Seiring dengan perlombaan dibidang antariksa oleh berbagai negara dengan tujuan untuk menjelajahi luar angkasa seperti meneliti di planet Mars, Bulan, sampai usaha menemukan planet baru yang serupa dengan Bumi (exoplanet), maka tantangan yang harus di hadapi para peneliti adalah biaya produksi, peluncuran, dan perawatan pesawat ruang angkasa. Pasalnya hal tersebut akan menghabiskan biaya yang sangat besar serta memakan waktu riset yang sangat lama untuk sebuah misi ruang angkasa.
Beragam misi tersebut telah dilakukan oleh Negara maju diantaranya program NASA dari tahun 1972-2011 dengan meluncurkan 135 misi yang menelan biaya sekitar US$ 200 milliar atau Rp. 2.517 trilliun, Proyek James Webb Space Telescope yaitu teleskop raksasa menggunakan infra merah dengan cermin utama sepanjang 6,5 meter dengan biaya sekitar US$ 8,8 milliar atau Rp. 114 trilliun serta Curiosity yaitu pesawat robotik seukuran mobil untuk menjelajahi Mars yang menghabiskan biaya US$ 2,5 milliar atau Rp. 32 trilliun.[1]
Para peneliti terus berusaha untuk menemukan solusi mengurangi biaya tersebut. Pada 14 januari 2019 lalu, peneliti dari Ilmu Keplanetan University of Central Florida (UCF) Phil Metzger bekerja sama dengan Honeybee Robotics, perusahaan swasta berbasis teknologi pertambangan ruang angkasa di California, berhasil mengembangkan sebuah rancangan pesawat ruang angkasa bertenaga uap bernama WINE (World Is Not Enough).
WINE dikembangkan dengan menggunakan persamaan dan metode baru untuk mesin uap dan diuji coba pada simulasi komputer. Dalam penelitiannya University of Central Florida menyediakan materi asteroid lalu Metzger melakukan pengujian di komputer terakhir Honeybee membuat rancangan pesawat dan mulai mencobanya pada 31 Desember 2018. Tim ini juga bekerja sama dengan Embry-Riddle Aeronautical University di Daytona Beach, Florida, untuk mengembangkan rancangan awal mesin pesawat berbasis uap. [3]
Pesawat ruang angkasa WINE bekerja dengan memanfaatkan sumber air seperti tumpukan es yang terdapat pada permukaan asteroid, planet, bulan atau objek langit lainnya lalu mengubahnya menjadi uap yang akan digunakan sebagai bahan bakar mesin pesawat untuk berpindah tempat. Sementara untuk mengolahnya menggunakan panel surya sebagai sumber energi mesin pembuat uap.
Ini adalah pesawat ruang angkasa yang tidak pernah kehabisan bahan bakar dan secara teoritis dapat menjelajah “selamanya”. Proses ini bekerja secara berulang dalam berbagai skenario, yang memungkinkan WINE menjelajah objek langit yang terdapat tumpukan es di permukaannya seperti Ceres, Europa, Titan, Pluto, kutub Merkurius, asteroid atau dimana pun objek langit yang mengandung sumber air dan memiliki gravitasi yang cukup rendah.[2]
Pengembangan jenis pesawat ruang angkasa ini dapat memiliki dampak signifikan pada eksplorasi di masa depan. Sebelumnya peneliti harus berinvestasi besar dalam waktu dan biaya yang dihabiskan untuk membangun dan mengirim pesawat ruang angkasa ke targetnya. Dengan pesawat ruang angkasa WINE, bahan bakar dapat diisi ulang setiap mendarat dalam sebuah objek langit mengakibatkan biaya produksi, peluncuran dan perawatan menjadi lebih murah serta waktu yang digunakan menjadi lebih efisien karena pesawat ruang angkasa tidak harus menunggu bertahun-tahun untuk melakukan perjalanan ulang dari Bumi setiap melakukan misi baru.
Referensi
[1] Nur Fajrina, Hani. 2015. 10 Misi Antariksa Terbesar dalam Sejarah. Diakses dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150310114708-199-37983/10-misi-antariksa-terbesar-dalam-sejarah. Pada tanggal 16 Januari 2019
[2] Gonzalez K, Zenaida. 2019. Steam-Propelled Spacecraft Prototype Can Theoretically Explore Celestial Objects “Forever”. Diakses dari : https://m.phys.org/news/2019-01-steam-propelled-spacecraft-prototype-theoretically-explore.html. Pada tanggal 16 Januari 2019
[3] Houser, Kristin. 2019. See The Steam-Powered Probe That Could Explore Space Forever. Diakses dari : https://futurism.com/the-byte/steam-powered-spacecraft. Pada tanggal 19 Januari 2019
Mahasiswa fisika di UIN Alauddin Makassar. Menyukai aktivitas membaca, meneliti dan menulis.