kali meraih nobel sains pada tahun 1930 […]

blank

Sejak hadiah nobel dianugerahkan pertama kalinya pada tahun 1901[1], orang Asia baru pertama kali meraih nobel sains pada tahun 1930 (29 tahun setelahnya). Dan yang cukup mengesankan, orang Asia tersebut hanya menerima penghargaan nobel tersebut seorang diri[2].

Adalah C. V. Raman (nama lengkapnya Sir Chandrasekhara Venkata Raman), orang berkebangsaan India yang memperoleh hadiah nobel sains pertama kali di Asia (bidang Fisika). Selain pertama kali di Asia, Raman juga orang non-kulit putih pertama yang meraih nobel di bidang sains[3].

blank
C. V. Raman, Peraih Nobel Sains (Bidang Fisika) Pertama di Asia

Penemuan terpentingnya dipublikasikan pada makalah ilmiah berjudul “A New Radiation” pada tahun 1928[4]. Saat ini, ilmuwan mengenal radiasi baru tersebut sebagai hamburan Raman (Raman Scattering) atau efek Raman (Raman Effect).

Temuan tersebut sangat penting karena mampu membuktikan sifat kuantum dari cahaya. Aplikasi dari penemuan tersebut sangatlah luas, salah satunya yang terpenting adalah Raman Spectroscopy. Adapun aplikasi lainnya adalah Raman lidar, Stimulated Raman transition, Raman amplification, dll.

Raman Spectroscopy digunakan untuk mendeteksi dan menggolongkan komposisi kimia dari sampel berfase apapun (padatan, cairan, gas) dengan cara yang tidak merusak (non-destructive) [5].

Berkat penemuannya yang sangat penting tersebut, pada tahun 1998 Efek Raman juga ditetapkan sebagai National Historic Chemical Landmark oleh American Chemical Society (ACS). Penghargaan tersebut adalah penghargaan bergengsi yang diberikan setiap tahunnya oleh ACS dalam rangka merayakan “Chemists and Chemistry that Transformed Our Lives” dan memenuhi visi mereka yakni “Improving people’s kive througt the transforming power of chemistry“[6].

Kembali ke hadiah nobel, hal yang menarik dari Raman adalah beliau sangat yakin bahwa temuannya mampu meraih hadiah nobel.

Pada tahun 1930, Raman bahkan telah membeli tiket pada bulan Juli untuk pergi Swedia dengan harapan dipanggil sebagai penerima nobel. Padahal hadiah nobel baru diumumkan pada bulan November. Dalam penantiannya tersebut, setiap harinya Raman membaca koran, mencari informasi tentang pemenang nobel dan membuang koran tersebut apabila tidak ada info tentang peraih nobel[7]. Dan ternyata harapannya tercapai, pada bulan November komite nobel mengumumkan bahwa dirinyalah sebagai peraih tunggal hadiah nobel[2].

Dikarenakan begitu besar dan pentingnya peran Raman dalam dunia ilmu pengetahuan. Setiap tanggal 28 Februari, India merayakan Hari Sains Nasional. Tanggal 28 Februari tersebut adalah hari disaat Raman pertama kalinya mengamati “A new radiation“.

Bagaimana dengan negeri kita tercinta, Indonesia?

Orang Indonesia hingga sampai artikel ini dibuat masih belum ada yang meraih hadiah nobel[8].

Melalui Warung Sains Teknologi, penulis berharap bahwa website dan sosial media warstek dapat menginspirasi pemuda dan pemudi Indonesia untuk sungguh-sungguh dalam mendalami Sains dan Teknologi. Tujuannya tentu agar bisa berkarya untuk kesejahteraan bangsa dan dunia. Silahkan follow akun instagram (link), fanspage facebook (link), line official (link), telegram (link), dan YouTube Wastek (link).

Namun, janganlah menjadikan hadiah nobel sebagai tujuan. Yang harus menjadi tujuan kita adalah berkarya yang bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya dan seluas-luasnya kepada umat manusia. Setelah manfaat itu dirasakan, maka berbagai penghargaan akan datang sebagai bonus, termasuk juga hadiah nobel.

Baca juga: [Press Release] Peraih Nobel Kedokteran atau Fisiologi Tahun 2017

Daftar Pustaka:

[1] BBC News. “Which country has the best brains?“. Diakses pada 29 Maret 2018.

[2] Nobel Prize. The Nobel Prize in Physics 1930. Diakses pada 29 Maret 2018.

[3] Nobel Prize. The Nobel Prize in Physics. Diakses pada 29 Maret 2018.

[4] Raman, C.V., 1928. A new radiation. Indian Association for the Cultivation of Science.

[5] Horiba Scientific. What are the most common applications of Raman spectroscopy?. Diakses pada 29 Maret 2018.

[6] American Chemical Society. National Historic Chemical Landmarks . Diakses pada 29 Maret 2018.

[7] Venkataraman, G. 1995. Raman and His Effect, Orient Blackswan, p. 50, ISBN 9788173710087

[8] Wikipedia. List of Nobel laureates by country. Diakses pada 29 Maret 2018.

1 komentar untuk “Berkenalan dengan Peraih Nobel Kategori Sains (Bidang Fisika) Pertama di Asia”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *