Flu memang sering dianggap penyakit ringan. Tapi bagi banyak orang, efeknya bisa bertahan lama: tubuh masih lemas, batuk tak kunjung reda, bahkan nafsu makan belum kembali normal meski demam sudah hilang. Pertanyaannya — apa yang bisa mempercepat pemulihan secara alami dan efektif setelah flu?
Jawabannya: nutrisi yang tepat.
Dalam konteks farmasi klinis, pemulihan setelah flu adalah masa penting yang sering diabaikan. Padahal, saat itulah tubuh perlu “bahan bakar” untuk meregenerasi sel, memperkuat sistem imun, dan mencegah infeksi sekunder. Berikut ini adalah 7 jenis nutrisi yang wajib dikonsumsi setelah flu, lengkap dengan penjelasan ilmiah dan panduan dari perspektif kefarmasian. Untuk artikel lainnya yang berkaitan dengan farmasi, Anda dapat mengunjungi tautan pafitangerangkota.org.
- 1. Vitamin C: Sang Legenda Imunitas
- 2. Zinc: Mineral Kecil, Efek Besar
- 3. Protein Berkualitas untuk Perbaikan Sel
- 4. Vitamin D: Anti-inflamasi Alami
- 5. Probiotik: Pulihkan Keseimbangan Usus dan Imun
- 6. Antioksidan Alami: Lawan Radikal Bebas
- 7. Cairan Elektrolit: Hidrasi Total untuk Detoks Alami
- Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Pasca Flu
- Peran Farmasis dalam Pemulihan Pasca Flu
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
1. Vitamin C: Sang Legenda Imunitas
Vitamin C adalah antioksidan kuat yang membantu:
- Regenerasi jaringan
- Aktivasi limfosit dan fagosit
- Penurunan durasi dan keparahan gejala sisa flu
Menurut Hemilä (2017), konsumsi vitamin C 500–1000 mg/hari dapat membantu pemulihan dari infeksi saluran napas atas. Sumber alaminya: jeruk, kiwi, stroberi, dan paprika merah.
Catatan farmasi: Suplemen vitamin C bisa diberikan dalam bentuk tablet kunyah atau effervescent. Hindari dosis >2000 mg/hari untuk mencegah gangguan lambung.
2. Zinc: Mineral Kecil, Efek Besar
Zinc berperan dalam perbaikan mukosa hidung dan tenggorokan serta fungsi imun seluler. Defisiensi zinc dikaitkan dengan pemulihan yang lebih lambat dan peningkatan risiko infeksi sekunder.
Studi oleh Singh & Das (2013) menunjukkan bahwa konsumsi zinc dalam 24 jam pertama gejala flu mempercepat pemulihan. Setelah gejala mereda, dosis 15–30 mg/hari selama 1 minggu pasca sakit sangat dianjurkan.
Sumber zinc: tiram, daging sapi, biji labu, suplemen.
Catatan farmasi: Zinc sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan antibiotik tetrasiklin atau kuinolon, karena bisa menurunkan efektivitas obat.
3. Protein Berkualitas untuk Perbaikan Sel
Setelah flu, tubuh mengalami peningkatan kebutuhan protein untuk:
- Memperbaiki sel rusak akibat peradangan
- Memproduksi antibodi baru
- Menjaga massa otot yang mungkin turun saat sakit
Sumber terbaik: telur, dada ayam, tempe, kacang-kacangan, Greek yogurt.
Tips farmasis: Pasien dengan mual ringan bisa diberikan suplemen protein cair dalam bentuk ready-to-drink yang mudah dicerna.
4. Vitamin D: Anti-inflamasi Alami
Vitamin D tidak hanya untuk tulang, tetapi juga penting dalam regulasi sistem imun adaptif. Menurut Martineau et al. (2017), pasien dengan kadar vitamin D rendah cenderung mengalami infeksi dan pemulihan lebih lama.
Dosis pemulihan: 800–2000 IU/hari secara oral selama 1–2 minggu pasca flu.
Sumber alami: sinar matahari pagi, kuning telur, minyak ikan.
Catatan farmasi: Perlu monitoring bila pasien juga mengonsumsi suplemen kalsium atau obat osteoporosis.
5. Probiotik: Pulihkan Keseimbangan Usus dan Imun
Flu dapat mengganggu keseimbangan flora usus, terutama jika pasien sempat minum antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Probiotik membantu:
- Mengurangi gejala gastrointestinal
- Menstimulasi produksi IgA dan sel T helper
Menurut West et al. (2014), probiotik menurunkan durasi penyakit pernapasan atas dan mempercepat pemulihan.
Sumber alami: yoghurt aktif, kefir, tempe, kimchi.
Tips farmasis: Suplemen probiotik sebaiknya dipilih yang mengandung minimal 10⁹ CFU dengan strain terbukti seperti Lactobacillus rhamnosus atau Bifidobacterium lactis.
6. Antioksidan Alami: Lawan Radikal Bebas
Selama flu, tubuh memproduksi radikal bebas akibat proses inflamasi. Antioksidan membantu membersihkan “sisa pertempuran” ini agar tubuh pulih optimal.
Kombinasi antioksidan penting:
- Vitamin A & E
- Selenium
- Beta-karoten dan polifenol dari buah dan sayur
Sumber terbaik: wortel, bayam, tomat, buah beri, kacang almond.
Catatan farmasi: Hati-hati pada pasien yang juga menggunakan retinoid topikal atau oral — hindari suplementasi vitamin A dosis tinggi secara bersamaan.
7. Cairan Elektrolit: Hidrasi Total untuk Detoks Alami
Selama flu, banyak cairan hilang melalui demam, keringat, dan napas cepat. Setelah flu, hidrasi penting untuk:
- Menjaga volume darah dan transport nutrisi
- Menormalkan suhu tubuh
- Mempercepat eliminasi sisa metabolisme obat
Minuman terbaik:
- Air putih
- Kuah kaldu ayam (mengandung elektrolit alami dan asam amino)
- Minuman elektrolit rendah gula
Catatan farmasi: Hindari minuman energi atau isotonik komersial dengan kadar kafein tinggi.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Pasca Flu
- Langsung kembali ke aktivitas berat
- Konsumsi junk food karena merasa sudah sembuh
- Menghentikan suplemen imun terlalu dini
- Kurang istirahat dan tidur
Semua ini bisa memperpanjang masa pemulihan atau memicu infeksi ulang.
Peran Farmasis dalam Pemulihan Pasca Flu
Dalam praktiknya, apoteker berperan strategis untuk:
- Memberikan edukasi suplemen dan dosis optimal
- Memastikan tidak ada interaksi nutrisi-obat
- Menyediakan produk nutrisi farmasi siap pakai, seperti multivitamin, probiotik, dan minuman elektrolit
Studi kasus:
Seorang pasien flu yang baru sembuh tetap merasa lemas. Setelah evaluasi, apoteker menyarankan:
- Suplemen multivitamin dengan C, D, dan zinc
- Probiotik 1x sehari
- Protein cair tiap pagi
Dalam 3 hari, kondisi pasien membaik tanpa perlu obat tambahan. Ini menunjukkan pentingnya pendekatan farmasi nutrisi dalam fase pemulihan.
Kesimpulan
Flu memang bisa sembuh sendiri, tapi pemulihan yang tidak optimal bisa meninggalkan kelelahan, penurunan imun, dan potensi kambuh. Itulah mengapa nutrisi berperan vital dalam fase ini.
7 nutrisi yang wajib dikonsumsi setelah flu:
- Vitamin C
- Zinc
- Protein berkualitas
- Vitamin D
- Probiotik
- Antioksidan
- Cairan dan elektrolit
Farmasis berperan penting dalam memberikan informasi yang tepat mengenai suplemen, makanan yang dianjurkan, serta potensi interaksi. Jangan sembuh setengah-setengah — bantu tubuhmu pulih total dengan nutrisi yang tepat dan edukasi dari profesional kesehatan!
Daftar Pustaka
- Hemilä, H. (2017). Vitamin C and infections. Nutrients, 9(4), 339. https://doi.org/10.3390/nu9040339
- Singh, M., & Das, R. R. (2013). Zinc for the common cold. Cochrane Database of Systematic Reviews, 6, CD001364.
- Martineau, A. R., et al. (2017). Vitamin D supplementation to prevent acute respiratory infections. BMJ, 356, i6583. https://doi.org/10.1136/bmj.i6583
- West, N. P., et al. (2014). Probiotic supplementation for respiratory and gastrointestinal illnesses in athletes. Clinical Nutrition, 33(4), 581–587.
- Boullata, J. I., & Armenti, V. T. (2015). Handbook of Drug-Nutrient Interactions. Springer.

