Lompat ke konten

nuklir

blank

Inilah yang Terjadi Jika Seseorang Menyentuh “kaki gajah” di Reaktor Chernobyl

Benda di atas yang disebut sebagai “kaki gajah” yang berada di Reaktor Chernobyl yang merupakan salah satu benda paling berbahaya di muka bumi. Ketika peristiwa Chernobyl terjadi, banyak upaya yang dilakukan untuk menanganinya. Salah satunya adalah menutup reaktor Chernobyl tersebut. Namun temperatur reaktor sudah terlalu tinggi dan ia sudah “memakan” semua yang ada di sekitarnya sampai ke wadah pelindung, Hal itu sangat mengerikan. Campuran yang telah meleleh tersebut, biasa disebut… Selengkapnya »Inilah yang Terjadi Jika Seseorang Menyentuh “kaki gajah” di Reaktor Chernobyl

blank

Siringmakar 18: “Prospek Berkarir di Bidang Nuklir Indonesia”

Pemateri : Muhammad Rizki Oktavian Moderator : Sofiana Afifah Jamil Perkenalkan teman-teman, saya Rizki, alumni Teknik Nuklir UGM. Sekarang, saya juga alumni program Master of Science in Engineering (MSE), Nuclear Engineering, University of Michigan, Ann Arbor, USA dan sekarang lanjut S3 Nuclear Engineering Purdue University, West Lafayette, USA. Pengalaman kerja saya, beberapa kali menjadi asisten kuliah, asisten lab. dan asisten peneliti di UGM, dan sekarang menjadi dosen di Departemen Teknik… Selengkapnya »Siringmakar 18: “Prospek Berkarir di Bidang Nuklir Indonesia”

blank

Menguak Mitos Bahaya Limbah Radioaktif yang Dihasilkan PLTN

Dibandingkan moda pembangkit energi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat dikatakan yang paling “kontroversial”. Energi nuklir memendam potensi yang luar biasa besar dalam jumlah yang kecil. Sebongkah logam uranium seukuran bola golf sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan energi listrik seseorang seumur hidupnya. Namun bagi sebagian kalangan khususnya kalangan anti-nuklir, energi nuklir dianggap menyimpan berbagai persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Salah satu isu yang sering diangkat kalangan tersebut adalah limbah… Selengkapnya »Menguak Mitos Bahaya Limbah Radioaktif yang Dihasilkan PLTN

blank

Mengkritisi Narasi Newsroom: Nuklir Dalam RUU EBT Kontroversial?

Senin (20/9), akun Instagram Narasi Newsroom merilis video tentang Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBT). RUU ini sedianya akan disahkan pada bulan Oktober sebagai bentuk dari upaya Indonesia untuk meratifikasi Perjanjian Paris 2015 dan mendukung visi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan energi alternatif, dengan bauran hingga 23% EBT pada tahun 2025 [1]. Narasi Newsroom kemudian menggiring opini bahwa RUU EBT ini kontroversial, khususnya bahwa karena dalam nomenklatur EBT ada… Selengkapnya »Mengkritisi Narasi Newsroom: Nuklir Dalam RUU EBT Kontroversial?

blank

Mengenal BNCT, Aplikasi Nuklir Untuk Terapi Kanker Pada Bidang Kesehatan

Kekhawatiran Akan Nuklir Selama ini masyarakat selalu memandang nuklir sebagai sesuatu yang ganas dan membahayakan. Hal tersebut karena kata nuklir lebih sering terdengar dalam konotasi yang negatif seperti bom nuklir. Bom nuklir memiliki kesan yang buruk karena tragedi di masa lampau yang membuktikan kemampuan penghancurannya. Contohnya kota Hirosima dan Nagasaki yang menjadi saksi keganasan dari bom nuklir itu sendiri. Maka dari itu sampai sekarang masyarakat memiliki ketakutan pada nuklir dan… Selengkapnya »Mengenal BNCT, Aplikasi Nuklir Untuk Terapi Kanker Pada Bidang Kesehatan

blank

Kecelakaan Chernobyl Adalah Bukti Energi Nuklir Itu Selamat, Bukan Sebaliknya

Tidak ada argumen yang lebih sering digunakan untuk menolak energi nuklir selain kecelakaan Chernobyl. Kecelakaan PLTN yang terjadi pada tanggal 26 April 1986 ini menjadi senjata utama bagi kaum anti-nuklir untuk menunjukkan betapa bahayanya energi nuklir bagi kehidupan manusia. Kata “radiasi” pun seolah menjadi momok yang mengerikan bagi publik. Patut diakui bahwa kecelakaan PLTN Chernobyl adalah kecelakaan parah, dan tidak ada yang berharap kecelakaan sejenis itu terulang lagi. Tapi menjadikan… Selengkapnya »Kecelakaan Chernobyl Adalah Bukti Energi Nuklir Itu Selamat, Bukan Sebaliknya

blank

Bagaimana Jika Proyek Energiewende Jerman Dialihkan Saja Untuk Energi Nuklir?

Ancaman perubahan iklim menjadi salah satu isu lingkungan terkuat pada abad 21. Emisi CO2 dari aktivitas manusia memicu pemanasan global, yang kemudian akan berimbas pada perubahan iklim. Dengan laju emisi CO2 saat ini, temperatur permukaan bumi dapat naik hingga 3°C pada akhir abad 21. Dampaknya adalah bencana iklim; cuaca ekstrem makin merajalela, kekeringan, kebakaran hutan, penyebaran penyakit, hingga krisis pangan [1-3]. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merekomendasikan untuk mengerem… Selengkapnya »Bagaimana Jika Proyek Energiewende Jerman Dialihkan Saja Untuk Energi Nuklir?

blank

Membuang Air Radioaktif Fukushima Daiichi ke Laut, Bahayakah?

Pemerintah Jepang memutuskan untuk membuang air terkontaminasi bahan radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi ke lautan Pasifik. Tokyo Electric Power Company (TEPCO), selaku operator Fukushima Daiichi, bertanggung jawab untuk membuang air yang tersimpan di penampungan secara bertahap mulai tahun 2023 [1]. Keputusan ini diambil walau terdapat penentangan dari para nelayan dan negara tetangga seperti Cina dan Korea Selatan [2]. Apakah keputusan ini merupakan keputusan yang bijak? Seharusnya, keputusan untuk membuang air… Selengkapnya »Membuang Air Radioaktif Fukushima Daiichi ke Laut, Bahayakah?

blank

Mamuju Membuktikan Bahwa Radiasi Dosis Rendah Itu Tidak Membahayakan

Radiasi nuklir seringkali menjadi momok bagi masyarakat umum. Sebagaimana fenomena di dunia sains lainnya seperti vaksin dan GMO, ketakutan terhadap radiasi pada dasarnya disebabkan pemahaman yang kurang dan edukasi yang belum sampai. Namun, sebagai pengecualian, ketakutan terhadap radiasi nuklir diperparah dengan regulasi keselamatan nuklir yang mengasumsikan “tidak ada dosis radiasi yang selamat.” [1] Padahal, data-data riil menunjukkan bahwa klaim ini keliru [2-5]. Termasuk data di Mamuju, Sulawesi Barat. Selain Bangka… Selengkapnya »Mamuju Membuktikan Bahwa Radiasi Dosis Rendah Itu Tidak Membahayakan

blank

Radiasi dan Rokok, Lebih Bahaya Mana?

Penemuan material radioaktif di Perumahan Batan Indah beberapa waktu lalu sedikit banyak membuat paranoia terhadap radiasi muncul kembali di tengah-tengah publik. Greenpeace sampai menyerang sistem pengelolaan limbah radioaktif Indonesia di akun instagramnya, sebelum kemudian dikuliti habis-habisan [1]. Walau dalam taraf tertentu radiasi nuklir memang berbahaya, tapi perspektif bahaya ini kadangkala keliru. Khususnya ketika dibandingkan dengan salah satu pembunuh terbesar di dunia: rokok. Radiasi nuklir yang paling sering disorot tentu saja… Selengkapnya »Radiasi dan Rokok, Lebih Bahaya Mana?

blank

Meluruskan Argumentasi Greenpeace Indonesia Tentang Limbah Nuklir dan PLTN yang Menyesatkan

Terdeteksinya paparan radiasi di atas dosis normal di Perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, beberapa waktu yang lalu, memancing histeria di berbagai lapisan masyarakat. Sebagian memang karena tidak paham tentang aspek-aspek kenukliran termasuk radiasi, dan yang seperti ini patut dimaklumi dan diberi pemahaman. Namun, masalah lebih besar adalah dari kalangan anti-nuklir. Khususnya LSM lingkungan seperti Greenpeace. Sebagai LSM yang memiliki visi untuk menentang perkembangan nuklir [26], Greenpeace tidak ketinggalan pasti… Selengkapnya »Meluruskan Argumentasi Greenpeace Indonesia Tentang Limbah Nuklir dan PLTN yang Menyesatkan

blank

Bagaimana Jika Investasi Energi Terbarukan Dialihkan Ke Energi Nuklir?

Ditengah isu perubahan iklim yang makin menguat dan polusi udara yang makin parah, usaha-usaha peralihan dari energi fosil ke energi bersih terus dilakukan. Dari moda energi bersih yang ada, energi terbarukan mendapat sorotan paling besar. Panel surya dan turbin angin dianggap menjadi Messiah bagi planet bumi. Jerman dengan percaya diri menjalankan program Energiewende, yang mana mereka berniat menggantungkan diri hanya pada energi terbarukan dibarengi dengan meninggalkan energi nuklir sama sekali… Selengkapnya »Bagaimana Jika Investasi Energi Terbarukan Dialihkan Ke Energi Nuklir?

blank

Seberapa Besar Paparan Radiasi Dari Reaktor Daya Eksperimental?

Sebagaimana telah diketahui, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berencana untuk membangun Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di kawasan Puspiptek Serpong. Ide ini muncul mengingat sulitnya untuk langsung membangun PLTN skala komersial di Indonesia. Sementara, tujuan utama dari program RDE adalah untuk mengembangkan kapabilitas nasional sebagai technology provider reaktor nuklir. Sehingga, alih-alih hanya sebagai pengguna, Indonesia juga bisa menjadi desainer, konstruktor, hingga operator sebuah PLTN [1]. Tentu saja program RDE hanya langkah… Selengkapnya »Seberapa Besar Paparan Radiasi Dari Reaktor Daya Eksperimental?

blank

Keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Terapung Untuk Indonesia

Pengembangan PLTN selama ini utamanya berfokus di PLTN darat. Mengingat, kebutuhan listrik utamanya memang di darat, bukan di laut. Demikian pula, perencanaan pembangunan PLTN di Indonesia selalu difokuskan untuk dibangun di darat. Hal ini logis ketika mempertimbangkan pulau-pulau besar yang butuh listrik dengan suplai besar. Namun, bagaimana dengan pulau-pulau kecil yang membutuhkan suplai listrik yang andal? Ditambah lagi potensi bencana gempa dan tsunami yang sewaktu-waktu dapat menyerang negeri ini [1,2].… Selengkapnya »Keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Terapung Untuk Indonesia

blank

Mengganti Energi Nuklir Dengan Energi Terbarukan Bukanlah Ide Bagus—Setidaknya di Inggris dan Swedia

Perubahan iklim menjadi salah satu isu lingkungan yang paling disorot di abad 21. Pembakaran energi fosil secara besar-besaran sejak dimulainya Revolusi Industri telah menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer semakin bertambah. Alih-alih berkurang, pembakaran energi fosil semakin lama semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, yang meniscayakan peningkatan kebutuhan energi. Tercatat, pada tahun 2017, lebih dari 33 milyar ton CO2 dilepaskan ke atmosfer sebagai imbas konsumsi energi fosil… Selengkapnya »Mengganti Energi Nuklir Dengan Energi Terbarukan Bukanlah Ide Bagus—Setidaknya di Inggris dan Swedia