Mengenal Internationally Legally Binding Instrument (ILBI) untuk Mengatasi Polusi Plastik

Polusi plastik telah menjadi salah satu tantangan terbesar dalam lingkungan di era kini. Meskipun plastik memiliki manfaat signifikan dalam berbagai […]

polusi plastik

Polusi plastik telah menjadi salah satu tantangan terbesar dalam lingkungan di era kini. Meskipun plastik memiliki manfaat signifikan dalam berbagai sektor seperti kesehatan, teknologi, dan konstruksi, dampak buruknya terhadap lingkungan tidak dapat diabaikan. Peningkatan produksi plastik yang pesat dan pengelolaan limbah yang kurang memadai telah menyebabkan kontaminasi plastik di berbagai ekosistem global, termasuk lautan, gunung, dan daratan.

Dampak Polusi Plastik

Plastik terkenal sebagai bahan yang persisten dan sulit terurai. Mikroplastik (1 µm–5 mm) dan nanoplastik (<1 µm) telah ditemukan di berbagai habitat, dari dasar laut hingga puncak gunung. Penelitian menunjukkan bahwa plastik tidak sepenuhnya inert, melainkan dapat melepaskan bahan kimia toksik dan membentuk agregasi dengan bahan lain. Hal ini memperburuk potensi dampak ekologisnya, seperti bioakumulasi dan efek kronis terhadap organisme​.

Polusi plastik juga terkait dengan perubahan iklim. Produksi plastik pada tahun 2015 menyumbang 3,8% emisi karbon dioksida global, hampir dua kali lipat dari emisi industri penerbangan. Selain itu, degradasi plastik dapat menghasilkan gas rumah kaca seperti metana dan etilena, yang semakin memperburuk pemanasan global​.

Tantangan dan Peluang dalam Penanganan Polusi Plastik

Meskipun penelitian tentang polusi plastik telah berkembang, banyak hal yang belum dipahami, seperti distribusi, nasib, dan toksisitas plastik di lingkungan. Beberapa sumber mikroplastik yang baru teridentifikasi, seperti partikel dari ban kendaraan dan cat jalan, menunjukkan bahwa masih banyak area yang perlu dieksplorasi lebih lanjut​.

Penanganan polusi plastik tidak hanya memerlukan penggantian bahan plastik dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga perlu mempertimbangkan siklus hidup bahan tersebut. Misalnya, beberapa plastik biodegradabel mungkin tidak sepenuhnya terurai di lingkungan alami, sehingga justru menciptakan masalah baru dalam daur ulang​.

Tindakan Mendukung Perubahan

Dalam menanggapi polusi plastik ini, kita dapat menerapkan prinsip kehati-hatian pada konsumsi plastik, seperti pengurangan konsumsi plastik sekali pakai dan pembatasan mikroplastik dalam produk konsumen. Beberapa negara telah melarang penggunaan kantong plastik dan mikroplastik dalam produk perawatan pribadi, yang menunjukkan keberhasilan kebijakan berbasis bukti​.

Peningkatan manajemen limbah, desain ulang produk dengan bahan yang lebih sederhana, dan sistem daur ulang yang lebih efisien merupakan langkah kunci untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang dampak buruk plastik dapat mendorong perubahan perilaku, seperti penggunaan ulang kantong belanja dan botol minum​.

Polusi plastik adalah masalah yang kompleks dengan dampak bahayanya yang berskala global. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami implikasi jangka panjangnya. Namun, kita dapat melakukan tindakan segera untuk mengurangi kebocoran polusi plastik ke lingkungan melalui kebijakan, edukasi, dan kolaborasi lintas sektor. Dengan mengintegrasikan penelitian, kebijakan, dan tindakan masyarakat, dunia dapat bergerak menuju solusi yang lebih berkelanjutan terhadap krisis plastik ini

Peran PBB Menanggapi Polusi Plastik

Pada Maret 2022, Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEA) menyetujui resolusi bertajuk “End plastic pollution: Toward an internationally legally binding instrument (ILBI)”, sebuah langkah penting untuk mengatasi krisis polusi plastik secara global. Resolusi ini menugaskan negara-negara untuk menyusun instrumen hukum internasional yang mengikat mengenai plastik sebelum akhir tahun 2024​.

Apa itu ILBI?

International Legally Binding Instrument (ILBI) merupakan hasil dari kerjasama regulasi internasional dalam forum multilateral yang rancangannya bertujuan untuk membantu negara-negara menghadapi tantangan kebijakan tertentu. ILBI melibatkan proses pengambilan keputusan yang disepakati oleh para anggotanya, dengan tujuan menciptakan solusi bersama yang efektif​.

Prioritas dan Tantangan

Ocean Conservancy, sebuah organisasi yang memimpin upaya global melawan polusi plastik laut, menyoroti bahwa instrumen ini harus mencakup:

  1. Pengurangan Sumber Plastik
    Untuk mengatasi krisis polusi plastik, perlu pengurangan produksi plastik. Penghapusan plastik sekali pakai, terutama yang sering mencemari pantai dan saluran air, akan mengurangi produksi plastik hingga 40%.
  2. Penanganan Ghost Gear
    Ghost gear, yaitu alat tangkap ikan yang ditinggalkan, hilang, atau dibuang, merupakan ancaman signifikan bagi kelestarian perikanan dan keanekaragaman hayati. ILBI harus mencakup kerangka kerja untuk pengelolaan ghost gear yang efektif​.
  3. Regulasi Mikroplastik
    Mikroplastik (100 nm–5 mm) adalah jenis polusi plastik yang paling meluas dan sulit dalam pengendaliannya. Harapannya, ILBI dapat memprioritaskan eliminasi mikroplastik primer seperti manik-manik kosmetik dan penguatan regulasi mikroplastik sekunder​.
  4. Desain untuk Circularity
    Desain plastik yang memungkinkan daur ulang dan pengurangan limbah harus menjadi fokus utama. Teknologi daur ulang kimia saat ini masih kurang memadai karena tidak sepenuhnya mendukung pendekatan “plastik-ke-plastik”​.
  5. Inklusi Pengumpul Sampah Sektor Informal
    Pengumpul sampah informal memainkan peran penting dalam pengumpulan dan daur ulang plastik, terutama di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, ILBI harus memastikan keterlibatan mereka dalam solusi nasional​.

Mengapa ILBI Diperlukan?

Polusi plastik telah mencapai tingkat krisis, dengan lebih dari 11 juta metrik ton plastik mencemari lautan setiap tahunnya. Tanpa intervensi drastis, jumlah ini diperkirakan meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 29 juta metrik ton pada tahun 2040​. Plastik juga menjadi penyumbang besar emisi gas rumah kaca, menghasilkan 3-4% dari emisi global akibat penggunaannya yang berbasis bahan bakar fosil.

Selain itu, polusi mikroplastik telah terdeteksi pada berbagai spesies, termasuk manusia. Mikroplastik ditemukan di tubuh manusia, dengan risiko kesehatan yang masih terus diteliti​.

Sumber: id.pinterest.com

Langkah Sebagai Harapan untuk Masa Depan

ILBI merupakan peluang sekali dalam satu generasi untuk mengatasi krisis ini secara komprehensif. Dengan desain yang adaptif terhadap kondisi masa depan, instrumen ini berpotensi memberikan dampak positif pada krisis lingkungan global yang saling terkait; meliputi perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi plastik​.

Dengan memastikan tanggung jawab produsen plastik melalui mekanisme finansial dan desain yang lebih ramah lingkungan, harapannya ILBI dapat menjadi tonggak penting dalam menciptakan dunia yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kolaborasi antarnegara, bersamaan dengan kerangka kerja implementasi yang kuat di tingkat lokal dan nasional, akan sangat penting untuk menjamin keberhasilan jangka panjang dari instrumen ini.

Referensi

Horton, A. A. 2022. Plastic pollution: When do we know enough? Diakses pada 25 November 2024 dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0304389421018537

Ocean Conservacy. nd. An Opportunity to End Plastic Pollution: An International Legally Binding Instrument. Diakses pada 25 November 2024 dari https://oceanconservancy.org/wp-content/uploads/2023/04/Ocean-Conservancys-ILBI-Plastics-Treaty-Priorities-DIGITAL.pdf

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top