Cara Mengajarkan Siswa untuk Menjadi Pendengar yang Baik Saat Berdiskusi dalam Kelas di Masa-Masa “ke-aku-annya”

Dewasa ini kehadiran media sosial mempengaruhi masyarakat secara masif dimana cenderung semakin sedikit dalam mempertimbangkan pandangan orang lain. Oleh karena […]

Dewasa ini kehadiran media sosial mempengaruhi masyarakat secara masif dimana cenderung semakin sedikit dalam mempertimbangkan pandangan orang lain. Oleh karena itu, semakin sedikit pula orang-orang yang berusaha untuk mendengarkan dengan baik. Menurut Covey (2004), sebagian besar orang tidak mendengarkan dengan maksud untuk mengerti tetapi mendengarkan dengan maksud untuk membalas.

Kita sering kali disibukkan dengan mengajukan dan mempertahankan pendapat sehingga berujung pada berdebatan panjang. Atau kebanyakan dari kita mencoba mencari argumen balasan dan penolakan terhadap pendapat yang kita dengar dari lawan bicara. Akibatnya, kita tak jarang mengabaikan kebijaksanaan dalam memutuskan pilihan ide dan solusi karena ketergesaan. Kondisi tersebut juga tak ayal kita jumpai di dalam diskusi kelas.

Padahal International Listening Association (Asosiasi Mendengar Internasional) sepakat mengartikan mendengar sebagai kegiatan proses menerima, membangun makna dari, dan menanggapi pesan lisan dan / atau non-verbal.

Berdasarkan cara berpikir, Lucas (1998) membagi empat jenis mendengarkan, diantaranya:

  1. Appreciative listening merupakan mendengar dengan apresiatif misalnya mendengarkan musik, teater, televisi, radio, atau film yang dinikmati karena menyukainya.
  2. Empathetic listening merupakan mendengar dengan berusaha memahami keyakinan, emosi orang lain untuk membuat pembicara mengungkapkan bagian-bagian dirinya yang dalam kepada kita sehingga kita perlu menunjukkan empati kita dalam sikap kita terhadap pembicara dengan meminta secara sensitif untuk mendorong pengungkapan diri.
  3. Comprehensive listening merupakan mendengarkan dengan berusaha memahami makna melalui kata-kata, aturan tata bahasa dan sintaksis dan ditambah dengan komponen komunikasi visual.
  4. Critical listening merupakan mendengar dengan tujuan mengevaluasi suatu pesan yang dapat dipertimbangkan untuk diterima atau ditolak.

Rost (1994) menyebutkan beberapa tujuan perlu critical listening dalam diskusi kelas:

  1. Untuk memisahkan fakta dari argumen dan membantu siswa untuk mencegah argumen yang mempengaruhi pemahaman mereka tentang fakta.
  2. Untuk mengevaluasi kualifikasi, motif, bias dan membantu para siswa untuk memahami bagaimana mempertimbangkan fakta dan argumen.
  3. Untuk menguji ide-ide untuk efektivitas dan kesesuaian dan membantu siswa untuk menguji ide-ide yang mereka pelajari.
  4. Untuk mengakui alasan pembicara dan membantu siswa untuk memahami logis atau tidak pembicara tersebut.

Lemov (2015) menyarankan beberapa hal yang dapat mengajarkan siswa agar dapat mendengarkan dengan lebih baik ketika berdiskusi dalam kelas, yakni:

  1. Guru menginstruksikan peserta didik untuk menuliskan apa saja respon yang mereka peroleh dalam berdiskusi, baik itu saran atau kritikan atau hanya sebuah komentar.
  2. Guru pun perlu menuliskan hasil diskusi kelas agar dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
  3. Guru membiasakan siswa lainnya untuk memberi respon agar dapat memupuk kemampuan berpikir kritis.
  4. Guru membimbing siswa bagaimana melacak isi pembicaraan si pembicara dengan mengamati pembicara saat presentasi dalam diskusi agar siswa dapat mempelajari bagaimana memperhatikan, menyimak dan mendengar
  5. Guru membimbing siswa bagaimana membuat kesimpulan atau hasil atau solusi yang ditawarkan dalam diskusi agar siswa dapat memahami bahwa dalam diskusi kita diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat dengan sopan santun dan bertanggungjawab.

 

Daftar pustaka

  • Covey, S. R. (2004). The 7 habits of highly effective people: Restoring the character ethic. New York: Free Press.
  • Lucas, S. E. (1998). The Art of Public Speaking 6th edition. New York: McGraw-Hill Education.
  • Lemov, Doug, 1967-. (2015). Teach like a champion 2.0 : 62 techniques that put students on the path to college. San Francisco :Jossey-Bass.
  • Rost, M. (1994). Introducing listening. London: London Penguin 1994
  • Rost, M. (2011). Teaching and Researching Listening Second Edition. London: Pearson Education

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top