Sedang Minum Obat TB? Begini Cara Menyesuaikan Asupan Nutrisi agar Pengobatan Lebih Efektif

Pengobatan tuberkulosis (TB) membutuhkan waktu lama — minimal 6 bulan — dan menggunakan kombinasi antibiotik kuat seperti isoniazid, rifampisin, etambutol, […]

TBC

Pengobatan tuberkulosis (TB) membutuhkan waktu lama — minimal 6 bulan — dan menggunakan kombinasi antibiotik kuat seperti isoniazid, rifampisin, etambutol, dan pirazinamid. Meski sangat efektif membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis, pengobatan ini sering menimbulkan efek samping, seperti gangguan liver, mual, penurunan nafsu makan, hingga neuropati.

Di sinilah nutrisi berperan penting. Nutrisi yang tepat bukan hanya membantu mencegah efek samping, tetapi juga:

  • Mempercepat pemulihan jaringan paru
  • Meningkatkan imunitas tubuh
  • Menjaga status gizi agar tidak drop selama terapi

Dari perspektif farmasi klinis, menyesuaikan asupan nutrisi selama terapi TB adalah bagian dari pharmaceutical care yang bertujuan meningkatkan keberhasilan terapi dan kualitas hidup pasien. Untuk artikel lainnya yang berkaitan dengan farmasi, Anda dapat mengunjungi tautan pafimarneda.org.


Mengapa Pasien TB Rentan Gizi Buruk?

Pasien TB sering mengalami penurunan berat badan, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan, baik karena infeksinya sendiri maupun karena efek samping obat. Menurut WHO (2021), sekitar 45% pasien TB aktif mengalami malnutrisi, dan malnutrisi memperburuk progresi TB.

Selain itu, beberapa obat TB dapat memengaruhi penyerapan nutrisi atau meningkatkan kebutuhan vitamin dan mineral tertentu.


Prinsip Nutrisi Selama Terapi TB

  1. Cukup kalori dan protein: mencegah wasting otot dan berat badan turun
  2. Kaya mikronutrien: mendukung sistem imun dan detoksifikasi hati
  3. Rendah iritasi: mengurangi mual dan gangguan pencernaan akibat obat
  4. Timing yang tepat: menghindari interaksi nutrisi dengan obat TB

Rekomendasi Nutrisi Spesifik Selama Pengobatan TB

1. Protein Tinggi untuk Perbaikan Jaringan

Infeksi TB menyebabkan kerusakan jaringan paru dan peningkatan kebutuhan protein untuk regenerasi.

📌 Rekomendasi: 1,2–1,5 g/kg berat badan/hari
📌 Sumber: telur, ikan, daging tanpa lemak, tahu, tempe, kacang-kacangan

Tips farmasis: Bila pasien sulit makan, berikan protein cair sebagai alternatif — pastikan produk legal dan terdaftar BPOM.


2. Vitamin B6 (Piridoksin) – Wajib Selama Minum Isoniazid

Isoniazid (INH) dapat menyebabkan defisiensi vitamin B6, yang memicu neuropati perifer (kesemutan, mati rasa, gangguan saraf).

📌 Dosis suplemen: 25–50 mg/hari selama pengobatan
📌 Sumber alami: pisang, biji bunga matahari, gandum utuh, ayam

Catatan farmasis: Suplemen B6 biasanya diresepkan bersamaan dengan INH.

📚 Referensi: WHO TB Guidelines, 2020.


3. Vitamin A, C, dan E untuk Sistem Imun dan Antioksidan

  • Vitamin A: membantu regenerasi mukosa paru dan imunitas seluler
  • Vitamin C: meningkatkan aktivitas makrofag dan menurunkan stres oksidatif
  • Vitamin E: melindungi sel paru dari kerusakan oksidatif akibat infeksi dan obat

📌 Sumber:

  • Vitamin A: wortel, hati, bayam
  • Vitamin C: jeruk, tomat, paprika
  • Vitamin E: kacang almond, minyak zaitun

Tips farmasis: Hindari dosis vitamin E tinggi bila pasien juga minum antikoagulan.


4. Zinc dan Selenium untuk Penyembuhan

TB kronik bisa menurunkan kadar zinc dan selenium, padahal kedua mineral ini penting untuk:

  • Aktivasi sel imun
  • Perbaikan jaringan
  • Antioksidan alami

📌 Sumber: biji labu, seafood, kacang mete, telur
📌 Dosis suplemen (bila direkomendasikan):

  • Zinc: 20–40 mg/hari
  • Selenium: 50–200 mcg/hari

Catatan farmasis: Suplemen sebaiknya diminum tidak bersamaan dengan rifampisin, beri jeda minimal 1 jam.


5. Hati-Hati dengan Lemak dan Makanan Pedas

Obat TB (khususnya rifampisin dan pirazinamid) bersifat hepatotoksik. Hati yang bekerja keras akan lebih rentan bila dibebani makanan tinggi lemak jenuh dan gorengan.

📌 Saran:

  • Hindari santan berlebihan, gorengan, fast food
  • Konsumsi lemak sehat dari alpukat, minyak zaitun, ikan berlemak

6. Air Putih dan Cairan Elektrolit

Rifampisin dan pirazinamid bisa menyebabkan hiperurisemia dan dehidrasi ringan. Penting bagi pasien untuk menjaga hidrasi.

📌 Saran:

  • Minum minimal 8–10 gelas air putih/hari
  • Tambahkan air kelapa atau minuman elektrolit bila pasien demam atau berkeringat banyak

7. Perhatikan Interaksi Obat-Makanan

Obat TBMakanan yang Harus Dihindari Bersamaan
RifampisinProduk susu tinggi kalsium (hambat penyerapan)
IsoniazidMakanan tinggi tyramine (keju tua, tape, anggur)
EtambutolTidak ada interaksi makanan signifikan
PirazinamidBatasi makanan tinggi purin (jeroan, sarden)

📚 Referensi: WHO. Treatment of Tuberculosis: Guidelines, 2021.


Peran Farmasis dalam Pengelolaan Nutrisi Pasien TB

Farmasis klinis bertanggung jawab untuk:

✅ Menyediakan edukasi gizi saat konseling obat TB
✅ Mendeteksi risiko defisiensi (misal vitamin B6) sejak awal
✅ Menyarankan suplemen nutrisi yang sesuai dan legal
✅ Mengedukasi waktu konsumsi makanan agar tidak ganggu penyerapan obat
✅ Bekerja sama dengan ahli gizi dalam tim TB DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course)


Studi Kasus Klinis

Seorang pasien TB paru 40 tahun datang mengeluh lemas dan mual setiap kali minum obat. Setelah ditelusuri:

  • Ia minum isoniazid tanpa makanan
  • Tidak diberi vitamin B6
  • Diet sangat terbatas karena takut salah makan

Setelah konseling farmasis:

  • Obat diminum pagi hari 1 jam sebelum makan
  • Ditambahkan suplemen B6 25 mg
  • Disarankan makan bubur ayam, pisang, sayuran kukus
  • Dalam 1 minggu, pasien merasa lebih nyaman dan tidak lagi lemas

Kesimpulan

Pengobatan TB bukan hanya soal patuh minum obat, tapi juga menjaga tubuh tetap kuat dan sehat selama proses pengobatan panjang. Nutrisi yang tepat membantu mencegah efek samping, memperkuat imun, dan mempercepat pemulihan.

Nutrisi kunci selama pengobatan TB:

  1. Protein tinggi – cegah wasting
  2. Vitamin B6 – wajib untuk cegah neuropati akibat INH
  3. Vitamin A, C, E – bantu imun dan regenerasi
  4. Zinc & selenium – antioksidan dan penyembuhan
  5. Lemak sehat & air cukup – dukung kerja hati dan hidrasi
  6. Waspadai interaksi obat-makanan – atur waktu konsumsi

Dengan edukasi dari farmasis dan pengawasan tim kesehatan, pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan dengan aman dan berhasil sembuh total.


Daftar Pustaka

  1. World Health Organization. (2021). Treatment of Tuberculosis: Guidelines.
  2. Boullata, J. I., & Armenti, V. T. (2015). Handbook of Drug-Nutrient Interactions, 2nd ed. Springer.
  3. Holick, M. F. (2007). Vitamin D deficiency. New England Journal of Medicine, 357(3), 266–281.
  4. Schakman, O., et al. (2013). Muscle atrophy in glucocorticoid-treated patients. Hormone Research in Paediatrics.
  5. American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN). (2020). Nutrition Support Recommendations for Pulmonary Disease.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top