Yuk Ketahui Tips Perawatan Kulit yang Didasarkan pada Science!

Bukanlah hal baru untuk diketahui jika kulit merupakan organ terbesar dan vital pada anatomi manusia. Rata-rata luas area kulit seseorang […]

blank

Bukanlah hal baru untuk diketahui jika kulit merupakan organ terbesar dan vital pada anatomi manusia. Rata-rata luas area kulit seseorang adalah 2 meter persegi, kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh, dan keadaan kulit yang langsung terbuka dengan lingkungan luar menjadikan organ kulit rentan terpapar langsung oleh bakteri, virus maupun radiasi sinar ultra violet (sinar UV) [4]. Maka, hal yang sangat manusiawi jika pria maupun wanita, kaum muda maupun lanjut usia, memberikan perhatian dan perawatan untuk kesehatan kulit mereka.

Membahas kembali materi yang pernah dipelajari di jenjang sekolah menengah, kulit kita terbagi menjadi 3 bagian lapisan: a. Epidermis, lapisan paling atas dari organ kulit yang tampak oleh mata dan berperan antara lain untuk melindungi kulit, pembentukan sel kulit baru dan memberikan warna pada kulit karena kandungan melanin terdapat pada lapisan ini;

b. Dermis, lapisan kedua yang  menyusun organ kulit, memiliki ukuran lapisan yang lebih tebal, banyak berperan untuk sekresi serta kelenjar keringat dan saraf perasa berada di lapisan ini;

c. Lapisan lemak, lapisan paling bawah dari struktur organ kulit ini mengandung lemak yang berperan antara lain untuk menyimpan lemak tubuh, mengatur suhu tubuh, dan terdapat lapisan yang menghubungkan dermis dengan otot dan tulang [6].

Satu dari 3 lapisan kulit tadi, yaitu lapisan epidermis, menjadi bagian yang paling mendapat banyak perhatian untuk dirawat dengan menggunakan bahan perawatan kulit tertentu, kerap dikenal masyarakat luas sebagai skin care. Kesehatan kulit tidak bisa dianggap sepele, karena kesehatan kulit berhubungan erat juga dengan kesehatan psikologi (keadaan jiwa dan pikiran) seseorang yang dikenal dengan istilah Psychodermatology. Dalam studi literatur yang dilaporkan Jafferany, disebutkan bahwa proporsi pasien yang dilaporkan mengalami masalah emosional dipicu karena penyakit kulit bervariasi mulai dari kelainan kulit acne (jerawat) sebanyak 50% pasien, sementara 90% pasien dengan masalah emosional mengidap penyakit kulit seperti rosacea, alopecia areata, neurotic excoriations, dan lichen simplex. Bahkan, proporsi 100% pasien dengan masalah emosional ditemui menderita hyperhidrosis [2,3]. Kondisi tersebutlah yang perlu disadari, agar sahabat warstek juga bisa mulai menaruh perhatian pada kesehatan kulit, serta menyadari kandungan bahan skin care apa yang baik dan tepat untuk digunakan.

Memperhatikan efek penggunaan jangka panjang skin care jugalah penting. Membahas pemilihan skin care, maka akan sangat berbeda antara satu jenis kulit dengan jenis kulit lainnya. Pengaruh usia, gender, jenis kulit dan iklim/ cuaca tempat tinggal mungkin saja menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan seseorang dalam memilih skin care. Lantas, bagaimana sains dapat membantumu dalam menjatuhkan hati pada skin care yang tepat? Tentu dengan mengenali karakteristik kulit diri sendiri yang dapat ditinjau dengan pemahaman komprehensif pada anatomi dan fisiologi kulit. Hal itu akan memudahkan sahabat warstek untuk menentukan jenis bahan dan sediaan apa yang paling tepat bagi kulit kita [5].

Menjaga kesehatan kulit, seperti dilansir dalam laman website askthescientist.com, setidaknya ada tiga hal penting yang berkaitan dengan kulit agar sahabat warstek dapat mengambil keputusan yang bijak bagi kesehatan organ kulit kita untuk jangka panjang. Pertama, memahami jika kulit kita perlu dijaga kondisi kelembabannya (moisture). Apapun jenis kulitmu; kering, berminyak ataukah kombinasi, kelembaban kulit harus menjadi perhatian. Jenis pelembab (moisturizer) yang tepat dapat memelihara dan menutrisi kulitmu dari kerusakan kulit yang tidak diinginkan. Penggunaan moisturizer memberikan manfaat fungsional pada kulit, seperti melembutkan, meningkatkan hidrasi, dan memperbaiki karakteristik optik pada kulit. Selain itu, moisturizer berperan untuk menghantarkan nutrisi, seperti vitamin dan antioksidan ke kulit [1,5].

Kedua, Kolagen dan Elastin. Kedua protein tersebut adalah penting bagi kulit yang mampu memperkuat struktur kulit. Kolagen menjaga elastisitas kulit yang dapat berkurang seiring pertambahan usia. Elastin juga merupakan protein lainnya yang dijumpai di organ kulit yang memberikan sifat kekenyalan yang menopang struktur pada kulit, kekurangan protein ini sejalannya waktu dapat mengakibatkan kulit menjadi kendur. Pengaruh paparan sinar UV juga mengakibatkan protein elastin ini menjadi kaku sehingga kehilangan elastisitasnya. Pemilihan skin care yang mengandung kolagen dan/ atau elastin dapat mengurangi kerusakan protein-protein tersebut, selain itu penggunaan krim atau sunscreen juga membantu mengurangi keriput yang disebabkan kerusakan kolagen maupun elastin [5].

Ketiga, menerima jika kulit akan mengalami penuaan (aging), merupakan suatu hal yang alami jika seiring bertambah usia maka kulit juga akan berubah. Namun, tentu saja perubahan ini apabila disikapi dengan ikhlas dan tetap melakukan perawatan bijak sesuai pertambahan usia akan berdampak baik bagi kesehatan kulit sahabat warstek. Perlu diketahui, penuaan pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik dipengaruhi oleh latar belakang genetik seseorang, sedangkan faktor ekstrinsik dipengaruhi oleh lingkungan (polusi, radiasi) maupun asupan gizi yang berpengaruh pada kulit. Salah satu cara efektif untuk mengurangi munculnya tanda penuaan di kulit adalah dengan memperhatikan pola asupan antioksidan yang dapat diperoleh dari beri-berian, minyak tea tree, teh hijau dan ekstrak biji buah anggur [5].

Selain tiga hal yang telah dijelaskan, menarik juga untuk menyimak pernyataan ahli nutrisi agar kulit senantiasa bersih dan glowing. Berikut ini videonya.

Nah, bagaimana sahabat warstek? Meskipun saat ini lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan selama masa pandemi. Yuk, tetap perhatikan kesehatan kulit kita!

Referensi:

[1]. Draelos, Zoe D. MD. 2018. The science behind skin care: Moisturizers. doi.org/10.1111/jocd.12490

[2]. Jafferany, Mohammad. 2007. Psychodermatology: A Guide to Understanding Common Psychocutaneous Disorders. 2007; 9(3): 203–213. doi: 10.4088/pcc.v09n0306

[3]. Monica, Clara. 2020. 5 Tren Skin Care yang Diprediksi akan Populer di Tahun 2020, Apa Saja? https://journal.sociolla.com/beauty/prediksi-tren-skincare-2020 diakses pada 16 Oktober 2020

[4]. Skin. 2017. https://www.nationalgeographic.com/science/health-and-human-body/human-body/skin/ diakses pada 17 Oktober 2020

[5]. The Science of Skincare. 2020. https://askthescientists.com/science-of-skincare/ diakses pada 16 Oktober 2020

[6]. What Kids Should Know About the Layers of Skin. 2020. https://www.aad.org/public/parents-kids/healthy-habits/parents/kids/skin-layers diakses pada 16 Oktober 2020

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *