Peneliti Menemukan Hubungan yang Aneh antara Kucing dan Perilaku Wirausaha

Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani […]

blank

Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang  lebih besar.

Sebuah negara dapat disebut sebagai negara maju jika memiliki wirausahawan lebih dari 5% dari jumlah penduduknya. Di Indonesia, jumlah wirausahawan hanya berjumlah 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. Padahal di negara tetangga seperti Singapura, jumlahnya mencapai 7,2% dari jumlah penduduknya. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi niat kewirausahaan antara lain adalah faktor sosio demografi (pekerjaan orangtua sebagai wirausahawan dan pengalaman berwirausaha mahasiswa), faktor sikap/attitudes (autonomy/ authority, economic challenge, self realization, security & workload, faktor kontekstual yaitu dukungan sosial, dan faktor toleransi akan resiko, keberhasilan diri dalam berwirausaha, dan keinginan untuk bebas bekerja.[1],[2],[3],[4]

Walaupun demikian, ternyata sikap dan niat kewirausahaan dapat disebabkan oleh selain faktor-faktor yang dijelaskan di atas, salah satunya adalah pengaruh dari infeksi mikroorganisme parasit bernama Toxoplasma gondii. Protozoa Toxoplasma gondii (T. gondii) adalah salah satu parasit paling umum yang terdapat pada tubuh manusia dan hewan berdarah panas lainnya, serta telah ditemukan di seluruh dunia dari Alaska hingga ke Australia. Hampir sepertiga manusia telah terkena parasit ini, yang pada sebagian besar orang dewasa parasit tersebut tidak menyebabkan penyakit serius. Infeksi T. Gondii dapat terjadi lewat berbagai cara, terutama karena mengkonsumsi makanan yang belum dimasak.[5],[6]

blank
Gambar parasit T. Gondii yang diamati melalui mikroskop

T. gondii menginfeksi sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia dan telah dikaitkan dengan perubahan perilaku pada manusia dan vertebrata lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, parasit tersebut bereproduksi pada kucing, dan kucing yang terinfeksi T. gondii akan meningkatkan keberaniannya untuk mengambil resiko. T. gondii pada kucing mengubah kebiasaan kucing menjadi lebih dapat mengambil resiko, termasuk keinginan untuk mengeksplor tempat baru yang lebih jauh dan menjadi lebih berani.

blank
Siklus hidup T. Gondii pada tubuh kucing

Perubahan sifat ini juga terjadi pada manusia yang terinfeksi T. gondii, yang kemudian dicoba untuk dihubungkan dengan meningkatnya resiko kecelakaan, gangguan jiwa, gangguan saraf, penyalahgunaan obat-obatan, kejadian bunuh diri, dan kemauan untuk berwirausaha. Selain itu dihubungkan dengan perubahan di otak yang memicu peningkatan impulsivitas kompleks yang belum sepenuhnya dipahami dan adanya perubahan dalam produksi dan metabolisme hormon (misalnya testosteron). Peningkatan testosteron, dapat dikaitkan dengan meningkatnya perilaku pengambilan risiko, sifat agresif, dan impulsif pada manusia.

Pada 25 Juli 2018 dipublikasikan hasil penelitian pada sekelompok mahasiswa dan wirausahawan di salah satu universitas ternama di Amerika Serikat. Penelitian tersebut berjudul “Risky business: linking Toxoplasma gondii infection and entrepreneurship behaviours across individuals and countries” dan dipublikasikan dalam Proceedings of Royal Society B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 31% mahasiswa yang berasal dari program studi yang berhubungan dengan bisnis terinfeksi T. Gondii, sedangkan mahasiswa yang berasal dari program studi non-bisnis hanya 22%. Mahasiswa yang terkena T. Gondii memiliki peluang untuk memilih program studi yang berhubungan dengan bisnis 1,4 kali lebih besar daripada mahasiswa yang tidak terinfeksi.

Lebih lanjut disebutkan bahwa mahasiswa yang terkena infeksi T. Gondii di antara program studi bisnis itu sendiri memiliki keinginan 1,7 kali lebih besar untuk memilih sendiri masuk ke program kuliah manajemen dan kewirausahaan daripada kuliah yang lain seperti akuntasi, finance, dan marketing. Wirausahawan yang terinfeksi memiliki 1,8 kali peluang sukses memulai bisnisnya daripada yang tidak terinfeksi. Penelitian ini juga membandingan Penyebaran T. Gondii pada 42 negara dengan perilaku kewirausahaan. Hasilnya mengindikasikan bahwa negara dengan infeksi T. Gondii yang tinggi mempunyai ketertarikan yang lebih besar untuk memulai bisnis dan tingkat perilaku kewirausahaan yang tinggi.

blank
Peta persebaran parasit T. gondii dan kaitannya dengan sifat pengusaha sukses. Warna yang semakin merah menandakan semakin besarnya parasit T. gondii dan warna yang semakin hijau menandakan semakin besarnya keinginan untuk berwirausaha.

Responden dari negara dengan infeksi T. Gondii tinggi tersebut juga menunjukkan minimnya rasa takut gagal untuk memulai bisnis. Penelitian ini memang menunjukkan hubungan antara infeksi T. Gondii dengan niat kewirausahaan pada mahasiswa dan wirausahawan, serta dalam suatu negara, namun bukan berarti hal tersebut merupakan penyebab utama dan satu-satunya karena dimungkinkan sebagian darinya memang sudah memiliki bakat dan jiwa kewirausahaan yang dibentuk oleh lingkungan. Penelitian ini juga masih merupakan penelitian awal, mekanisme secara molekuler mengapa T. Gondii dapat meningkatkan perilaku berwirausaha tentu akan menjadi penelitian yang sangat menarik

blank
Apakah para mereka yang memelihara kucing menunjukkan perilaku untuk berwirausaha? Ini adalah topik lain yang menarik untuk diteliti.

Daftar Pustaka:

[1]Sirait, R. 2009. Definisi Kewirausahaan. http://revolsirait.com/definisi-kewirausahaan/ diakses 12 Agustus 2018.

[2]Suharti, L. dan Sirine, H., 2012. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat kewirausahaan (entrepreneurial intention). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13(2):124-134.

[3]Azwar, B. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention)(Studi Terhadap Mahasiswa Universitas Islam Negeri SUSKA Riau). Menara, 12(1):12-22.

[4]Mahesa, A.D. dan Rahardja, E., 2012. Analisis faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha. Diponegoro Journal of management, 1(4):30-137.

[5]Johnson, S.K., Fitza, M.A., Lerner, D.A., Calhoun, D.M., Beldon, M.A., Chan, E.T. and Johnson, P.T., 2018. Risky business: linking Toxoplasma gondii infection and entrepreneurship behaviours across individuals and countries. Proc. R. Soc. B. 285(1883):20180822.

[6]Hill, D.E. and Dubey, J.P., 2018. Toxoplasma gondii. Foodborne Parasites. 119-138. Springer, Cham.

1 komentar untuk “Peneliti Menemukan Hubungan yang Aneh antara Kucing dan Perilaku Wirausaha”

  1. blank
    Rifki Alqadry

    Hi, saya seorang mahasiswa statistika di salah satu PTN

    perhitungan statistiknya nggak ada ya, seberapa besar hubungan orang yang terinfeksi T gondii itu dengan niat kewirausahaan pada mahasiswa dan wirausahawan.

    karena bisa jadi hubungannya sangat kecil/sangat besar.
    ini cukup penting mengingat t gondii bukan faktor satu-satunya yang menjadi penyebab meningkatnya niat kewirausahaan tersebut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.