Misteri Panda Cokelat-Putih: Penemuan Genetika di Balik Warna Bulu yang Langka

Temui Qizai, panda yang sangat ramah juga sangat misterius. Panda raksasa ini merupakan salah satu dari tujuh anggota spesies panda berwarna cokelat dan putih yang pernah dilaporkan, dan satu-satunya yang ada dalam penangkaran.

blank

Yuk kenalan dulu dengan Qizai, panda yang sangat ramah juga sangat misterius. Panda raksasa ini merupakan salah satu dari tujuh anggota spesies panda berwarna cokelat dan putih yang pernah dilaporkan, dan satu-satunya yang ada dalam penangkaran. Alasan warna bulunya yang tidak biasa ini telah lama membuat ilmuwan bingung—namun, dengan bantuan genetika, misteri itu sekarang tampaknya terpecahkan.

panda
Qizai, panda raksasa berwarna cokelat

Sebuah tim peneliti melakukan penyelidikan intensif untuk memahami apakah ada perbedaan genetik yang mendasari warna bulu cokelat pada panda. Mereka mempelajari genom dari 35 panda raksasa, termasuk Qizai dan panda cokelat lainnya, serta panda hitam dan putih biasa.

Peta
Distribusi geografis panda cokelat yang tercatat di Pegunungan Qinling, Provinsi Shaanxi. Jumlah titik solid melambangkan jumlah panda cokelat yang tercatat di kabupaten tersebut, yang berwarna merah adalah yang tercatat dengan entitas atau gambar, sedangkan yang berwarna putih adalah catatan lisan.

Hasilnya, tim berhasil mengidentifikasi satu gen kunci yang diyakini terlibat dalam warna bulu yang tidak biasa ini: Bace2. Gen ini mengontrol produksi enzim yang berperan dalam pembentukan pigmen pada hewan, seperti melanin yang menentukan warna kulit dan bulu.

Pentingnya, panda cokelat ditemukan memiliki dua salinan identik dari varian tertentu dari gen Bace2 yang hilang 25 pasangan basa. Ini memberikan petunjuk penting bahwa perbedaan genetik ini mungkin bertanggung jawab atas warna bulu yang langka.

Untuk memverifikasi temuan mereka, para peneliti juga memeriksa DNA dari panda lainnya, baik hitam dan putih. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada panda lain yang memiliki varian gen Bace2 yang sama seperti panda cokelat. Lebih lanjut lagi, ketika para peneliti mencoba menghasilkan tikus dengan mutasi serupa menggunakan teknologi CRISPR-Cas9, tikus tersebut juga memiliki bulu yang lebih terang.

tikus percobaan
Tikus pada fase anagen
tikus percobaan
Tikus pada fase telogen
tikus percobaan
Tikus pada fase telogen

Namun, pertanyaan utama yang masih harus dijawab adalah bagaimana mutasi pada gen Bace2 menyebabkan warna bulu yang berbeda pada panda. Peneliti menyimpulkan bahwa mutasi ini mungkin mempengaruhi struktur dalam sel yang disebut melanosom, yang bertanggung jawab untuk produksi pigmen. Hal ini mengarah pada hipotesis bahwa perubahan pada melanosom mungkin menjadi kunci untuk memahami perbedaan warna bulu pada panda.

Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, penemuan ini merupakan langkah awal yang signifikan dalam memecahkan teka-teki panda cokelat. Dengan lebih memahami genetika yang mendasari warna bulu mereka, kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang evolusi dan keragaman spesies ini.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal PNAS.

Referensi

Dengfeng Guan, Shuyan Sun, Lingyun Song, Pengpeng Zhao, Yonggang Nie, Xin Huang, Wenliang Zhou, Li Yan, Yinghu Lei, Yibo Hu, and Fuwen Wei. Taking a color photo: A homozygous 25-bp deletion in Bace2 may cause brown-and-white coat color in giant pandas. PNAS, 2024; 121 (11) DOI: doi/10.1073/pnas.2317430121

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.