Organisme Mikroskopis Penghasil Listrik

Ganggang atau alga adalah organisme yang secara morfologis sederhana mengandung klorofil dengan ukuran berkisar dari mikroskopis dan uniseluler (bersel tunggal) […]

blank

Ganggang atau alga adalah organisme yang secara morfologis sederhana mengandung klorofil dengan ukuran berkisar dari mikroskopis dan uniseluler (bersel tunggal) sampai sangat besar dan multiseluler. Alga mempunyai tubuh yang relatif tidak mengalami diferensiasi dan tidak ada akar atau daun sejati. Alga merupakan organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri) dengan mendapat energi dari lingkungan mereka dalam bentuk sinar matahari. Selain itu, mereka juga memainkan peran penting dalam rantai makanan dan dalam menjaga suplai oksigen di planet kita.

Baca juga: Material Piezoresistive sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif pada Ubin Lantai

Sejak lebih dari 3 miliar tahun, dengan bantuan pigmen warna klorofil, tanaman berdaun hijau mengubah cahaya melalui fotosintesa menjadi energi kimia. Inilah basis bagi kehidupan di bumi. Yakni, produksi energi yang bebas polusi.

Para ilmuwan dari University of Cambridge berhasil mengembangkan alga yang lima kali lebih efisien sebagai penghasil listrik. Prinsip dasarnya adalah mengubah sinar matahari menjadi arus listrik menggunakan kemampuan fotosintesis alga. Sebelumnya, alga dimodifikasi genetik dengan menambahkan cyanobacteria untuk meningkatkan efisiensi dan energi yang dihasilkan.

Meskipun saat ini alga masih kalah efisien dibandingkan pembangkit listrik tenaga surya, energi terbarukan dari alga memiliki prospek yang baik. Alga lebih praktis karena bisa digunakan tanpa harus membangun infrastruktur. Dia juga mampu mengoptimasi proses pengisian daya, pengiriman daya dan memperbaiki kerusakannya sendiri.

Kepraktisannya membuat alga cocok diterapkan di daerah terpencil dimana masyarakat bisa memproduksi listrik sendiri. Seperti penduduk yang tinggal di dalam hutan atau daerah pedalaman yang sulit akses. Indonesia sendiri sudah mengenal dan mengolah alga menjadi sumber energi terbarukan, tetapi dengan mengolahnya menjadi minyak. Hasilnya pun tinggi bisa mencapai 50.800 liter/ ha dalam setahun.

Para peneliti dari Concordia University di Montreal, Kanada menemukan sebuah cara untuk menjaring energi listrik dari proses fotosintesis dan pernafasan alga biru-hijau. Alga ini mampu menggunakan air sebagai sumber elektron dengan mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat. Reaksinya sebagai berikut:

CO2 + 2H2 (CH2O) + H2O + O2

Proses yang dilakukan oleh tim ilmuwan ini adalah dengan menempatkan alga biru-hijau ke dalam ruang anoda saat mereka melakukan fotosintesis. Alga itu kemudian melepaskan elektron ke permukaan elektroda yang pada gilirannya ditangkap oleh muatan eksternal yang dihubungkan ke sebuah alat yang memanfaatkan daya listrik yang dihasilkannya.
blank
Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta), juga dikenal sebagai Cyanobacteria adalah satu satunya ganggang yang tergolong dalam kingdom monera Divisio Cyanophyceae. Dimasukkan dalam kingdom monera karena struktur selnya mirip dengan struktur sel bakteri yaitu bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi membran).

Ciri-ciri Ganggang Hijau Biru

  • Bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi membran)
  • Bentuk ganggang ini bisa  uniseluler (bersel tunggal), koloni (gabungan beberapa sel) atau filamen (benang), Contoh :
    • Bentuk unisel (satu sel) : Chroococcus, Gloeocapsa, Anacystis
    • Bentuk koloni : Polycystis, Merismopedia, Nostoc, Microcystis
    • Bentuk filamen : Oscilatoria, Microcoleus, Anabaena, Rivularia
  • Memiliki pigmen klorofil (berwarna hijau), karotenoid (berwarna oranye) serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin (berwarna biru) dan fikoeritin (berwarna merah). Gabungan pigmen-pigmen ini membuat warnanya hijau kebiruan.
  • Bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri dari zat anorganik) karena memiliki klorofil.
  • Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa, selulosa, dan mempunyai selaput berlendir.
  • Ganggang hijau biru yang berbentuk filamen dapat juga membentuk spora berdinding tebal yang resisten terhadap panas dan pengeringan dan dapak memfiksasi/mengikat N (nitrogen) yaitu heterokist. Selain heterokist ada juga bagian spora yang membesar berisi cadangan makanan yang disebut akinet.

Referensi :

[1] Azqiara (2019). Tersedia di https://www.idpengertian.com/pengertian-alga-jenis-ciri-ciri-dan-penjelasannya/

[2] Josh Gabbatiss (2018). Tersedia di https://www.independent.co.uk/news/science/africa-powered-genetically-modified-algae-rural-areas-scientists-cambridge-a8151626.html

[3] https://nationalgeographic.co.id/berita/2018/01/memanfaatkan-alga-laut-sebagai-tenaga-listrik-di-wilayah-pedalaman

[4] https://www.nature.com/articles/s41560-017-0073-0

[5] https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/alga-berpotensi-menjadi-sumber-energi-terbarukan

[6] https://www.biologijk.com/2018/06/penjelasan-singkat-tentang-cyanophyta.html

[7] https://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/11/ganggang-hijau-biru-cyanophyta.html

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Yuk Gabung di Komunitas Warung Sains Teknologi!

Ingin terus meningkatkan wawasan Anda terkait perkembangan dunia Sains dan Teknologi? Gabung dengan saluran WhatsApp Warung Sains Teknologi!

Yuk Gabung!

Di saluran tersebut, Anda akan mendapatkan update terkini Sains dan Teknologi, webinar bermanfaat terkait Sains dan Teknologi, dan berbagai informasi menarik lainnya.