Kekuatan Dibalik Umbi Garut Sebagai Sumber Prebiotik Inulin

Ditulis Oleh Sintia Intan Agsari Inulin telah banyak menarik peneliti pada tiga dekade ini, hal ini karena inulin memiliki efek […]

Ditulis Oleh Sintia Intan Agsari

Inulin telah banyak menarik peneliti pada tiga dekade ini, hal ini karena inulin memiliki efek prebiotik paling baik yang dipakai penduduk dunia dan kebutuhannya semakin meningkat. Inulin merupakan polisakarida alami dan polimer dari unit-unit fruktosa dengan serat pangan yang mencapai 90 persen. Senyawa inulin larut dalam air, namun tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan, sehingga dapat mencapai usus besar dalam keadaan struktur yang tidak berubah dan utuh. Inulin yang telah mencapai usus besar akan difermentasi oleh mikroflora menjadi asam lemak rantai pendek dan beberapa asam laktat, sehingga akan menurunkan derajat keasaman (pH) pada usus besar. Asam laktat di dalam usus besar selanjutnya akan merangsang gerak peristaltik usus, sehingga dapat mencegah konstipasi atau sembelit. Selain itu, keberadaan asam laktat dan asam lemak yang telah dihasilkan juga mampu meningkatkan penyerapan kalsium[1].Manfaat penting yang diberikan oleh inulin tersebut mampu menjadikan penggunaan inulin menjadi sangat luas, salah satunya adalah pada sektor pangan antara lain sebagai pengganti lemak dan gula pada produk makanan rendah kalori, campuran mayones, es krim, bahan baku sosis dan sektor utama produk susu formula.

Saat ini Indonesia banyak memanfaatkan inulin sebagai nutrisi tambahan produk susu formula balita dan anak karena kemampuannya merangsang pertumbuhan tulang dan bakteri baik dalam usus pencernaan. Namun, Indonesia masih dihadapkan tentang banyaknya kapasitas impor inulin yang masih 100 persen dan dengan harga yang relatif mahal terhadap luar negeri seperti Cina dan Belgia. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian tahun 2016[2], impor inulin Indonesia tahun 2016 sebesar US$ 32,18 juta. Produksi inulin komersial dunia yang menjadi andalan impor Indonesia maupun negara Asia saat ini hanya diperoleh dari tanaman Jerusalem artichoke (Helianthus tuberosus) dan chichory (Chicoryum intybus L), namun kedua tanaman tersebut tidak ditemukan di Indonesia karena tidak cocok tumbuh di Indonesia[3]. Hal itulah yang menjadikan besarnya kapasitas impor inulin di Indonesia

Sementara itu, pengembangan sumber inulin di Indonesia sebelumnya diperoleh dari tanaman lokal [Maaf Artikel Terpotong, baca selengkapnya di buku berikut (klik gambar)]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top