Memasuki Musim Hujan, Hati-hati dengan Penyakit Mematikan Ini

Memasuki musim hujan, masyarakat perlu waspada dengan salah satu penyakit yang mematikan ini. Leptospirosis, atau ada juga yang menyebutnya sebagai […]

Memasuki musim hujan, masyarakat perlu waspada dengan salah satu penyakit yang mematikan ini. Leptospirosis, atau ada juga yang menyebutnya sebagai “penyakit kencing tikus” memang sangat rawan terjadi di musim hujan karena media penularannya melalui air. Meskipun banjir bukan satu-satunya penyebab masifnya penukaran penyakit ini, tapi masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan apalagi ketika musim hujan datang. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penyakit ini dapat mengakibatkan korban jiwa.

Kasus Leptospirosis di Indonesia

Sampai satu tahun terakhir ini, kasus leptospirosis masih ditemukan di Indonesia. Mengutip dari website detik.com, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa tercatat 249 orang penduduk telah terjangkit leptospirosis hingga Maret 2023. Dari jumlah kasus yang tercatat, terdapat 9 kasus kematian akibat terjangkit penyakit ini. Di sisi lain, Dinkes Kota Semarang menyatakan bahwa tercatat sebanyak 18 kasus leptospirosis telah menginfeksi warga setempat. Lima orang di antara warga yang terjangkit penyakit ini meninggal dunia.

Mengenal Penyebab dan Gelajalanya

Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri Leptospira yang dapat menular dari hewan ke manusia. Bakteri ini biasanya hidup di ginjal hewan pengerat seperti tikus, dan penyebarannya dapat terjadi melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan tersebut.

Gejala leptospirosis biasanya muncul 7-14 hari setelah terinfeksi, dan dapat bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi:

  • Demam tinggi mendadak
  • Sakit kepala berat
  • Nyeri otot, terutama pada betis
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Mata merah
  • Ruam kulit
  • Gangguan fungsi ginjal dan hati

Jika Sudah Tertular, Kita Bisa Apa?

Untuk saat ini, penanganan leptospirosis hanya oleh tenaga medis. Jadi, jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, terutama setelah terpapar banjir atau bersentuhan dengan air atau tanah yang berpotensi terkontaminasi, segera periksakan diri ke tenaga medis untuk mendapatkan penanganan dini yang tepat.

Pencegahan Dini Selamatkan Diri

Berikut beberapa langkah pencegahan leptospirosis yang dapat kita lakukan:

  • Hindari kontak dengan air atau tanah yang berpotensi terkontaminasi urine hewan pengerat. Gunakan sepatu bot dan pakaian pelindung saat beraktivitas di daerah rawan banjir atau tanah berlumpur.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama setelah beraktivitas di luar rumah.
  • Tutup luka dengan perban.
  • Lakukan vaksinasi leptospirosis, terutama jika tinggal di daerah endemis atau memiliki pekerjaan yang berisiko tinggi terinfeksi.
  • Jaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, terutama dengan melakukan pengendalian tikus.

Referensi

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/jatim/berita/d-6604515/249-kasus-leptospirosis-di-jatim-hingga-maret-2023-9-orang-meninggal/amp diakses pada 4 Februari 2024

https://semarangkota.go.id/p/4518/dinkes_kota_semarang_minta_masyarakat_waspada_leptospirosis diakses pada 4 Februari 2024

https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-gejala-dan-pencegahan-leptospirosisdiakses pada 4 Februari 2024

https://www.alodokter.com/leptospirosis diakses pada 4 Februari 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top