NUKLIR: Solusi Energi Penyelamat Negeri Penuh Kontroversi

Seiring dengan berkembangnya pembangunan di bidang teknologi, industri, dan informasi, kebutuhan akan energi khususnya energi listrik merupakan hal yang tak […]

Seiring dengan berkembangnya pembangunan di bidang teknologi, industri, dan informasi, kebutuhan akan energi khususnya energi listrik merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat Indonesia. Namun, pemenuhan kebutuhan energi listrik belum dilakukan secara keseluruhan. Dilansir dari Energi LIPI, pelaksanaan penyediaan energi listrik oleh PT.PLN (Persero) selaku lembaga pengelola masalah kelistrikan di Indonesia hingga saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara keseluruhan.

Saat ini, pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas masih memegang peran yang dominan. Padahal menurut data ESDM 2006, cadangan minyak bumi Indonesia hanya sekitar 9M barel/tahun dan produksi Indonesia hanya sekitar 900 jt barel/tahun. Apabila digunakan secara terus menerus dan tidak ditemukan cadangan minyak baru atau tidak ditemukan teknologi baru untuk meningkatkan recovery minyak bumi, diperkirakan cadangan minyak Indonesia akan habis dalam waktu 23 tahun mendatang (terhitung sejak tahun _____).

Dilansir dari The Hill, gas alam merupakan salah satu alternatif dalam pemenuhan sumber energi listrik. Namun, gas alam menghasilkan emisi karbon yang signifikan dan sering mengalami ketidakstabilan harga. Walaupun gas alam dinilai relatif lebih bersih dibandingkan dengan batubara, namun emisi karbon yang dihasilkan masih harus menyesuaikan terhadap perundang-undangan terkait keamanan lingkungan.

Sementara itu, sumber energi alternatif lain seperti tenaga angin maupun tenaga surya dinilai belum mampu untuk memenuhi target yang diharapkan. Di Amerika Serikat, biaya yang digunakan untuk mensubsidi pengoperasian sumber energi terbarukan mencapai puluhan bahkan milyaran dollar namun sumber energi tenaga angin dan surya hanya mensuplai 7% dari kebutuhan listrik di Amerika Serikat. Ditengah persoalan tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan suplai energi listrik.

Istilah ‘nuklir’ kerap menghadirkan kesan yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Energi nuklir termasuk salah satu energi bersih masa depan, karena tidak menghasilkan emisi (Duderstadt dan Hamilton, 1976). Pada dasarnya, energi nuklir merupakan energi dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme yaitu pembelahan inti (reaksi fisi) dan penggabungan beberapa inti (reaksi fusi).

Mekanisme produksi energi nuklir banyak menggunakan reaksi fisi nuklir.  Pembelahan inti (fisi nuklir) merupakan sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain (Kidd, 2009). Contohnya adalah reaksi fisi adalah inti uranium yang ditumbuk oleh neutron.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Saat sebuah inti ditembakkan oleh sebuah neutron dengan presentasi tertentu, inti akan mengalami pembelahan atau reaksi fisi (Zweifel, 1973). Reaksi fisi uranium menghasilkan neutron. Neutron yang dihasilkan dapat menumbuk kembali inti uranium untuk membentuk reaksi fisi selanjutnya (Cothern dan Rebers, 1991). Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat hingga membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya terjadi pelepasan energi yang besar secara singkat. Pelepasan energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi berantai dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik apabila reaksi fisi berantai ini terkendali (Zweifel, 1973).

Dari berbagai macam ketakutan masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan, nuklir memiliki banyak kegunaan yang dapat mempermudah kehidupan manusia seperti di bidang kedokteran, termasuk dalam proses diagnosa maupun penyembuhan beberapa jenis penyakit. Energi nuklir juga sangat bermanfaat di bidang industri, pertanian dan pemenuhan bahan-bahan makanan.

Pengembangan teknologi nuklir di Indonesia telah diupayakan melalui didirikannya Badan Atom Tenaga Nasional (BATAN). BATAN memiliki tugas dalam pengoperasian fasilitas penelitian teknologi nuklir di Jakarta, Serpong, Bandung, dan Yogyakarta (Rubiati, 2012). Salah satu hal yang dihasilkan adalah di bidang kedokteran, dimana digunakan radiasi dari isotop radioaktif cobalt pada dosis tertentu terhadap sel-sel kanker, sel-sel ini akan mati, sedangkan sel-sel normal tidak begitu terpengaruh selama pengobatan. Selain itu untuk mendiagnosa penyakit pasien tanpa harus melakukan pembedahan, para dokter biasanya menggunakan sinar-X.

Disamping hasil yang diperoleh dapat membantu meningkatkan kehidupan rakyat Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang belum menyetujui adanya penggunaan energi nuklir. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa sisa dari produk nuklir benar-benar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Sebuah krisis di reaktor, misalnya, biasanya menghasilkan kontaminasi dari lingkungan tanah dan air. Seperti kasus yang terjadi di Rusia pada 20 tahun silam dimana pukulan atas reaktor nuklir di Chernobyl Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang mengakibatkan kontaminasi serius yang mengancam kehidupan manusia dan kerusakan lingkungan yang parah.

Untuk menekan dampak negatif dari teknologi nuklir di Indonesia, didirikan BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). BAPETEN bertugas melakukan pengawasan terhadap semua pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia, dengan seperangkat peraturan, perijinan dan inspeksi. Stigma nuklir yang masih lekat di benak masyarakat saat ini merupakan momok menakutkan dan selalu diidentikkan dengan bom atau senjata pemusnah massal. Namun, teknologi nuklir sebenarnya telah beralih untuk kesejahteraan masyarakat seperti telah banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya di bidang kesehatan, industri, pertanian dan dalam waktu dekat akan mengembangkan ke arah energi (PLTN). Oleh sebab itu, BAPETEN terus melakukan sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan masyarakat luas akan manfaat teknologi nuklir itu sendiri.

Setiap pekerjaan yang dilakukan memiliki risiko apabila tidak dikerjakan secara hati-hati dan apabila tidak dilakukan dengan ketelitian yang tinggi. Ibaratkan api yang digunakan untuk membakar tumpukan sampah bisa saja membakar seluruh permukiman penduduk apabila terdapat kelalaian dari masing-masing oknum.

Demikian pula halnya dengan industri nuklir seperti reaktor nuklir, kelalaian manusia merupakan hal yang dapat menyebabkan kebocoran pada reactor nuklir seperti yang terjadi di Jepang beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, pembangunan PLTN merupakan sesuatu yang dapat dipertimbangkan dan harus menjadi perhatian khusus dalam pengembangan energi listrik.

Referensi :

  • Cothern, C.R., dan P.A. Rebers (eds.). 1991. Radon, Radium, and Uranium in Drinking Water. Mich : Lewis Publisher.
  • Duderstadt, J.J. dan Hamilton,L.J.,1976, Nuclear Reactor Analysis. John Wiley and Sons,Inc., New York.
  • Kidd, Stephen W. 2009. Nuclar Fuel Resources. New York: CRC Press.
  • Zweifel, P. F.1973. Reactor Physics.USA: McGraw-Hill.
  • https://rubiantianggia.wordpress.com/2012/06/07/artikel-nuklir/
  • https://thehill.com/blogs/congress-blog/energy-environment/299121-nuclear-power-should-replace-much-of-our-coal-plants
  • http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101089425&9

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top