Bahaya Bau Filamen ABS Saat Melakukan 3D Printing dan Cara Menghindarinya

Dalam dunia manufaktur digital, 3D printing telah menjadi solusi inovatif untuk mencetak berbagai objek dengan biaya terjangkau dan presisi tinggi. […]

ABS filament

Dalam dunia manufaktur digital, 3D printing telah menjadi solusi inovatif untuk mencetak berbagai objek dengan biaya terjangkau dan presisi tinggi. Salah satu jenis filamen yang populer digunakan dalam 3D printing adalah ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene). Filamen ABS memiliki keunggulan seperti daya tahan tinggi, fleksibilitas, serta kemampuan menahan suhu yang lebih tinggi dibandingkan filamen lain seperti PLA (Polylactic Acid). Namun, penggunaan ABS dalam 3D printing juga memiliki risiko, terutama dari bau yang dihasilkannya selama proses pencetakan. Bau ABS yang menyengat tidak hanya mengganggu kenyamanan tetapi juga dapat berbahaya bagi kesehatan. Artikel ini akan membahas bahaya yang ditimbulkan oleh bau ABS saat 3D printing serta cara efektif untuk menghindari dampak negatifnya.

Struktur molekul kimia dari ABS
Struktur molekul kimia dari ABS

Mengapa Muncul Bau dari Percetakan Menggunakan ABS?

Bau yang muncul saat mencetak menggunakan filamen ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) disebabkan oleh proses pemanasan material tersebut hingga mencapai titik leleh. Saat ABS dipanaskan, filamen tersebut mengalami degradasi termal yang menghasilkan senyawa kimia volatil, termasuk styrene, yang merupakan senyawa organik volatil (Volatile Organic Compound/VOC). Styrene memiliki bau khas yang menyengat dan dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia jika terhirup dalam jumlah besar. Selain styrene, pemanasan ABS juga menghasilkan partikel ultrafine (UFP) yang dapat tersebar di udara dan berpotensi masuk ke dalam sistem pernapasan, menyebabkan iritasi atau gangguan kesehatan jangka panjang. Selain faktor senyawa kimia, suhu pemanasan yang tinggi saat mencetak dengan ABS (biasanya sekitar 240-260°C) juga meningkatkan pelepasan gas dan partikel berbahaya ke udara.

Baca juga: Polythioenones: Revolusi Plastik Ramah Lingkungan untuk 3D Printing Berkelanjutan

Bahaya Bau ABS Saat 3D Printing

  1. Emisi Senyawa Beracun. Ketika ABS dipanaskan dalam proses pencetakan, filamen tersebut mengeluarkan senyawa kimia beracun seperti styrene. Styrene adalah senyawa organik volatil (VOC) yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Paparan jangka pendek terhadap styrene dapat mengakibatkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta pusing atau mual.
  2. Potensi Gangguan Pernapasan .Partikel halus yang dilepaskan dari ABS saat dipanaskan juga dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan gangguan pernapasan. Orang yang memiliki riwayat asma atau penyakit paru-paru lainnya lebih rentan terhadap efek negatif tersebut.
  3. Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan. Paparan jangka panjang terhadap emisi ABS dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius, seperti gangguan saraf, kerusakan hati, dan sistem kekebalan tubuh yang melemah. Beberapa penelitian bahkan mengindikasikan bahwa styrene memiliki potensi karsinogenik jika terpapar dalam jangka waktu lama (Farcas, dkk., 2019; Lim dan Seo, 2024).
  4. Polusi Udara Dalam Ruangan. Jika 3D printing dilakukan dalam ruangan yang kurang ventilasi, bau dan partikel berbahaya dari ABS dapat terakumulasi, menyebabkan kualitas udara dalam ruangan memburuk. Hal tersebut tidak hanya berisiko bagi pengguna 3D printer tetapi juga bagi orang lain yang berada di lingkungan tersebut.

Cara Menghindari Bahaya Bau ABS Saat 3D Printing

  1. Gunakan Ventilasi yang Baik. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi paparan bau ABS adalah dengan memastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik. Penggunaan kipas, jendela terbuka, atau sistem ventilasi mekanis dapat membantu mengalirkan udara kotor keluar dan menggantinya dengan udara segar.
  2. Gunakan Filter Udara atau Pembersih Udara. Filter udara HEPA dan karbon aktif sangat efektif dalam menangkap partikel halus serta menyerap VOC yang dihasilkan dari pencetakan ABS. Memasang filter udara di dekat area pencetakan dapat membantu mengurangi bau dan mengurangi risiko paparan zat beracun.
  3. Gunakan Enclosure atau Kotak Tertutup. Enclosure atau penutup khusus untuk 3D printer dapat membantu mengurangi penyebaran bau serta menangkap emisi yang dihasilkan dari pencetakan ABS. Enclosure yang dilengkapi dengan sistem filtrasi udara akan lebih efektif dalam mengurangi risiko kesehatan.
  4. Gunakan Masker Pelindung. Jika Anda sering melakukan pencetakan dengan ABS, penggunaan masker pelindung seperti respirator dengan filter karbon aktif dapat membantu mengurangi paparan langsung terhadap emisi berbahaya. Masker tersebut sangat dianjurkan bagi mereka yang bekerja di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang memadai.
  5. Gunakan Alternatif Filamen yang Lebih Aman. Jika memungkinkan, Anda bisa beralih ke filamen lain yang lebih ramah lingkungan dan memiliki emisi lebih rendah, seperti PLA. PLA terbuat dari bahan dasar tumbuhan dan menghasilkan lebih sedikit VOC dibandingkan ABS.
  6. Batasi Waktu Paparan. Jika Anda mencetak dengan ABS, usahakan untuk tidak berada di dekat printer selama proses pencetakan berlangsung. Jarak dan waktu paparan yang lebih pendek dapat membantu mengurangi risiko terpapar senyawa berbahaya.
  7. Pastikan Pemanasan yang Stabil. Menyesuaikan suhu printer dengan tepat dapat mengurangi emisi berbahaya. Overheating ABS dapat meningkatkan jumlah senyawa VOC yang dilepaskan, sehingga penting untuk memastikan bahwa pengaturan suhu printer sesuai dengan rekomendasi dari produsen filamen.
  8. Rutin Membersihkan Area Kerja. Partikel halus yang dihasilkan selama pencetakan bisa mengendap di sekitar area kerja. Membersihkan permukaan secara rutin dengan kain lembap atau penyedot debu dengan filter HEPA dapat membantu mengurangi akumulasi partikel berbahaya.

Kesimpulan

Meskipun ABS memiliki keunggulan dalam ketahanan dan fleksibilitas, penggunaannya dalam 3D printing dapat menimbulkan risiko kesehatan akibat emisi styrene dan partikel halus yang dihasilkannya. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti meningkatkan ventilasi, menggunakan filter udara, mengenakan perlindungan pernapasan, dan mempertimbangkan alternatif filamen, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari bau ABS. Kesadaran akan bahaya yang ditimbulkan oleh ABS dan langkah-langkah mitigasi yang tepat akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat bagi para pengguna 3D printer.

Daftar Pustaka

Farcas, M. T., Stefaniak, A. B., Knepp, A. K., Bowers, L., Mandler, W. K., Kashon, M., … & Qian, Y. (2019). Acrylonitrile butadiene styrene (ABS) and polycarbonate (PC) filaments three-dimensional (3-D) printer emissions-induced cell toxicity. Toxicology Letters, 317, 1-12.

Lim, C., & Seo, D. (2024). Assessment of the carcinogenic potential of particulate matter generated from 3D printing devices in Balb/c 3T3-1-1 cells. Scientific Reports, 14(1), 23981.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top