The Rise of A New Psychobiotics : Bagaimana Mikroba Usus Mempengaruhi Kepribadian Serta Hubungan Keduanya dengan Kesehatan Tubuh dan Mental?

Oleh: Laila Karomah Kepribadian seseorang selama ini hanya dianggap sebagai penentu kesuksesan dan perilaku seseorang. Anggapan ini ternyata salah, karena kepribadian […]

blank

Oleh: Laila Karomah

Kepribadian seseorang selama ini hanya dianggap sebagai penentu kesuksesan dan perilaku seseorang. Anggapan ini ternyata salah, karena kepribadian seseorang juga memiliki dampak pada kesehatan tubuh dan mental.1

Hubungan antara kepribadian dan kesehatan mental mungkin dapat diterima. Tapi bagaimana mungkin kepribadian seseorang mempengaruhi kesehatan?

Ternyata yang menjadi penghubung antara kepribadian seseorang serta kesehatan mental dan tubuh adalah mikroba usus. Fenomena ini lebih dikenal sebagai brain-gut relationship atau brain-gut axis 3.

Informasi mengenai brain-gut axis yang bertebaran di internet umumnya fokus dalam mengkaji gangguan psikologi dan psikiatri seperi depresi, gangguan kecemasan dan depresi. Sayangnya, dari kumpulan informasi-informasi tadi, belum ada kajian yang mempelajari hubungan kepribadian seseorang dengan keanekaragaman mikroba dalam ususnya.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Kim beserta koleganya pada tahun 2018 berusaha mengkaji kepribadian, dalam konteks ini kemampuan seseorang untuk mengungkapkan perasaan, berpikir dan berperilaku dalam papernya yang berjudul Correlation between gut microbiota and personality in adults: A cross-sectional study.

Jadi, Bagaimana Penelitian Ini Dilakukan?

Tim peneliti dari Universitas Wanita Ewha Korea Selatan tersebut melakukan pengelompokan kepribadian dan pemetaan keanekargaman mikroba usus dari 672 orang dewasa berumur 23 hingga 29 tahun 4.

Metode yang dilakukan pada penelitian tersebut terdiri atas 2 bagian, yaitu mengelompokkan responden berdasarkan kepribadiannya berdasarkan tes Revised NEO Personality Inventory (NEO PI-R) dan analisis urutan DNA dari gen 16S rRNA untuk menganalisis keanekaragaman mikroorganisme dalam usus responden.

Revised NEO Personality Inventory (NEO PI-R) bertujuan untuk mengelompokkan responden berdasarkan 5 kelompok kepribadian (Big Five Factor Model of Personality) yakni:

  • Neuroticism ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stres.
  • Extraversion, tipe kepribadian dimana seseorang lebih terbuka terhadap lingkungan sosialnya.
  • Openness to Experience yaitu keterbukaan seseorang terhadap informasi atau ide-ide baru. Umumnya dimiliki oleh orang yang kreatif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
  • Agreeableness, tipe kepribadian ini diindikasikan dengan sifat seseorang yang cenderung ramah, suka membantu, dan menghindari konflik.
  • Conscientiousness tipe kepribadian yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk fokus dalam meraih tujuannya.

Kelima faktor tersebut menggambarkan perbedaan individu dalam hal berpikir rasional, emosional dan aspek sosial dari tingkah laku seseorang 5.

Untuk memetakan keanekaragaman mikroba usus, pada masing-masing responden dilakukan sampling dan ekstraksi DNA dari feses. Selanjutnya dilakukan perbanyakan gen penyandi 16S rRNA dari DNA yang berhasil diekstraksi. Gen penyandi 16S rRNA ini merupakan barcode universal untuk mengidentifikasi bakteri 6.

Sampel DNA penyandi 16S rRNA yang telah diperbanyak dibaca urutannya dengan metode new generation sequencing (NGS). Metode ini memungkinkan pembacaan urutan DNA yang cepat dan akurat meski jumlah sampelnya banyak. Analisis hasil NGS juga dapat menganalisis kelimpahan dan keragaman dari mikroba dalam usus.

Bagaimana Profil Keragaman Mikroba Usus Pada Tiap Kelompok Kepribadian?

Hasil analisis NGS tidak menunjukkan perbedaan keanekaragaman yang signifikan diantara kelompok kepribadian yang memiliki skor tinggi dan rendah, kecuali pada kelompok openness. Pada kelompok yang skor opennessnya tinggi memiliki keanekragaman yang lebih besar dari pada mereka yang memiliki skor rendah. Pada kelompok kepribadian lain, tidak ditemukan perbedaan keanekaragaman yang signifikan.

Selanjutnya, Kim dkk lebih memfokuskan analisis kelimpahan jenis pada kelompok neurotisisme dan conscientiousness. Alasannya adalah kedua kelompok tersebut memiliki korelasi kuat dengan morbiditas (penyakit yang menyerang seseorang pada periode waktu tertentu) dan mortalitas (angka kematian akibat penyakit tertentu) 4.

Berikut hasil analisisnya:

  • Kelompok dengan neuroticism tinggi memiliki kelimpahan Gammaproteobacteria dan Proteobacteria yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kepribadian yang lain (Gambar 1 A dan B)
  • Kelompok dengans skor conscientiousness tinggi memiliki jumlah yang tinggi pada bakteri penghasil butirat, seperti Lachnospiraceae (Genus Lachnospira dan Roseburia) (Gambar 1 C).

blank

Gambar 1 Profil mikroba usus dan korelasinya dengan kelompok kepribadian responden

Keragaman dan komposisi mikroba dalam usus manusia ternyata berbeda ketika dikelompokkan berdasarkan kepribadian responden. Sehingga dapat disimpulkan kepribadian memiliki korelasi yang kuat dengan mikroba usus.

Hubungan antara kepribadian, mikroba usus dan kesehatan

Pada kelompok yang memiliki skor neuroticism tinggi dan conscientiousness rendah cenderung mudah stress. Stress dapat mengaktifkan produksi proinflamatory sitokin pada otak yang berakibat pada inflamasi (peradangan), terutama pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang mengalami peradangan mudah ditembus oleh bakteri. Selanjutnya bakteri tersebut berpindah ke organ lain melalui pembuluh darah 3.

Pada saat perpindahan bakteri ini terdeteksi oleh sistem imun, tubuh akan meningkatkan pertahannya dengan memproduksi antibodi untuk melumpuhkan bakteri-bakteri tersebut 7. Untuk bertahan dari serangan kekebalan tubuh, bakteri-bakteri tadi akan beradaptasi hingga kemampuan imun merespon kelompok-kelompok bakteri tersebut menurun. Akibatnya individu yang mudah stress rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri pathogen anggota Gammaproteobacteria dan Proteobacteria tersebut.

Pada kelompok dengan skor conscientiousness tinggi atau mereka yang lebih tahan terhadap stress, memiliki bakteri penghasil asam butirat yang tinggi. Asam butirat adalah agen anti-inflamasi. Sehingga lebih kebal terhadap serangan patogen. Asam butirat juga dapat melindungi otak dari kerusakan bahkan mampu mengurangi kerentanan terhadap gangguan mental seperti depresi 8 (Gambar 2).

blank

Psikobiotik – Pengobatan Penyakit Fisik dan Mental Berdasarkan Tipe Kepribadian dan Profil Mikroba Usus

Terdapat kolerasi yang kuat antara kelompok kepribadian 5 five seseorang dengan keanekaragaman mikroba dalam ususnya. Mikroba usus seseorang yang sering stress (skor neuroticism tinggi dan consciencetiousness rendah) didominasi oleh Gammaproteobacteria dan Proteobacteria. Bakteri dalam kelompok tersebut diasosiasikan dengan penyakit yang dipicu oleh inflamasi dan rentan terhadap infeksi.

Sedangkan kelompok yang memiliki skor consciencetiousness tinggi kaya akan bakteri penghasil butirat. Butirat adalah senyawa anti-inflamasi dan dapat melindungi otak dari kerusakan dan gangguan kesehatan mental seperti depresi.

Penelitian ini memberikan informasi yang menguatkan dugaan bahwa mikroba usus memiliki pengaruh terhadap kepribadian dan kesehatan mental seseorang, demikian pula sebaliknya. Harapannya, penemuan ini menjadi dasar pengobatan penyakit, baik gangguan kesehatan tubuh dan mental yang berbasis kepribadian seseorang dan profil mikroba dalam ususnya. Pengobatan tersebut dikenal dengan psikobiotik 9.

Bakteri penghasil asam butirat seperti bakteri Lachnospira dan Roseburia, dapat dijadikan sebagai kandidat psikobiotik untuk meredakan penderita stress dan depresi. Dua bakteri tersebut dapat digabungkan dengan makanan kaya serat untuk membuat syn-psychobiotic.

Daftar Pustaka

  1. Youyou W, Kosinski M, Stillwell D. Computer-based personality judgments are more accurate than those made by humans. Proceedings of the National Academy of Sciences. 2015;112(4):1036–1040.
  2. Sanchez-Roige S, Gray JC, MacKillop J, Chen C-H, Palmer AA. The genetics of human personality. Genes, Brain and Behavior. 2017;(August 2017):e12439.
  3. Rogers GB, Keating DJ, Young RL, Wong ML, Licinio J, Wesselingh S. From gut dysbiosis to altered brain function and mental illness: Mechanisms and pathways. Molecular Psychiatry. 2016;21(6):738–748.
  4. Kim HN, Yun Y, Ryu S, Chang Y, Kwon MJ, Cho J, Shin H, Kim HL. Correlation between gut microbiota and personality in adults: A cross-sectional study. Brain, Behavior, and Immunity. 2018;69:374–385.
  5. McCrae R, Costa P, Jr, Martin T. The NEO – PI – 3 : A More Readable Revised NEO Personality Inventory. Journal of personality assessment. 2005;84(3):37–41.
  6. Jermy A. Universal bacterial barcode. Nature Reviews Microbiology. 2012;10(3):161–161.
  7. Maes M, Kubera M, Leunis JC. The gut-brain barrier in major depression: intestinal mucosal dysfunction with an increased translocation of LPS from gram negative enterobacteria (leaky gut) plays a role in the inflammatory pathophysiology of depression. Neuro endocrinology letters. 2008;29(1):117–124.
  8. Bourassa MW, Alim I, Bultman SJ, Ratan RR. Butyrate, neuroepigenetics and the gut microbiome: Can a high fiber diet improve brain health? Neuroscience Letters. 2016;625:56–63.
  9. Misra S, Mohanty D. Psychobiotics: A new approach for treating mental illness? Critical Reviews in Food Science and Nutrition. 2017;0(0):1–7.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.