Artificial Superintelligence Alliance (ASI) muncul sebagai salah satu proyek kripto terbesar di sektor AI, berkat penggabungan tiga proyek terkemuka: Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol. Mengapa ketiga proyek ini memilih untuk bergabung, dan fitur apa saja yang mereka tawarkan dalam kolaborasi ini? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Artificial Superintelligence Alliance (ASI)
Artificial Superintelligence Alliance (ASI) merupakan sebuah inisiatif besar yang membawa perubahan signifikan di dunia kecerdasan buatan (AI) dan kripto. Aliansi ini dibentuk melalui merger tiga proyek terkemuka di bidang teknologi AI dan blockchain, yaitu Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol. Ketiga proyek ini telah lama dikenal karena kontribusinya dalam menciptakan solusi berbasis AI dan blockchain yang inovatif. Dengan bergabung dalam satu aliansi, mereka bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan adopsi kecerdasan buatan yang lebih maju, terutama dalam mencapai tujuan jangka panjang untuk menciptakan Artificial General Intelligence (AGI) yang pada akhirnya akan berkembang menjadi Artificial Superintelligence (ASI).
Sebagai hasil dari merger ini, sebuah token baru yang disebut ASI diluncurkan. Token ASI ini berfungsi sebagai alat transaksi dalam ekosistem AI yang terdesentralisasi, memungkinkan pengembang dan pengguna untuk berinteraksi dan berbagi sumber daya secara lebih efisien. Nilai gabungan dari ketiga proyek ini diperkirakan mencapai sekitar US$7,5 miliar, yang menjadikan ASI salah satu pemain terbesar dan paling berpengaruh dalam ruang AI yang terdesentralisasi. Angka ini juga mencerminkan potensi besar dari aliansi ini dalam meredefinisi ekosistem AI yang ada, serta memperkenalkan cara baru dalam memanfaatkan teknologi AI yang lebih transparan dan terbuka.
Visi utama di balik ASI adalah untuk menciptakan sebuah ekosistem AI yang lebih demokratis dan terbuka. Ini berarti bahwa aliansi ini tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi canggih, tetapi juga memastikan bahwa pengembang dan pengguna, baik individu maupun perusahaan, memiliki akses yang sama terhadap sumber daya AI. Dengan pendekatan ini, ASI berupaya untuk mengurangi kesenjangan yang ada dalam pengembangan dan distribusi teknologi AI, yang selama ini terkadang terpusat pada sejumlah perusahaan besar atau lembaga penelitian tertentu. Dalam ekosistem ini, pengembang akan dapat berkolaborasi dan berinovasi secara lebih bebas, tanpa hambatan birokrasi atau ketergantungan pada entitas terpusat.
ASI Alliance juga akan fokus pada penerapan agen AI dalam berbagai lingkungan komersial. Penerapan agen AI ini diharapkan dapat mengoptimalkan berbagai sektor, mulai dari industri keuangan, kesehatan, hingga transportasi, dengan memberikan solusi yang lebih efisien dan terdesentralisasi. Selain itu, aliansi ini juga akan mengembangkan model pembelajaran bahasa simbolik neural, yang merupakan pendekatan yang menggabungkan kecerdasan buatan berbasis simbol dengan metode pembelajaran mesin yang lebih modern. Hal ini bertujuan untuk menciptakan model AI yang lebih fleksibel dan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks.
Selain itu, ASI juga berfokus pada peningkatan kemampuan berbagi data AI. Dalam era digital saat ini, data menjadi aset yang sangat berharga, namun akses dan berbagi data AI sering kali terkendala oleh batasan privasi dan keamanan. Dengan pendekatan terdesentralisasi, ASI berupaya menciptakan sistem yang memungkinkan data AI untuk dibagikan secara lebih efisien dan aman, tanpa mengorbankan privasi individu atau organisasi. Hal ini akan membuka peluang baru untuk inovasi dan kolaborasi, baik di tingkat global maupun lokal, yang pada akhirnya akan mendorong perkembangan AI yang lebih cepat dan inklusif.
Dengan berbagai fitur dan inisiatif yang ditawarkan, ASI Alliance berpotensi menjadi pionir dalam menciptakan AI yang lebih demokratis, transparan, dan terdesentralisasi, serta dapat meredefinisi cara kita berinteraksi dengan teknologi kecerdasan buatan di masa depan.

Fase Migrasi Token
Proses migrasi token dalam proyek ASI dilakukan dalam dua tahap utama. Pada tahap pertama, token Fetch.ai (FET) akan dikonversi menjadi token ASI dengan rasio 1:1. Sementara itu, token SingularityNET (AGIX) akan dikonversi dengan rasio 1 AGIX menjadi 0,433350 ASI, dan token Ocean Protocol (OCEAN) akan dikonversi dengan rasio 1 OCEAN menjadi 0,433226 ASI.
Proses migrasi ini dirancang untuk memastikan bahwa nilai setiap token yang digabungkan tetap terjaga, dengan perhitungan yang proporsional berdasarkan kapitalisasi pasar dari masing-masing proyek.
- Fase Pertama
Fase pertama migrasi akan dimulai pada 1 Juli 2024, di mana token Fetch.ai (FET) akan mulai dikonversi menjadi token ASI. Selama fase ini, token SingularityNET (AGIX) dan Ocean Protocol (OCEAN) masih dapat diperdagangkan di bursa kripto. Namun, token-token ini akan segera dihapus dari bursa dan dikonversi menjadi ASI pada fase kedua migrasi.
- Fase Kedua
Pada fase kedua, migrasi penuh token AGIX dan OCEAN ke ASI akan dilakukan, bersamaan dengan peningkatan jaringan FET yang akan diubah menjadi jaringan ASI. Di tahap ini, token ASI akan diterapkan sepenuhnya di berbagai jaringan blockchain, dengan dukungan bridge untuk memastikan interoperabilitas antar jaringan.
Cara Kerja ASI
Artificial Superintelligence Alliance (ASI) bekerja dengan mengintegrasikan berbagai elemen teknologi dari tiga proyek terkemuka: Fetch.ai (FET), SingularityNET (AGIX), dan Ocean Protocol (OCEAN). Meskipun ASI memanfaatkan kekuatan masing-masing proyek ini, proyek ini juga memperkenalkan mekanisme dan teknologi baru yang dirancang untuk lebih mengoptimalkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam ekosistem terdesentralisasi. Berikut adalah penjelasan tentang cara kerja ASI:
- Gabungan Teknologi
ASI memadukan teknologi dari ketiga proyek ini, masing-masing membawa kekuatan unik yang saling melengkapi:
- Fetch.ai: Membawa infrastruktur berbasis agen AI yang memungkinkan pengembangan dan peluncuran aplikasi AI terdesentralisasi. Teknologi ini memungkinkan agen-agen AI untuk bekerja secara mandiri dan efisien dalam menyelesaikan berbagai tugas.
- SingularityNET: Menambahkan elemen penting berupa Artificial General Intelligence (AGI), yang berfokus pada pembuatan AI yang lebih cerdas dan mampu berpikir lebih luas. AGI ini juga berusaha untuk mendemokratisasi AI agar dapat digunakan di berbagai sektor seperti kesehatan, keuangan, dan media.
- Ocean Protocol: Menyediakan infrastruktur untuk tokenisasi dan perdagangan aset data, memungkinkan data untuk digunakan secara lebih efisien dalam pengembangan model AI. Ini juga memungkinkan penggunaan data yang lebih aman dan terdesentralisasi di berbagai aplikasi AI.
- Mekanisme Baru
Selain teknologi dasar yang digunakan dari ketiga proyek tersebut, ASI memperkenalkan beberapa mekanisme baru untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan ekosistem AI:
- Neural Symbolic Language Learning Models: ASI mengembangkan model pembelajaran bahasa simbolik neural yang menggabungkan kekuatan AI berbasis simbol dan pembelajaran mesin modern untuk menciptakan sistem AI yang lebih canggih dan dapat menangani tugas yang lebih kompleks.
- Data Sharing yang Lebih Canggih: ASI juga mengintegrasikan sistem berbagi data yang lebih canggih untuk meningkatkan kolaborasi antar pihak dalam ekosistem AI. Hal ini memungkinkan data yang lebih besar dan lebih beragam untuk digunakan dalam pelatihan model AI, mempercepat pengembangan solusi yang lebih baik.
- Agentic Network
Salah satu inovasi besar dari ASI adalah Agentic Network, sebuah jaringan baru yang memungkinkan agen-agen AI berinteraksi dan bekerja sama dalam berbagai aplikasi komersial. Dengan adanya jaringan ini, agen-agen AI dapat saling berkolaborasi untuk menyelesaikan tugas yang lebih kompleks dan mengembangkan solusi yang lebih efisien. Ini juga membuka peluang bagi pengembang untuk menciptakan aplikasi AI yang lebih canggih dalam ekosistem yang terdesentralisasi.
Fitur-fitur yang Akan Dikembangkan
ASI sedang mengembangkan sejumlah fitur inovatif untuk memperkuat dan memperluas ekosistem AI terdesentralisasi mereka. Beberapa fitur utama yang sedang dikembangkan meliputi:
- Platform Migrasi
ASI telah meluncurkan platform migrasi yang memungkinkan pengguna untuk mengonversi token AGIX dan OCEAN mereka menjadi FET, yang nantinya akan diubah menjadi ASI. Proses ini dilakukan melalui dApp SingularityDAO, yang memudahkan pengguna mengikuti langkah-langkah untuk melakukan konversi, memastikan integrasi token yang mulus ke dalam ekosistem ASI. - Agentic Network
Fitur ini memungkinkan agen-agen AI untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam aplikasi komersial. Ini memungkinkan pengembangan aplikasi AI yang lebih canggih, berkat kolaborasi antar agen AI dalam jaringan yang terdesentralisasi. - Infrastruktur GPU
Untuk mendukung pengembangan dan penerapan model AI yang lebih kompleks, ASI telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur GPU. Penggunaan GPU canggih seperti Nvidia H200, H100, dan A100 memungkinkan para pengembang dan pengguna untuk memanfaatkan kekuatan komputasi besar untuk mengembangkan aplikasi AI yang lebih efisien dan lebih cepat. - Interoperability Bridges
ASI sedang mengembangkan jembatan interoperabilitas yang memungkinkan transfer token ASI antar berbagai jaringan blockchain. Fitur ini sangat penting untuk memastikan bahwa token ASI dapat digunakan secara luas dan fleksibel di seluruh ekosistem blockchain, mendukung transfer lintas jaringan yang mulus dan adopsi yang lebih luas.
Utilitas Token ASI
Token ASI memainkan peran penting dalam ekosistem Artificial Superintelligence Alliance. Berikut adalah beberapa kegunaan utama token ASI:
- Penggunaan dalam Ekosistem AI
Token ASI akan digunakan sebagai mata uang utama dalam ekosistem ASI, mencakup pembayaran untuk layanan AI, staking, dan partisipasi dalam mekanisme tata kelola. Pemegang token ASI dapat memberikan suara dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan dan arah proyek. - Staking dan Reward
Pemegang token ASI dapat melakukan staking untuk mendukung jaringan dan mendapatkan imbalan. Proses staking ini memungkinkan pemegang token untuk berkontribusi dalam menjaga keamanan dan kelancaran operasi jaringan. Reward staking akan diberikan tanpa gangguan, bahkan selama transisi dari FET ke ASI. - Pembayaran dan Monetisasi Layanan AI
Token ASI juga akan digunakan untuk membayar berbagai layanan AI yang dibangun di atas platform ASI. Ini termasuk penggunaan model AI, agen AI, serta pertukaran data yang didukung oleh protokol Ocean. Sistem pembayaran ini memudahkan monetisasi layanan AI yang ada dalam ekosistem ASI.
Tim ASI
Proyek Artificial Superintelligence Alliance (ASI) dipimpin oleh tim yang terdiri dari tokoh-tokoh utama dari proyek-proyek yang bergabung dalam aliansi ini, yaitu Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol. Setiap anggota tim memiliki keahlian khusus yang akan membantu mengembangkan dan mewujudkan visi ASI. Berikut adalah beberapa anggota tim kunci yang terlibat:
- Humayun Sheikh – CEO Fetch.ai dan Ketua Artificial Superintelligence Alliance
Humayun Sheikh adalah sosok yang memiliki latar belakang kuat dalam teknologi AI dan blockchain. Sebagai CEO Fetch.ai, ia telah memimpin pengembangan agen-agen AI serta aplikasi terdesentralisasi di Fetch.ai. Sebagai Ketua ASI, Humayun akan memimpin strategi dan pengembangan proyek ini secara keseluruhan, mengarahkan tim untuk memastikan visi ASI tercapai dengan baik dan terintegrasi dengan baik ke dalam ekosistem teknologi yang ada. - Dr. Ben Goertzel – Pendiri dan CEO SingularityNET
Dr. Ben Goertzel adalah tokoh terkemuka dalam bidang kecerdasan buatan, terutama dalam pengembangan Artificial General Intelligence (AGI). Dengan pengalaman luasnya dalam pengembangan AI yang lebih cerdas dan mandiri, Dr. Goertzel akan membawa visinya tentang AGI yang terdesentralisasi dan demokratis ke dalam ASI. Dia akan memastikan bahwa pengembangan AI di dalam proyek ini tetap inklusif dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, membuka jalan untuk AI yang dapat bermanfaat secara lebih luas. - Tim dari Ocean Protocol – Pengembang Data dan AI
Tim dari Ocean Protocol akan bertanggung jawab untuk mengintegrasikan kemampuan perdagangan data yang sudah ada ke dalam ekosistem ASI. Mereka akan fokus pada pengelolaan data yang lebih baik dan memungkinkan data tersebut digunakan dalam pelatihan model AI. Ocean Protocol memiliki pengalaman dalam tokenisasi data, yang akan mendukung ASI dalam memanfaatkan data secara lebih efisien dan terdesentralisasi, memungkinkan pengembangan model AI yang lebih canggih dan beragam.
Selain ketiga tokoh utama tersebut, proyek ASI juga didukung oleh tim teknis yang terdiri dari para insinyur, ilmuwan, peneliti, dan pengembang yang memiliki pengalaman luas dalam teknologi blockchain dan AI. Tim-tim ini akan bekerja sama untuk memastikan bahwa teknologi dari Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol dapat terintegrasi dengan lancar dan mendukung pengembangan platform AI yang terdesentralisasi dan kuat.
Dengan kolaborasi antara berbagai ahli dari ketiga proyek terkemuka ini, ASI memiliki potensi untuk menghadirkan solusi AI yang lebih canggih dan bermanfaat bagi seluruh ekosistem, memastikan perkembangan yang lebih inklusif, efisien, dan dapat diterima oleh banyak pihak.
Penutup
Dengan bergabungnya tiga proyek besar—Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol—dalam Artificial Superintelligence Alliance (ASI), aliansi ini membuka peluang besar untuk menciptakan ekosistem AI yang terdesentralisasi, cerdas, dan lebih inklusif. Melalui pemanfaatan kekuatan teknologi masing-masing proyek, ASI berambisi untuk mempercepat perkembangan Artificial General Intelligence (AGI) dan akhirnya mencapai Artificial Superintelligence (ASI), yang diharapkan dapat memberi dampak positif di berbagai sektor, dari kesehatan hingga keuangan.
Referensi
https://coinvestasi.com/belajar/mengenal-artificial-superintelligence-alliance-asi akses pada: 26 Januari 2025
https://www.bitcoin.com/exchanges/artificial-superintelligence-alliance akses pada: 26 Januari 2025