Di Los Alamos, semua berkas penting tentang perkembangan pembuatan bom atom selalu disimpan rapi dalam lemari brankas yang dikunci rapat oleh Feynman. Ia selalu merasa kunci itu masih kurang aman, lalu ia membuktikannya dengan cara membongkar satu persatu semua brankas di sana.
Atas kegeniusannya membuka kunci gembok, Feynman disebut sebagai “tukang buka kunci, laci, dan brankas” yang handal. Jenderal Leslie Groves, sosok militer yang memimpin proyek di Los Alamos terpaksa memerintahkan untuk mengganti semua brankas di kantor karena ulah Feynman yang sukses menjebol kunci tanpa merusaknya.
Feynman sangat berperan besar dalam kesuksesan Proyek Manhattan. Setelah proyek tersebut selesai, ia bergabung dengan Cornell University pada tahun 1945 – 1950, kemudian pindah ke California Institute of Technology (Caltech). Dan pada tahun 1959 ia diangkat sebagai profesor fisika di universitas tersebut.
Kemampuan Feynman menjelaskan fisika yang rumit menjadi sederhana dan indah membuatnya terkenal serta tersohor di kalangan ilmuwan. Pada tahun 1961, ia sempat menyediakan dirinya mengajar fisika dasar untuk para mahasiswa baru tahun pertama. Kuliahnya tidak hanya dihadiri dari kalangan mahasiswa sendiri, tetapi juga oleh mahasiswa senior, para peneliti, dan bahkan profesor.
Sumbangan terbesar Feynman adalah dibidang elektrodinamika kuantum (QED atau c). Teori elektrodinamika kuantum adalah teori medan kuantum relativistik tentang elektrodinamika. Teori ini menjelaskan bagaimana cahaya dan materi berinteraksi, serta merupakan teori pertama yang mencapai kesesuaian antara mekanika kuantum dan relativitas khusus.
QED menggambarkan secara matematis semua fenomena yang melibatkan partikel bermuatan listrik. Feynman menyebut teori ini sebagai “the jewel of phisics” untuk kemampuannya meramalkan secara tepat besaran-besaran, seperti momen magnet anomali elektron dan pergeseran Lamb tingkat energi hidrogen. Teori ini adalah teori kuantum tersukses sejauh ini.
Kontribusi lainnya dari Feynman adalah diagram Feynman, yang mempersingkat kalkulasi berlembar-lembar menjadi sepotong diagram sederhana yang mudah diinterprestasikan secara fisik. Diagram ini akhirnya dipakai secara luas dalam mempelajari interaksi antarpartikel.
Diagram Feynman menjelaskan bagaimana dua elektron saling menolak ketika berdekatan dengan mempertukarkan foton. Menurut Feynman, proses itu tidak sederhana, tepatnya tidak satu modus kejadian. Kita tahu bahwa di dalam dunia mikro, sesuai dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg, tidak ada partikel yang diam. Dengan demikian, elektron yang secara makroskopis dianggap diam sebenarnya bergerak aktif.
Feynman meraih Nobel Fisika tahun 1965 bersama Julian Schwinger (AS) dan Shinichiro Tomonaga (Jepang) atas temuan tersebut. Ketiganya sama-sama berkontribusi dalam elektrodinamika kuantum, tetapi berbeda metode matematikanya.
Feynman menjadikan fisika sebagai sebuah permainan yang mengasyikan. Keingintahuannya yang tinggi dan kecintaannya bermain-main dengan fisika telah melibatkannya dalam berbagai petualangan.
Petualangan yang sangat inspiratif, seru, sekaligus usil, terangkum dalam dua buku biografi Feynman yang berjudul “Surely You are Joking, Mer Feynman” (1981) dan “What Do You Care What People Think” (1989).
Semua keahlian ini semula tidak dimiliki Feynman. Ia mempelajarinya hanya karena penasaran. Feynman tidak bisa menggambar, jadi ia mencoba mencorat-coret di atas kertas. Ia tidak mengerti musik, sehingga ia asal memukul gendang. Ia selalu memikirkan hal-hal yang tidak terpikir oleh orang lain. Ide-idenya selalu unik tetapi sederhana.
Berbagai eksperimennya selalu disebut sebagai eksperimen yang “sederhana dan tepa sasaran”. Semuanya dikerjakan dengan satu syarat, yaitu bisa dikerjakan sambil main-main. Satu kalimat yang selalu ia ucapkannya adalah “What do you care what other people think?”
Feynman menjadikan fisika sebagai permainan
Richard Feynman mengubah wajah fisika menjadi suatu permainan yang menarik dan penuh kegembiraan. Baginya, pembelajaran fisika bukanlah sekadar mengikuti aturan-aturan kaku yang terdapat dalam buku pedoman. Sebaliknya, Feynman menganjurkan pendekatan yang sederhana namun sangat efektif: mempelajari fisika dengan cara sendiri. Ia meyakini bahwa dengan memahami konsep secara mendalam melalui eksplorasi personal, kita tidak hanya akan mengingatnya dengan lebih baik, tetapi juga akan memperoleh pemahaman yang lebih dalam.
Feynman menantang konsep tradisional mengenai pembelajaran fisika yang terfokus pada hafalan rumus dan konsep tanpa pemahaman yang mendasar. Baginya, sekadar menghafal belum tentu memberikan pemahaman yang mendalam. Sebaliknya, jika kita benar-benar memahami suatu konsep fisika, pengetahuan tersebut akan tertanam dalam ingatan kita secara alami. Pendekatan ini bukan hanya membantu dalam mengingat informasi, tetapi juga mendorong pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif terhadap materi fisika. Dengan memandang fisika sebagai suatu permainan, Feynman mendorong para pembelajar untuk menemukan kegembiraan dan kepuasan dalam proses eksplorasi ilmiah yang kreatif dan tidak terikat oleh batasan konvensional.
Sumber:
- Richard P. Feynman – Biographical – NobelPrize.org diakses pada 12 Maret 2024
Dosen dan peneliti, menekuni bidang Fotonika dan sensor. Sangat mencintai aktivitas membaca dan mendesain. Profil lebih lengkap dapat dilihat di ugm.id/siddiq .