Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Ini Gejalanya

Covid 19 memang masih belum berakhir, meskipun terjadi penurunan namun kita masih harus waspada. Kali ini kami bakal membahas tentang […]

blank

Covid 19 memang masih belum berakhir, meskipun terjadi penurunan namun kita masih harus waspada. Kali ini kami bakal membahas tentang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, varian baru yang terdeteksi di Indonesia. Adapun gejala yang timbul itu mirip dengan omicron sebagai varian aslinya.

Sebelumnya kami pernah membahas tentang apa saja varian Covid 19 yang pernah terjadi di Indonesia. Di mana dalam artikel tersebut penulis pernah mengungkapkan bagaimana gejala varian Omicron. Sebelum kita lanjut bagaimana gejala varian Omicron BA-4 dan BA-5 ini kita bahas sedikit tentang covid 19 secara umum.

Mengenal Covid 19

Kita akan membahas sedikit tentang Covid 19. Sebenarnya apa sih virus Corona Covid 19 itu? Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan sebuah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut dengan COVID-19. Penderita Covid 19 dapat terjadi gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang cukup berat, hingga berujung pada kematian. 

Covid 19 pertama kali muncul di kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019 lalu, dan masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu. Hal ini membuat banyak negara yang pada akhirnya melakukan lockdown dan pembatasan sosial, berakibat pada terganggunya aktivitas masyarakat. Banyaknya karyawan yang di PHK, kerja di rumah dan sekolah online dan banyak pedagang-pedagang kecil yang dagangannya tidak laku merupakan dampak yang ditimbulkan dari adanya wabah ini.

Banyak mutasi Covid 19 ini yang bermunculan dan sampai kapanpun akan bermutasi setiap saat yang tentunya untuk melindungi diri. Banyak mutasi Covid 19 yang tersebar di dunia ini, 4 di antaranya adalah varian Alpha, Beta, Delta dan Omicron.

Sampai hari Selasa, 14 Juni 2022, orang yang terpapar Covid 19 mencapai 532.887.351 jiwa dari 232 negara, dan yang meninggal dunia mencapai 6.307.021 jiwa. Di Indonesia sendiri korban positif Covid 19 mencapai 6.057.142 jiwa, di mana 5.897.022 jiwa di antaranya sembuh dan 156.622 jiwa lainnya meninggal dunia.

Mengenal Varian Omicron

Varian Omicron di laporkan pertama kali dari Afrika Selatan pada 24 November 2021 silam. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang sudah di laporkan. Yang terakhir itu didominasi varian Delta. Di ketahui varian dengan nama B.1.1.529 ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya itu cukup mengkhawatirkan. Sekitar 60 mutasi varian Omicron yang di ketahui, salah satunya BA.4 dan BA.5. Varian ini cukup banyak di bandingkan dengan varian sebelumnya.

Varian ini muncul di Indonesia pada Desember 2022 di Jakarta. Adapun gejala utama yang terjadi pada varian Omicron secara umum yaitu batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan anosmia (penciuman hilang).

Gejala Omicron BA.4 Dan BA.5

Salah satu varian yang muncul saat ini adalah varian BA.4 dan BA.5 yang merupakan subvarian dari Omicron yang pernah muncul sebelumnya. Subvarian ini diketahui lebih cepat penularannya namun ringan dengan penyebaran yang lebih cepat dibandingkan subvarian BA.1 dan BA.2 Meskipun begitu, kita tetap harus waspada terhadap subvarian ini.

Adapun gejala varian ini mulai dari hidung tersumbat, batuk, hingga sesak napas. Gejala lainnya ialah demam dan menggigil. Gejala kelelahan juga termasuk didalamnya. Di antara gejala tersebut, gejala saluran pernapasan atas memang lebih banyak di temukan daripada yang lain.

Perlu diketahui bahwa subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama kali dilaporkan terdeteksi di Indonesia pada 6 Juni 2022.

Sampai tanggal 13 Juni 2022, terdapat 8 kasus Omicron subvarian terbaru di Indonesia. Dari 8 orang yang tertular BA.4 dan BA.5 tersebut, hanya 1 orang yang bergejala sedang dan belum mendapatkan vaksinasi booster. Sementara itu, 7 pasien lainnya sudah mendapatkan vaksinasi booster dan semua tanpa gejala atau bergejala ringan. Meskipun begitu 2 subvarian ini bisa saja berkontribusi atas kenaikan kasus Covid 19 mendatang.

Perlu diwaspadai juga bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dapat menyebabkan terjadinya infeksi ulang. Ini dikarenakan subvarian ini dapat menurunkan sistem imun seseorang. Memang dua subvarian tersebut lebih cepat menular. Namun, tidak mengakibatkan kesakitan yang lebih parah di bandingkan dengan varian Omicron.

blank

Apakah Kasusnya Bakal Naik?

Sebagaimana yang kita tahu bahwa presiden Joko Widodo sudah melonggarkan dalam penggunaan masker. Dimana saat di luar ruangan kita sudah tidak diharuskan lagi memakai masker. Tetapi masih diwajibkan memakainya saat didalam transportasi umum, diruangan tertutup, serta saat kita memiliki penyakit batuk dan flu.

Covid 19 memang baru-baru ini kembali meningkat kasusnya, yang bisa saja dia terpapar subvarian BA.4 dan BA.5. Kenaikan kasus di Indonesia ini sangat mungkin akan terjadi seperti sebelumnya. Untuk itu perilaku yang harus di bangun oleh masyarakat saat ini adalah perilaku yang adaptif.

Untuk angka positivity rate, standarnya adalah 5%. Saat ini Indonesia masih di angka 1,36%, jadi Indonesia masih pada posisi terkendali untuk kasus Covid 19 tapi penting juga untuk tetap kewaspadaan. Menurut menkes, puncak suatu varian di perkirakan bakal terjadi 1 bulan sejak kasus pertama ditemukan. Sehingga mungkin saja puncak kasus BA.4 dan BA.5 terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022.

Penutup

Walaupun kasus ini bakal serupa seperti yang terjadi saat varian Omicron, namun penting juga adanya upaya dalam pencegahan. Supaya penularan kasus Covid 19 khususnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dapat di hentikan. Salah satunya dengan melakukan vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Mungkin segitu saja yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf bila ada kesalahan kata. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Sumber :

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *