Penggunaan Diagram Voronoi sebagai Pos Pemadam Kebakaran Baru dalam Penangulanggan Kebakaran Lahan Gambut  

Ditulis Oleh Rifaldi Gambar 1. Kebakaran Lahan Gambut Musim Kemarau khususnya di Kalimantan Tengah sering mengalami kebakaran lahan gambut.  Kebakaran […]

Ditulis Oleh Rifaldi

Gambar 1. Kebakaran Lahan Gambut

Musim Kemarau khususnya di Kalimantan Tengah sering mengalami kebakaran lahan gambut.  Kebakaran terjadi karena dua faktor yaitu faktor alam dan faktor manusia. Dimana faktor manusia inilah yang menyumbang kerusakan sebesar 99% terhadap lahan gambut[1]. Padahal Lahan gambut ialah lahan yang memiliki  tanah yang berasal dari timbunan sisa tanaman yang telah mati baik yang sudah lapuk maupun belum dan terendam di dalam air selama ribuan tahun[2]. Sehingga lahan gambut sulit mengalami kebakaran karena  lahan gambut sendiri dapat menampung air sebanyak 13 kali dari bobot massa nya[3].

Gambar 2. Perubahan Lahan Gambut

Kebakaran ini terjadi karena pengeringan lahan gambut dengan cara membuat parit dan saluran drainase agar air yang terkandung dalam lahan gambut terus berkurang. Setelah kandungan air di lahan gambut sudah sangat sedikit maka lahan gambut akan mudah terbakar baik sengaja maupun tidak sengaja. Penyebab kebakaran Lahan Gambut  karena komposisi lahan gambut berasal dari tumpukan bahan organik yang sangat kering. Lahan Gambut yang sudah terbakar akan dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan permukiman.

Gambar 3. Kabut Asap

Namun hal ini menimbulkan dampak  negatif  berupa kabut asap. Kabut asap dapat menghambat aktivitas perdagangan dan pemerintahan.  Hal ini dikarenakan kabut asap mengandung gas CO, CO2 , SO2  dan NO2 mengakibatkan gangguan pernapasan yaitu asma, bronkitis dan ISPA[4]. Oleh Karena itu perlu tindakan untuk  menanggulangi serta meminimalisir kebakaran lahan gambut. Tindakan tersebut berupa membentuk tim serta pos-pos pemadam kebakaran di wilayah Kalimantan tengah. Namun pembangunan pos pemadam kebakaran ini pun kurang merata karena terfokus di daerah  perkotaan bukan pedalaman yang lebih banyak lahan gambutnya. Sehingga para pemadam kebakaran acap kali lambat memadamkan kebakaran lahan gambut. Hal ini dikarenakan kedalaman api dalam tanah gambut bisa tersembunyi di kedalaman 4 meter di bawah permukaan tanah serta lambatnya akses pemadam karena lokasi keberadaan kebakaran jauh dari jangkauan pos pemadam kebakaran. Maka perlu dibuat penyebaran pos pemadam kebakaran yang efektif dengan pemetaan Diagram Voronoi.

Diagram Voronoi ialah Pemasangan  setiap lokasi-lokasi di sebuang bidang  dengan syarat tidak ada titik yang saling bertindihan. Pada setiap lokasi akan dipasangkan  terhadap satu atau lebih titik P. Lokasi yang terpasangkan tetap satu titik P akan membentuk suatu bidang. Lokasi yang memiliki pasangan lebih dari satu titik P akan membentuk perbatasan antara area-area tersebut[6].  Diagram Voronoi dapat digunakan untuk membagi wilayah berdasarkan lokasi tempat kejadian terdekat.  Oleh karena itu diagram voronoi berpotensi sebagai penentuan lokasi baru pos penanggulangan kebakaran lahan gambut, hal ini dikarenakan permukaan tanah di Kalimantan tengah cenderung memiliki tingkat ketinggian yang rendah. Pembuatan diagram voronoi dapat menggunakan aplikasi geogebra dengan memasukkan perintai Voronoi[<List of Points]. Dengan demikian pos-pos lapangan dapat dimaksimalkan dengan cara menentukan lokasi-lokasi selanjutnya untuk mendirikan pos-pos kebakaran baru.

Gamaliel & Ludjen (2017)  melakukan penelitian terhadap penggunaan diagram voronoi ini untuk memaksimalkan keefektifan pos pemadam kebakaran lahan gambut. Dimana data yang mereka ambil berupa data lokasi-lokasi pos-pos lapangan pemadam  kebakaran dan data lokasi-lokasi titik panas yang diasumsikan sebagai titik api munculnya kebakaran lahan gambut[7]. Tiap titik api diprediksi dari jenis titik panasnya yaitu:

  1. Warna hijau, kemungkinan memprediksi <29% terjadi kebakaran lahan gambut;
  2. Warna kuning, kemungkinan memprediksi 30%-79% terjadi kebakaran lahan gambut;
  3. Warna merah, kemungkinan memprediksi >80% terjadi kebakaran lahan gambut;

Gambar 4. Titik Api Kebakaran lahan Gambut tahun 2014-2017 (dari kiri ke kanan)

Pengaplikasian Diagram Voronoi menggunakan google map dengan menepatkan dari titik koordinat lokasi pos-pos pemadam kebakaran. Hal ini bertujuan memastikan keakuratan lokasi pos selanjutnya untuk penentuan titik-titik berikutnya. Kemudian dibuat Diagram Voronoi untuk membagi wilayah kerja tiap pos pemadam kebakaran menggunakan aplikasi Geogebra.

Gambar 5. Pembuatan Diagram Voronoi

Lalu bagaimana diagram voronoi berguna untuk menempatkan pos pemadam kebakaran yang baru agar menanggulangi dan meminimalisir kebakaran lahan gambut.

  1. Membandingkan lokasi pos pemadam kebakaran dan jumlah munculnya titik panas.
  2. Lalu memasukkan koordinat titik panas berwarna merah ke dalam google map, karena memiliki keakuratan sebesar >80% memprediksi kebakaran lahan gambut.
  3. Kemudian masukkan Diagram Voronoi yang telah dibuat.
  4. Gabungkan dengan titik panas munculnya kebakaran untuk melihat beban kerja masing-masing pos pemadam kebakaran
  5. Akhirnya Diagram Voronoi memperlihatkan persebaran pos pemadam kebakaran terhadap jumlah munculnya titik api.

Gambar 6. Penempaan titik api dengan persebaran pos pemadam kebakaran

Dilihat dari pemetaan diagram voronoi diatas bahwa dibagian barat laut ditandai oleh lingkarang berwarna kuning dan hijau yang dimana pos pemadam kebakaran tidak tersedia di area yang dilingkari tersebut padahal banyak terjadi kebakaran lahan gambut di daerah tersebut. Oleh karena itu (Gamaliel & Ludjen.2017) membuat rekomendasi pos pemadam kebakaran agar semua titik api dapat dijangkau oleh pemadam. Titik koordinat tersebut ialah (112.11, -1,23), (112.69, -1.39) dan (111.47, -1.82)[7].

Gambar 7. Penambahan titik koordinat pos pemadam kebakaran baru (ditandai oleh titik hijau)

Berdasarkan hasil tersebut Diagram Voronoi dapat dijadikan salah satu solusi pertimbangan untuk menempatkan titik koordinat Pos Pemadam Kebakaran. Dimana Pos Pemadam dapat menjangkau titik api penyebab kebakaran lahan gambut lebih cepat daripada biasanya.

Diagram Voronoi pun dapat terus digunakan sebagai pertimbangan pembuatan pos pemadam kebakaran sementara. Hali ini dikarenakan pada masa-masa selanjutnya titik-titik api akan terus berubah. Diagram Voronoi dapat pula diterapkan pada provinsi lain yang mengalami kebakaran lahan gambut. Sehingga kabut asap ditimbulkan semakin berkurang.

Daftar Pustaka

[1] http://www.pantaugambut.id/pelajari/dampak-kerusakan-lahan-gambut/kebakaran-hutan diakses 20 Juli 2019.

[2]Wahyunto, et al. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatera dan Kalimantan 2004. Bogor: Wetlands International-Indonesia Programme.

[3] Subiksa,I.G Made & Fahmuddin Agus. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah dan World Agroforesty Centre.

[4] Siregar, Indra Januar. 2010. Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Barat Terhadap Kualitas Udara Kota Pontianak. Depok : Universitas Indonesia.

[6] Okabe A et al. 2000. Spatial Tessellations: Concepts and Applications of Voronoi Diagram, 2nd Edition. Chichester: Wiley.

[7] Gamaliel,Anggi Yakhi dan Arflyno Chrisdion P.P Ludjen. 2017. Memaksimalkan Keefektifan Hutan Kalimantan Tengah dengan Menentukan Lokasi Pos Baru Menggunakan Diagram Voronoi. Palangkaraya: SMA Bina Cita Utama.

1 thought on “Penggunaan Diagram Voronoi sebagai Pos Pemadam Kebakaran Baru dalam Penangulanggan Kebakaran Lahan Gambut  ”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top