Bom Atom dan Penyesalan Einstein

Foto oleh Philip Halsman, 1947.  Sahabat Warstek tentu masih ingat dong dengan peristiwa jatuhnya bom atom di Hiroshima Nagasaki, Jepang […]

Foto oleh Philip Halsman, 1947. 

Sahabat Warstek tentu masih ingat dong dengan peristiwa jatuhnya bom atom di Hiroshima Nagasaki, Jepang pada Agustus 1945. Peristiwa itu, ternyata telah meninggalkan penyesalan yang amat mendalam bagi si jenius Einstein. Hayoo tebak, kenapa bisa? Kenapa bisa Einstein semenyesal itu? Ternyata, atas saran darinya-lah bom atom diciptakan. What? kenapa bisa Einstein menyarankan penciptaan senjata yang amat berbahaya itu? Bukankah bom atom tersebut telah menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa?

“Saya mungkin tidak bisa dimaafkan,” begitulah keluh Einstein beberapa bulan sebelum kematiannya saat berbincang-bincang dengan Linus Pauling, “karena kami semua merasa Jerman kemungkinan besar dapat mengatasi masalah ini. Mereka mungkin berhasil dan menggunakan bom atom serta menjadi pemimpin dunia.”

Semuanya berawal dari temannya Szilard, yang menyadari bahwa uranium mungkin dapat digunakan untuk menghasilkan reaksi berantai yang mudah meledak serta kecemasan mereka akan Jerman yang mungkin berusaha membeli pasokan uranium di Kongo. Kemudian memutuskan untuk menulis surat untuk Presiden Amerika, Roosevelt.

Awan jamur bom atom di langit Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)

Bom atom dijatuhkan 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima. Saat itu musim panas, Einstein sedang tidur siang di pondok sewaannya di Danau Saranac, Adirondacks. Ketika ia turun minum teh, Helen Dukas memberitahunya, Sahabat Warstek tahu tidak apa yang dikatakan Einstein ketika mendengar kabar itu? Einstein hanya mengatakan “Oh astaga”.

 

Dan tiga hari kemudian, bom atom kembali dijatuhkan, kali ini di kota Nagasaki. Keesokan harinya, para pejabat di Washington mengeluarkan buku sejarah panjang yang disusun oleh fisikawan Princeton bernama Profesor Henry De Wolf Smyth mengenai upaya rahasia membuat senjata tersebut. Einstein merasa sangat tidak senang karena laporan Smyth mengaitkan peluncuran proyek tersebut dengan surat 1939 yang ditulisnya kepada Rooselvelt.

Berikut bunyi surat Einstein untuk Roosevelt:

    Sir:

Karya terkini E. Fermi dan L. Szilard, yang telah diberikan kepada saya dalam bentuk manuskrip, mendorong saya untuk menduga bahwa unsur uranium mungkin dapat diubah menjadi sumber energi baru dan penting pada masa depan. Beberapa aspek dari situasi yang timbul tampaknya membutuhkan kewaspadaan, dan jika perlu, tindakan cepat dari Pemerintah. Oleh karena itu, saya percaya bahwa tugas sayalah memberi tahu Anda mengenai fakta dan rekomendasi berikut ini:

     … Energi tersebut dapat memunculkan reaksi nuklir berantai dalam masa uranium yang besar sehingga akan menghasilkan kekuatan yang sangat besar dan jumlah unsur baru mirip-radium yang sangat banyak. Sekarang hal itu tampaknya hampir pasti dicapai pada masa depan.

     Fenomena baru ini juga akan mengarah ke pembuatan bom dan kemungkinan-meskipun sangat tidak pasti-bom jenis baru yang sangat kuat dapat dihasilkan. Satu saja bom jenis ini, yang dibawa dengan kapal dan diledakkan di pelabuhan, mungkin dapat menghancurkan seluruh pelabuhan beserta daerah di sekitarnya ….

     Melihat situasi ini, Anda mungkin menganggap bahwa memelihara hubungan permanen antara pemerintah dan kelompok fisikawan yang meneliti reaksi berantai di Amerika sangatlah diperlukan.

 

Majalah Time menjadikannya sebagai model sampul dengan foto yang menggambarkan awan yang berbentuk jamur meledak di belakangnya dengan tulisan E=m.c2 di atasnya. Dalam artikel yang disunting oleh Whittaker Chambers, majalah tersebut menulis dengan kata-kata tajam yang menjadi ciri khasnya saat itu:

Dari balik ledakan dan kobaran api dahsyat yang menyertainya, mereka yang tertarik dengan sebab akibat dalam sejarah akan sulit mengenali sosok pria kecil seperti anak-anak yang pemalu berwajah khusyuk dengan mata cokelat muda, garis wajah sedih seperti orang yang bosan dengan kehidupan, dan rambut bak Aurora Borealis. Albert Einstein tidak secara langsung membuat bom atom. Namun, Einstein adalah bapak bom atom dalam dua hal penting: 1) atas prakarsanyalah penelitian bom di A.S. dimulai; 2) persamaannyalah (E = mc2) yang membuat bom atom secara teori mungkin dibuat.

Itulah persepsi yang melekat pada dirinya. Ketika Newsweek meliput tentang dirinya dengan judul “The Man Who Started It All”, Einstein menyampaikan penyesalan yang tak akan terlupakan. “Seandainya saya tahu bahwa Jerman tidak berhasil membuat bom atom,” katanya, “saya tidak akan pernah membantu mewujudkan bom itu.”

Referensi: 

  1. Walter Isaacson.2012. Einstein, Kehidupan dan Pengaruhnya bagi Dunia. Bentang Pustaka
  2. Wikipedia Bahasa Indonesia. Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_atom_Hiroshima_dan_Nagasaki). Diakses 31 Oktober 2019

 

 

 

 

 

 

 

1 thought on “Bom Atom dan Penyesalan Einstein”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top