Terkadang dalam sebuah penelitian, hasil yang diperoleh tidak selalu sama dengan yang diharapkan. Hal ini juga berlaku pada sekelompok ilmuwan ETH Zurich dan National University of Singapore (NUS). Namun siapa sangka, justru dari kesalahan tersebut muncul sebuah inovasi baru yang dapat memberikan perubahan dalam dunia medis.
Sesuai dengan judulnya, sekelompok ilmuwan asal ETH Zurich dan NUS secara tidak sengaja telah berhasil menemukan sebuah inovasi baru yaitu perban yang mampu menghentikan pendarahan tanpa menempel pada luka. Hasil penelitian ini diterbitkan Nature Communication pada tahun 2019 lalu.
Penelitian bermula dari penciptaan sebuah material untuk pelapis jantung buatan yang menolak darah. Dalam pembuatannya, sebuah kejadian aneh terjadi. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa sebuah material salah satu hasil uji mereka tidak hanya menolak darah, tapi juga membantu proses pembekuan darah. “Hasilnya tidak terduga, tapi begitulah cara sains bekerja”, kata Dimos Poulikakos, salah satu professor dari ETH Zurich[2].
Hingga saat ini, tidak ada perban yang memiliki sifat anti darah dan penyembuhan dalam satu paket. Anda pasti juga pernah merasakannya, ketika membuka perban setelah menempel pada luka, terkadang lem pada perban sangat kuat bahkan bisa sampai menyebabkan pendarahan kedua. Penemuan ini dapat mengurangi sensasi menyakitkan itu, dengan sifat anti darahnya, perban ini dapat dibuka lebih mudah dan lebih bersahabat dibandingkan perban konvensional. Peneliti dari ETH Zurich juga menyatakan bahwa ini pertama kalinya dalam dunia medis, perban yang memiliki dua sifat tersebut secara bersamaan[5].
Untuk memastikan, para peneliti menguji kembali perban tersebut, yang merupakan gabungan dari silikon dan carbon nanofibre, pada seekor tikus. Dan hasilnya membuktikan bahwa perban tersebut memang secara efektif dapat menyembuhkan luka dengan baik dan pelepasannya tidak menyebabkan pembukaan luka kedua. Selain itu, peneliti juga menemukan sifat antibakteri dari perban tersebut, yang dipastikan perban tersebut dapat menngurangi resiko infeksi pada luka. Peneliti masih belum dapat memastikan apa yang menyebabkan penyembuhan luka pada material mereka, tapi hipotesa sementara para peneliti, yang menyembuhkan luka adalah interaksi carbon nanofiber[1].
Masih perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai perban ini agar dapat diterapkan pada manusia. Namun, penemuan ini merupakan sebuah alternatif baru, khususnya dalam keadaan darurat, untuk mengurangi pendarahan berlebih selama dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sumber :
[1] Bergamin, Fabio. Bandage Material Helps stop Bleeding without Adhering to the Wound. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020 di : https://ethz.ch/en/news-and-events/eth-news/news/2020/01/bandage-material-helps-stop-bleeding-without-adhering-to-the-wound.html
[2] Futurity. Bandage Speeds Blood Clotting and Doesn’t Stick. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020 di : https://www.futurity.org/bandage-blood-clotting-superhydrophobic-materials-2252422-2/
[3] Li Z, Millinois A, Zheng Y, Yee M, Codispoti L., Tan F., Poulikakos D, Yap CH. 2019. Superhydrophobic Hemostatic Nanofiber Composites for Fast Clotting and Minimal Adhesion. Nature Communication.
[4] Phys.org. Bandage Material Helps Stop Bleeding Without Adhering to the Wound. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020 di : https://www.phys.org/news/2020-01-bandage-material-adhering-wound.html
[5] The Engineer. New Bandage Clots Blood but Doesn’t Stick to the Wound. Diakses pada tanggal 13 Januari 2020 di : https://www.theengineer.co.uk/bandage-clot-blood-wound/
Seorang Mahasiswa Teknik Kimia yang Tertarik dan Sedang Mendalami Dunia Biokimia.