Membahas kepedulian lingkungan kerap menggali rasa bersalah dalam diri kita sebagai manusia, satu-satunya penyumbang sampah anorganik (plastik, berbagai jenis produk habis pakai) ke ekosistem makhluk hidup lainnya. Menjadi bagian hidup dalam siklus rantai produksi, distribusi dan konsumsi menjadikan manusia agaknya sulit terlepas dari ‘dosa’ yang bernama sampah. Termasuk sampah yang berasal dari penggunaan perawatan kulit (skin care). Setidaknya setiap satu bulan, ada sampah bekas skin care yang akan terbuang ke lingkungan (botol face cleanser, kertas face mask, cotton bud). Mengkoleksi sampah bekas pakai skin care sudah tentu menjadi pekerjaan rumah tersendiri di luar jenis sampah rumah tangga lainnya.
Namun, tahukah sahabat warstek? Ketika menjaga kesehatan dan kecantikan kulit adalah prioritas kebutuhan kita, keberlanjutan lingkungan tidak perlu menjadi hal yang harus dikorbankan. Kini, ada beberapa pilihan menggunakan skin care yang tetap berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Setidaknya, sahabat warstek bisa lebih mengambil peran untuk bertanggungjawab kepada diri sendiri, lingkungan dan sesama.
Minimalis dalam Perawatan Kulit (Skin Care)
Semakin sederhana penggunaan skin care rutin yang dipakai, semakin direkomendasikan. Terlebih lagi, kini banyak produk yang menawarkan berbagai bahan aktif (active ingredients) dengan efeknya yang menggoda bagi kecemerlangan kulit, tentu menimbulkan kebingungan. Menurut ahli kecantikan yang telah banyak menulis di berbagai majalah beauty and fashion, Michelle Villett, merekomendasikan jenis skin care yang bisa seseorang gunakan dalam keseharian. Skin care yang direkomendasikan untuk perawatan kulit terbagi antara lain: pembersih wajah (cleanser) dan/ atau make up remover, eksfoliasi (exfoliator), serum, pelembab wajah (moisturizer/ eye cream) dan sun screen.
Perawatan Kulit (Skin Care) Alami/ Organik
Bahan organik dalam produk harian, agaknya bukan lagi hal baru. Istilah natural, biasanya cenderung memiliki arti bahan yang mengandung bahan dari alam/ tanaman (plant-based). Biasanya juga, istilah ‘produk yang bersih’ berarti produk tersebut bebas dari kandungan paraben, sulfat, phthalates, dan lainnya. Keunggulan skin care organik antara lain: tidak memerlukan uji menggunakan hewan uji yang artinya tidak perlu limbah tambahan dari hewan uji yang mati, karena bahan yang digunakan terjamin keamanannya; tidak perlu khawatir ada pembuangan limbah yang berbahaya ke lingkungan, karena bahan yang digunakan tidak beracun (non-toxic); dan tentunya lebih ramah kepada ekologi sekitar.
Mengirim Bekas Wadah Perawatan Kulit (Skin Care) ke Perusahaan Jasa Pengelolaan Sampah
Mungkin beberapa dari sahabat warstek belum siap untuk transisi ke bahan organik. Mungkin ada juga yang baru akan berpindah ke produk kosmetik yang lebih bertanggung jawab, tetapi masih menyimpan atau akan membuang sisa wadah produk skin care? Nah, di Indonesia ada beberapa start-up yang peduli dengan sampah kita lho. Salah satunya waste4change. Perusahaan jasa yang menawarkan layanan pengelolaan sampah, termasuk bagi konsumen produk kosmetik/ skin care yang mungkin tidak bisa kita kelola sendiri, sehingga mengirimkan kepada pihak yang mampu mengelolanya akan menjadi pilihan bijak. Bagaimana caranya? Sahabat warstek hanya perlu mengunjungi website resmi waste4change, lalu mengikuti tahapan sebelum pengiriman sisa wadah kosmetik/ skin care dilakukan dan tata cara pengirimannya. Tips tahapan pengelolaan wadah bekas sebelum dikirim, dapat sahabat warstek simak dari seorang beauty guru, Affi Assegaf, tentunya untuk membantu pengelolaan lebih lanjut di tempat tujuannya nanti.
Voila, sahabat warstek baru saja memulai kontribusi untuk bertanggungjawab dengan sampah yang dihasilkan oleh kita sendiri. Bagaimana sahabat warstek? Apakah masih terasa berat untuk mengaplikasikan keseimbangan perawatan kulit dengan lingkungan? Semoga bisa segera memulai ya.
Referensi:
[1]. O’reilly, Samantha. 2019. Are Organic Skin Care Products Better For The Environment?. https://cmjump.com.au/2019/08/26/are-organic-skin-care-products-better-for-the-environment/ diakses pada 21 Oktober 2020
[2]. Villett, Michelle. 2019. How to Build a Minimalist Skincare Routine with Just 5 Essential Products (or Fewer!). https://theskincareedit.com/2018/10/18/minimalist-skincare-routine diakses pada 26 Oktober 2020
[3]. Wischhover, Cheryl. 2018. The “Natural” beauty industry is on the rise because we’re scared of chemicals. https://www.vox.com/the-goods/2018/9/18/17866150/natural-clean-beauty-products-feinstein-cosmetics-bill-fda diakses pada 22 Oktober 2020
Pembelajar | Penikmat kopi | DIII Teknik Kimia Undip Alumni | Semarang | @nailulizzaaah