Perkembangan teknologi robotika, telah banyak diilhami dari bentuk-bentuk yang dimiliki oleh hewan. Sifat alami yang dimiliki oleh hewan menjadi ciri tersendiri untuk dipelajari. Terutama bagaimana hewan dapat melakukan hal-hal yang luar biasa seperti berjalan, terbang, hingga masuk ke celah-celah kecil yang sulit untuk dilakukan oleh manusia.
Tim ilmuwan dari Department of Integrative Biology, Universitas California Berkeley, berkolaborasi juga dengan Universitas Harvard dan Universitas Pennsylvania, melakukan penelitian robotika yang terinspirasi dari bentuk tubuh kecoak. Penelitian tersebut kemudian mereka publikasikan di jurnal PNAS dengan judul, “Cockroaches traverse crevices, crawl rapidly in confined spaces, and inspire a soft, legged robot“[1][2].
Kecoak, lipas, atau coro adalah serangga (kelas Insecta) dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 famili. Kecoak yang biasa kita temui di dapur, kamar mandi, dan tempat-tempat menjijikkan lainnya hanyalah 1 diantara ribuan jenis kecoak tersebut, yakni kecoak dengan nama latin Periplaneta americana atau kecoak Amerika. Bentuk tubuh kecoak sulit untuk dihancurkan sekalipun dengan bom nuklir, oleh karena inilah, tubuh kecoak menjadi inspirasi dalam penelitian robot yang mereka lakukan[3].
Baca juga: Berkenalan dengan Spesies Kecoak yang Elok nan Rupawan (warstek.com)

Sifat-sifat terpenting dari kecoak adalah hewan ini dapat masuk ke sebuah celah yang hanya seukuran sepersepuluh inci (beberapa milimeter). Selain itu, kecoak juga dapat berlari dengan cepat pada sebuah ruangan yang dimampatkan hingga setengah dari tinggi tubuhnya. Para ilmuwan tersebut juga menemukan bahwa kecoak dapat menahan gaya tekanan yang diberikan terhadap tubuhnya hingga 900x dari berat badannya tanpa mencederai kecoak[4].
Robot kecoak tersebut disesain berupa purwarupa sederhana seukuran telapak tangan tanpa menggunakan sistem komputer dan program canggih sebagai kontrol. Sebelum robot kecoak tersebut dibuat mereka terlebih dahulu mempelajari bagaimana hewan berjalan, berlari, melompat, meluncur, merangkak, guna mempelajari sifat dasar dari sistem biomekanik yang menjadi dasar hewan bergerak di lab Poly-PEDAL khusus penelitian sifat-sifat dasar hewan[4][5][6].
Pada akhirnya penelitian robot ini dimasa mendatang akan digunakan untuk berbagai misi penyelamatan pada berbagai bencana yang diakibatkan oleh banjir, gempa bumi, dll. Salah satu yang menjadi sorotan topik penelitian ini adalah sebagai robot misi penyelamatan pada gempa bumi, dimana robot kecoak tersebut dapat dengan mudah menyelip masuk reruntuhan bangunan dan juga dapat dengan mudah menuju lokasi-lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau oleh manusia dan juga termasuk robot-robot canggih lainnya. Robot kecoak tersebut akan digunakan sebagai monitoring kondisi dan juga sebagai robot misi pencarian korban-korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Referensi:
- Yirka, Bob. 2018. “Teaching robots to climb walls by mimicking the cockroach headbutt“. TechXplore, 14 Februari 2018 (https://techxplore.com/news/2018-02-robots-climb-walls-mimicking-cockroach.html) diakses pada tanggal 1 April 2018
- Wikipedia Indonesia, Kecoa (https://id.wikipedia.org/wiki/Kecoa)
- Sanders, Robert. 2016. “Csockroach inspires robot that squeezes through cracks“. Berkeley News, 8 Februari 2016 (http://news.berkeley.edu/2016/02/08/cockroach-inspires-robot-that-squeezes-through-cracks/)
- Rogers, Shelby. 2018. “Scientists Look to Cockroaches to Build Better Crawling and Climbing Robots“. Interesting Engineering, 15 Februari 2018 (https://interestingengineering.com/scientists-look-to-cockroaches-to-build-better-crawling-and-climbing-robots?utm_medium=ppc&utm_source=onesignal&utm_campaign=onesignalpush)
- Jayaram, Kaushik et al. 2018. “Transition by head-on collision: mechanically mediated manoeuvres in cockroaches and small robots“. The Royal Society Publishing, 14 Februari 2018 (http://rsif.royalsocietypublishing.org/content/15/139/20170664)