TATP, Bom dengan Julukan “Mother of Satan” yang Disukai Pemberontak

Bahan kimia merupakan zat atau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan manusia (produksi) yang komponen penyusunnya dapat […]

Bahan kimia merupakan zat atau senyawa yang berasal dari alam maupun hasil olah tangan manusia (produksi) yang komponen penyusunnya dapat berupa zat atau senyawa tunggal, maupun hasil perpaduan dari beberapa zat atau senyawa. Peledak dapat dibuat dengan meracik bahan-bahan kimia tertentu. TATP adalah

Banyak efek-efek negatif yang timbul dari bahan kimia peledak seperti masalah kesehatan, depresi, rentan terhadap penyakit dan kecelakaan kerja. Masalah kesehatan yang mungkin disebabkan oleh bahan kimia peledak adalah kanker hati, mesothelioma, hepatotoksin, neurotoksin, CNS, narkosis, reprotoksin, cacat lahir, cacat perkembangan, kebutaan, hematopoitik, hemoglobin, sianosis bahkan hingga kematian. Namun, masalah tersebut tergantung pada beberapa faktor yaitu genetik, bahan kimia tertentu, kontrol proteksi yang digunakan, dosis, konsentrasi, durasi, gaya hidup dan lingkungan.

TATP (Triaseton Triperoksida) adalah bahan peledak yang sangat rapuh, ditemukan oleh seorang ahli kimia asal Jerman di abad ke-19. Para pejuang Palestina yang bereksperimen dengan bahan kimia ini pada tahun 1980-an menyebutnya “biangnya setan” karena TATP sangat mudah meledak dengan sundutan rokok, korek api, atau panas yang tinggi.[1] Bom jenis TATP tersebut memiliki efek daya ledak yang tinggi, hingga radius 300 meter di sekitarnya.[2] Teroris melakukan hal semacam pengeboman dilatarbelakangi oleh ideologi mereka yang salah sedangkan para pelaku tindak kriminal dilatarbelakangi oleh finansial.

Tujuan bom diciptakan adalah:

  1. Menghancurkan orang lain, atau;
  2. Menghancurkan diri sendiri (bom bunuh diri).

Bahan kimia tak semuanya memiliki satu fungsi, ada bahan kimia yang justru memiliki fungsi ganda. Namun, pemahaman fungsi ganda ini harus segera diluruskan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Maksud dari bahan kimia fungsi ganda adalah bahan kimia yang digunakan di laboratorium dan dapat juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh bahan kimia fungsi ganda adalah Pseudoephedrine, Sianida, Pestisida, Dimetill metill fosfonat, Thiodiglycol, Arsenik Triklorida, Natrium Azida dan Triaseton Triperoksida (TATP). TATP dibuat dari aseton, hydrogen peroksida, asam yang kuat (HCI, sulfat). Dalam kehidupan sehari-hari, aseton dikenal luas oleh masyarakat sebagai penghapus cat kuku yang ternyata memiliki fungsi lain yaitu sebagai salah satu bahan pembuatan bom.

TATP atau yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari adalah penghapus cat kuku memang memiliki fungsi ganda sehingga kita tidak boleh menyalahgunakan benda tersebut apalagi untuk hal hal yang tidak baik misalnya untuk pengeboman. Akhir-akhir ini, Indonesia digemparkan dengan serangan terorisme. Diawali dengan pengeboman 3 gereja di Surabaya, ledakan bom di Rusunawa Sidoarjo, dan beberapa kota di tanah air seperti digilir untuk diteror. Dari berbagai aksi tersebut, ada berbagai kesamaan. Selain berada dalam jaringan terorisme yang sama, persamaan lain adalah karena mereka menggunakan jenis bom yang sama, yaitu bom pipa berbahan Triaseton Triperoksida atau TATP.

Seberapa berbahaya bom ini dan mengapa sampai disebut sebagai “The Mother of Satan”? [3]

1. Sangat sensitif namun mudah ditemukan di pasaran

Sumber gambar : businessinsider.com

TATP juga biasa dikenal dengan nama peroxyacetone dan yang lebih umum sebagai acetone peroxide. Dilansir dari globalsecurity.org, bahan peledak ini biasa digunakan oleh kelompok militan negara-negara timur tengah dan sering digunakan oleh ISIS. Kelompok mereka menyebut bahan peledak ini sebagai “The Mother of Satan”. Salah satu penyebabnya adalah karena efeknya yang sangat merusak, tidak mudah terdeteksi, daya sensitivitas tinggi dan sayangnya bahan tersebut mudah didapatkan di pasaran.

Berdasarkan konferensi pers yang dilakukan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian Senin 14 Mei 2018, TATP dalam kasus pemboman Surabaya dan Sidoarjo dikemas dalam bentuk bom pipa. Bom tersebut sangat berbahaya karena bisa menimbulkan ledakan tak menentu karena daya sensitivitasnya yang sangat tinggi. Perbedaan suhu dan guncangan sedikit saja bisa membuat bom itu meledak, tanpa memerlukan detonator. Tidak heran dalam pembuatannya, ada beberapa kasus “senjata makan tuan”.

  1. Efek ledakan yang ditimbulkan oleh TATP bisa lebih besar daripada TNT (Tri Nitro Troluene)

Bahan peledak dibedakan atas daya ledaknya, yaitu tingkat tinggi dan rendah. Dilansir dari thefutureofthings.com, bahan peledak konvensional seperti TNT sering digunakan oleh angkatan militer banyak negara serta industri pertambangan. Baik TNT maupun TATP adalah golongan bahan peledak tingkat tinggi. Namun yang mengerikan, TATP yang mudah didapatkan itu bisa memiliki daya ledak 80% sampai lebih dari 100% daya ledak TNT, tergantung pengemasan dan pemicunya. Berdasarkan penelitian yang berjudul “The Forensic Analysis of Triacetone Triperoxide (TATP) Precursors and Synthetic by-products”, daya ledak TATP sangat mungkin untuk ditingkatkan.

3. Serangan pengeboman oleh teroris menggunakan TATP sempat terjadi di beberapa negara dan sudah terjadi juga di Indonesia

Sumber gambar : Asap tampak mengepul seusai ledakan bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Minggu 13 Mei 2018. (science.idntimes.com)

Dilansir dari Business Insider, bom sepatu di Paris menggunakan TATP di tahun 2001, termasuk serangan teroris di London tahun 2005 dan 2006, sama halnya dengan yang terjadi di University of Oklahoma di tahun 2005 dan kota Texas tahun 2006. Data ini didapatkan dari para peneliti khusus bahan peledak di Northeastern University. Sedangkan di Indonesia, salah satu kasus yang mencuat di media tentang terorisme menggunakan bom TATP adalah pengeboman berantai di Mal Alam Sutera oleh Leopard Wisnu Kumala (29) selama Juli – Oktober 2015.

Namun untuk TATP yang digunakan di dalam terorisme Surabaya dan Sidoarjo dibentuk dalam bom pipa. Kengerian bom pipa tidak hanya itu, karena juga mengunakan sharpnelSharpnel ini ditujukan untuk semakin efektif melukai target sasaran atau memperluas jangkauan dampak ledakan, umumnya dengan menggunakan paku. Di saat meledak, paku-paku yang berhamburan ini bisa melukai banyak orang yang tidak terkena efek ledakan TATP. Bom pipa ini sendiri merupakan bentuk inovasi yang dianggap lebih efektif daripada bom panci.

  1. Segala reaksi yang berpotensi muncul karena TATP membuatnya disebut sebagai bahan kimia dalam mimpi buruk (sangat berbahaya)

Sumber : mdpi.com

Salah satu alasan TATP susah dideteksi adalah karena bahan ini tidak mengandung nitrogen, komponen kunci bom rakitan rumahan yang mudah dideteksi pemindai keamanan saat ini. Setiap molekul hanya mengandung hidrogen, oksigen dan karbon. Pada 2005, sebuah penelitian menemukan bahwa ledakan TATP cenderung lebih pada tekanan udara luar biasa, bukan ledakan api. Ketika kristal bahan peledak ini mendapatkan pemicu yang cukup, setiap molekul padatnya secara instan terpecah menjadi empat macam molekul gas. Berbeda dengan bom berbasis nitrogen, bom TATP bisa dibuat dalam temperatur ruangan, tidak membutuhkan api atau pembakaran sama sekali.

TATP disukai oleh teroris terbukti dengan :

  • September 2009 penangkapan N. Zazi, NY dan Denver
  • Juli 2005 bom bunuh diri di London
  • 2001 Richard Reid “shoe bomber”
  • 1997 plot bom bunuh diri di KA bawah tanah New York

Teroris membuat bom dengan bahan-bahan kimia untuk dijadikan target seseorang dengan alasan yang melanggar hukum seperti membuat bahan peledak, obat-obatan gelap, dan senjata kimia. Aksi pengeboman yang dilakukan oleh teroris (bunuh diri atau tidak) mengakibatkan hilangnya nyawa tanpa memandang korban, menimbulkan ketakutan masyarakat secara luas, dan kerugian harta benda, sehingga menimbulkan dampak yang luas terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan hubungan internasional. Peledakan bom tersebut merupakan salah satu modus pelaku terorisme yang telah menjadi fenomena umum di beberapa negara. Terorisme merupakan kejahatan lintas negara, terorganisasi, dan bahkan merupakan tindak pidana internasional yang mempunyai jaringan luas, yang mengancam perdamaian dan keamanan nasional maupun internasional.

Hal yang mengerikan adalah banyaknya online training menyediakan cara dan tahap pembuatan bom menggunakan TATP. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa pihak kepolisian akan melakukan pembersihan online dari situs-situs dengan informasi mengkhawatirkan seperti itu. Dengan mengetahui betapa mengerikannya TATP sebagai The Mother of Satan, pastinya terbayang bagaimana dampak fisik yang ditimbulkan saat digunakan dalam aksi terorisme. Berikut cara melindungi diri dari bom :

Sumber :

[1] Denny Armandhanu. 2016. ISIS Gunakan Bom ‘Biangnya Setan’ untuk Serang Brussels. Diakses melalui laman https://www.cnnindonesia.com/internasional/20160326125712-134-119781/isis-gunakan-bom-biangnya-setan-untuk-serang-brussels pada tanggal 19 Mei 2018 pukul 13.35 WIB.

[2] Ariyanto. 2016. Teroris Pakai Bahan Bom Sederhana Tapi High Explosive. Diakses melalui laman https://infonawacita.com/teroris-pakai-bahan-bom-sederhana-tapi-high-explosive/ pada tanggal 19 Mei 2018 pukul 13.41 WIB.

[3] Bayu D. Wicaksono. 2018. Mengenal TATP, “The Mother of Satan” yang Guncang Surabaya-Sidoarjo. Diakses melalui laman https://science.idntimes.com/discovery/bayu/mengenal-tatp-the-mother-of-satan-yang-guncang-surabaya-sidoarjo-1/full pada tanggal 19 Mei 2018 pukul 13.36 WIB.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top