Kurang lebih satu dekade lalu ada sebuah fenomena sungai di bawah air. Semenjak berita penemuan sungai di bawah air mulai beredar di Internet, fenomena alam ini membuat tanda tanya bagi Warganet. Salah satunya yang paling terkenal yaitu Cenote Angelita.
Keberadaannya pertama kali mencuat karena seorang fotografer bernama Anatoly Beloshchin yang mempunyai spesialisasi memfoto objek-objek di dalam air. Dia yang sedang menyelam di Semenanjung Yucatan melihat sebuah fenomena aneh ketika menyelam sedalam 60 meter.
Dari darat, Angelita terlihat seperti lubang biasa. Baru setelah Anda menyelam, sungai bawah air ini terlihat. Akan terlihat air asin dan di bawahnya ada sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh.
Cenote merupakan lubang-lubang di perairan yang terbentuk secara alami karena runtuhnya batuan kapur yang mengekspos bagian bawah tanah. Curah hujan mengikis batuan kapur di gua-gua bawah tanah. Kemudian air hujan atau air bawah tanah mengisi bagian itu dan atap gua runtuh sehingga membentuk Cenote.
Bentuk Cenote Angela
Cenote Angelita terletak di tengah hutan tropis sekitar 17 kilometer dari kota Tulum dan berjarak 12 Km dari laut Karibia. Lubang permukaan (mulut) terbentuk akibat runtuhnya atap goa yang berdiameter sekitar 30 meter. Kedalaman maksimumnya mencapai 60 meter. Pada kedalaman 30 meter jarak pandang tertahan oleh adanya lapisan keruh berwarna kecoklatan dengan ketebalan sekitar 1 meter.
Dibawah lapisan keruh ini hampir tidak ada sinar dapat menembus sehingga merupakan kolom air yang gelap gulita. Lapisan keruh coklat ini dikenal sebagai haloklin (halocline) yang menyerupai kabut atau awan berbentuk cair yang mengandung hidrogen sulfida (bukan dalam bentuk gas). Di bawah lapisan ditemukan kembali air asin yang bertemperatur lebih hangat sekitar 2oC dari pada lapisan di atas haloklin ini.
Bagaimana sungai bisa di bawah air?
Haloklin dalam istilah Oceanografi berarti suatu lapisan di dalam laut di mana kadar garam (salinitas) berubah dengan cepat terhadap perubahan kedalaman laut. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi densitas air sehingga lapisan ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.
Ketika air tawar bertemu dengan air asin tidak langsung bercampur karena tergantung dari perbedaan densitas dari mineral yang terlarut dan temperatur antara kedua lapisan air tersebut. Arah sistem aliran air tawar adalah dari darat ke laut sedangkan aliran air asin mengalir dari laut Karibia ke daratan karena umumnya terletak berdekatan dengan laut.
Umumnya air tawar yang berasal dari infiltrasi ini membentuk lensa-lensa air tawar, karena percampuran dengan air asin tertahan oleh haloklin yang stabil. Namun demikian, level haloklin ini tidak stabil sempurna melainkan dapat berubah sekitar 4-50 cm (tergantung jaraknya dari pantai) akibat pengaruh pasang surut laut yang terjadi di laut Karibia.
Namun demikian, adanya perubahan pasang surut ini tidak serta merta merubah formasi lapisan haloklin, kecuali munculnya badai tropis atau hurricane yang terjadi setiap tahun dapat merubah fluktuasi posisi haloklin sampai 1 meter. Selain itu, kestabilan lapisan haloklin ini akan terganggu jika terjadi hujan lebat yang cukup lama sehingga menambah pasokan air tawar secara berlebihan yang dapat memecah formasi lensa air tawar.
Referensi:
[1] https://www.ripleys.com/weird-news/mysterious-underwater-river/#:~:text=The%20underwater%20river%20is%20formed,waters%20causes%20them%20to%20layer.&text=Rather%2C%20it%20looks%20like%20a,shoot%20of%20a%20beautiful%20river. diakses pada 13 November 2020.
[2] https://mgi.esdm.go.id/content/lapisan-haloklin-di-cenote-angelita-bukan-sungai-bawah-laut diakses pada 13 November 2020.
[2] https://bacaterus.com/misteri-cenote-angelita/ diakses pada 13 November 2020.