Bagaimana pandangan dari kalangan Bumi datar (flat earther) mengenai fenomena ekuinoks hari ini, yang menunjukkan adanya pergeseran sumbu Bumi, padahal mereka tidak percaya bahwa Bumi berbentuk bulat dengan adanya kutub?
Fenomena ekuinoks terjadi ketika Matahari bersinar tepat di atas garis ekuator Bumi, dan dianggap sebagai awal musim semi di belahan Bumi utara. Fenomena ini juga membuat durasi siang dan malam menjadi sama di seluruh wilayah Bumi.
Andi Pangerang, seorang peneliti di Pusat Riset dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapkan bahwa fenomena ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, seperti yang dilaporkan di situs Edukasi Sains dan Antariksa.
Fenomena ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun
Menurut Andi Pangerang dari Pusat Riset dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), seperti yang dilansir oleh situs Edukasi Sains dan Antariksa, fenomena ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun. Pertama, pada bulan Maret ketika Kutub Utara mulai condong ke arah Matahari. Kedua, pada bulan September ketika Kutub Selatan mulai condong ke arah Matahari. Selama ekuinoks, garis yang membatasi siang dan malam sejajar dengan garis bujur Bumi, sehingga Matahari terbit tepat di timur dan terbenam tepat di barat.
Menurut BRIN, fenomena ekuinoks Maret 2023 akan terjadi pada tanggal 21 Maret pada pukul 04.24 WIB/05.24 WITA/06.24 WIT. Saat itu, jarak antara Bumi dan Matahari akan mencapai 148.981.052 km.
Kehadiran kedua kutub Bumi, yaitu Kutub Utara dan Selatan, diperlukan untuk terjadinya fenomena ekuinoks, selain juga menunjukkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Namun, pengusung teori Bumi datar tidak mengakui keberadaan kedua kutub tersebut.
Teori Bumi Datar sulit menjelaskan fenomena ekuinoks
Pengusung teori Bumi datar mempercayai bahwa Bumi berbentuk piringan dengan Lingkaran Arktik (Arctic Circle) berada di tengahnya. Mereka menganggap bahwa Lingkaran Arktik tersebut dikelilingi oleh wilayah Antartika. Peta dengan gambaran seperti itu dijadikan sebagai acuan mereka.
Menurut laporan dari Live Science, pengusung teori Bumi datar mengalami kesulitan dalam menjelaskan fenomena ekuinoks karena mereka tidak mengakui semua syarat yang diperlukan, seperti keberadaan kedua kutub Bumi dan bentuk bulat Bumi. Tanpa syarat-syarat tersebut, sangat sulit menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena ekuinoks dapat terjadi saat Bumi yang berbentuk bulat berputar dan memiringkan kutubnya ke arah atau menjauhi Matahari.
Teori yang dipercayai oleh pengusung Bumi datar adalah bahwa Matahari sebenarnya berukuran kecil. Mereka tidak mempercayai bahwa Matahari berukuran besar dan berjarak 150 juta km dari Bumi, melainkan meyakini bahwa Matahari hanya berjarak sekitar 1.000 – 5.000 km saja dari Bumi.
Pengusung teori Bumi datar meyakini bahwa ukuran lingkaran Matahari yang kecil mengatur pergantian musim
Samuel Birley Rowbotham memperkenalkan teori ini pertama kali dalam risalahnya “Zetetic Astronomy: Earth Not a Globe” pada tahun 1881. Dia menyatakan bahwa Matahari hanya memiliki diameter 52 km dan berada pada ketinggian antara 640 hingga 1.130 km di atas Bumi, bergantung pada posisi Bulan.
Dalam halaman Wiki resmi Flath Earth Society, seorang anggota menyatakan bahwa Matahari bergerak mengelilingi Kutub Utara. Saat Matahari berada di atas kepala seseorang, itu menandakan siang hari, dan ketika tidak, itu menandakan malam hari. Ia juga mengatakan bahwa cahaya Matahari terbatas pada area tertentu dan berfungsi seperti titik di atas Bumi.
Pengusung teori Bumi datar meyakini bahwa ukuran lingkaran Matahari yang kecil mengatur pergantian musim. Salah satu pengusung teori ini menjelaskan bahwa Matahari berputar paling dekat dengan Kutub Utara pada Juni. Selama enam bulan berikutnya, Matahari secara perlahan bergerak ke arah tembok es yang berada di pinggir Bumi dan akan kembali ke Kutub Utara pada Desember.
Menurut teori pengusung Bumi datar, pada bulan Desember, Matahari berbalik arah dan berputar kembali ke arah dalam piringan Bumi. Pada bulan Juni, Matahari berputar paling dekat dengan Kutub Utara dan menghabiskan enam bulan berikutnya perlahan berputar ke arah tembok es di pinggir Bumi. Pada ekuinoks musim semi dan musim gugur, Matahari berputar dalam lingkaran sempurna di sekitar ekuator, yang menyinari setengah dari piringan Bumi pada waktu tertentu.
Teori yang cacat
Penjelasan dari Rowbotham menghadapi masalahnya sendiri. Sebagai contoh, jika Matahari berada 5.000 km di atas Bumi datar, Matahari tidak akan pernah benar-benar “terbenam” bahkan di bagian paling selatan.
Sebuah bukti konkret yang menunjukkan kelemahan teori Samuel Birley Rowbotham telah dilakukan oleh seorang YouTuber bernama Wolfie6020. Ia berhasil membuat sebuah model Matahari yang sesuai dengan skala yang diusung oleh pengusung teori Bumi datar tersebut. Dalam video YouTube-nya, Wolfie6020 memperlihatkan bagaimana Matahari pada modelnya seolah-olah tidak pernah tenggelam meski dilihat dari Sydney pada titik balik musim semi.
Dalam video demonstrasinya, YouTuber Wolfie6020 menunjukkan bahwa Matahari tidak pernah sepenuhnya tenggelam di bawah cakrawala, bahkan ketika berada di titik terjauhnya dari pengamat di Sydney. Selain itu, selama ekuinoks, Matahari tampak terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat di semua lokasi di Bumi kecuali di kutub.
Untuk menjelaskan fenomena ini dalam teori Bumi datar, diperlukan beberapa wilayah yang secara fisik berada lebih jauh dari Matahari daripada wilayah lainnya sehingga sinar Matahari harus berbelok menjadi ratusan sudut yang berbeda secara bersamaan. Hal ini dibutuhkan agar Matahari tampak seolah-olah selalu datang dari timur. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu dan jauh dari yang diharapkan dalam teori tersebut.
Para penganut teori Bumi datar hingga saat ini belum dapat menyajikan sebuah model yang dapat memecahkan masalah pada saat terjadinya ekuinoks. Namun, meskipun demikian, mereka tetap mempertahankan keyakinan tersebut. Beberapa pakar mengatakan bahwa hal tersebut mungkin disebabkan oleh masalah stres.
Referensi
MSN, https://www.msn.com/en-gb/news/other/folklore-myth-and-fact-around-the-spring-equinox/ss-AA18Q7E7 Diakes pada 23 Maret, 2023.
EarthSky, https://earthsky.org/astronomy-essentials/everything-you-need-to-know-vernal-or-spring-equinox/ Diakes pada 23 Maret, 2023.
TheSynergyCompany, https://thesynergycompany.com/blogs/news/global-autumnal-equinox-traditions Diakes pada 23 Maret, 2023.