Bunga telang (Clitoria ternatea L.), yang terkenal juga dengan sebutan bunga biru atau butterfly pea, merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki berbagai manfaat, baik dalam bidang kesehatan maupun kecantikan. Selain itu, bunga telang juga terkenal akan keunikan dalam hal morfologi. Morfologi bunga telang mencakup berbagai bagian tanaman yang memiliki ciri khas dan peran penting dalam proses reproduksi, serta penyebaran tanaman ini.
Struktur Tanaman Bunga Telang
Bunga telang termasuk dalam kelompok tanaman merambat yang memiliki batang berbuku dan berkembang dengan cara memanjat atau merambat pada dukungan lain seperti pagar atau tanaman lainnya. Tanaman ini memiliki akar tunggang yang cukup kuat, memungkinkannya untuk mendapatkan cadangan air dan nutrisi dari dalam tanah.
Daun bunga telang bersifat majemuk, terdiri dari tiga daun kecil yang menyirip pada setiap tangkai. Daun ini berfungsi untuk fotosintesis dan membantu tanaman untuk tumbuh dengan baik. Permukaan daun bunga telang cenderung berwarna hijau terang dengan bentuk yang oval dan ujung yang meruncing.
Morfologi Bunga Telang
Bagian yang paling menarik dari bunga telang adalah bunganya. Bunga telang memiliki bentuk yang sangat khas dan indah. Bunganya terdiri dari lima kelopak, dengan dua kelopak lateral, satu kelopak atas yang lebih besar (seperti sayap kupu-kupu), dan dua kelopak bawah yang membentuk sebuah petal besar yang disebut sebagai petal standar. Warna bunga ini bervariasi, namun yang paling umum adalah biru terang, meskipun ada juga variasi berwarna putih atau ungu. Warna biru yang cerah pada bunga telang timbul karena senyawa antosianin yang memiliki kemampuan antioksidan.
Sumber: id.pinterest.com
Bunga telang berkembang secara soliter atau tunggal pada setiap tangkai bunga yang tumbuh di sepanjang batang tanaman. Setiap bunga memiliki panjang sekitar 3-4 cm dan lebar sekitar 2-3 cm. Kelopak bunga telang berfungsi sebagai pelindung bagi bagian dalam bunga, sedangkan bagian dalam bunga terdiri dari sepuluh benang sari yang tersusun dalam bentuk pita. Di tengah-tengah bunga terdapat putik yang menjadi organ reproduksi betina.
Reproduksi dan Penyerbukan
Proses reproduksi bunga telang dapat berlangsung dengan bantuan serangga, terutama lebah yang tertarik pada warna cerah bunga telang. Penyerbukan silang (cross-pollination) menjadi salah satu mekanisme yang umum pada tanaman ini, yang meningkatkan keberagaman genetik dan keberhasilan pembuahan. Setelah penyerbukan berhasil, bunga telang akan menghasilkan polong yang berisi biji. Polong bunga telang berbentuk silindris dan berwarna hijau saat muda, yang kemudian berubah menjadi coklat ketika matang.
Potensi Bunga Telang sebagai Asupan Kesehatan
Bunga telang telah lama terkenal dalam pengobatan tradisional di berbagai budaya, terutama di Asia Tenggara dan India. Selain keindahan warnanya yang mencolok, bunga ini memiliki potensi kesehatan yang signifikan berkat kandungan senyawa bioaktifnya. Berikut adalah penjelasannya berdasarkan jurnal “The Potential for the Implementation of Pea Flower (Clitoria ternatea) Health Properties in Food Matrix“.
Kandungan Bioaktif
Bunga telang kaya akan senyawa bioaktif seperti flavonoid, antosianin, dan polifenol. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang kuat, yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tubuh, membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung.
Manfaat Kesehatan
Berikut adalah manfaat kesehatan yang terdapat dalam kandungan bunga telang, meliputi:
1. Anti-Inflamasi dan Analgesik
Bunga telang memiliki potensi sebagai agen anti-inflamasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak bunga ini dapat mengurangi peradangan dan nyeri pada model hewan percobaan, menjadikannya kandidat menarik untuk pengobatan pada kondisi inflamasi seperti arthritis.
2. Manfaat Kognitif
Penelitian juga menunjukkan bahwa bunga telang dapat meningkatkan fungsi kognitif. Senyawa dalam bunga ini berpotensi meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta melindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan otak, terutama pada usia lanjut.
3. Efek Antidiabetik
Bunga telang juga menunjukkan aktivitas antidiabetik dengan kemampuannya untuk menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Studi menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang dapat membantu mengatur metabolisme glukosa, yang penting bagi penderita diabetes.
4. Aktivitas Antibakteri
Sifat antibakteri dari bunga telang telah terbukti melalui berbagai studi yang menunjukkan kemampuannya melawan beberapa jenis bakteri patogen. Ini membuatnya berguna dalam pengobatan infeksi dan sebagai bahan tambahan dalam produk makanan.
Aplikasi dalam Produk Pangan
Bunga telang tidak hanya bermanfaat dalam pengobatan tetapi juga memiliki aplikasi luas dalam industri makanan. Ekstrak bunga ini sering digunakan sebagai pewarna alami karena warna birunya yang cerah, serta sebagai bahan tambahan fungsional dalam produk seperti minuman, kue, dan yogurt. Dengan meningkatnya permintaan akan produk makanan sehat dan alami, bunga telang menjadi pilihan menarik bagi produsen makanan.
Bunga Telang sebagai Asupan Kesehatan
Potensi kesehatan dari bunga telang sangat besar, mulai dari manfaat anti-inflamasi hingga efek positif pada kesehatan kognitif dan metabolisme. Dengan semakin banyaknya penelitian yang mendukung manfaat ini, bunga telang berpotensi menjadi salah satu bahan alami yang penting dalam pengembangan produk kesehatan dan makanan fungsional di masa depan. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi semua kemungkinan aplikasi dan manfaat kesehatan secara mendalam dari tanaman ini.
Referensi
Suarna, I Wayan and Wijaya, I Made Saka. 2021. Butterfly Pea (Clitoria ternateaL.: Fabaceae) and Its Morphological Variations in Bali. Diakses pada 29 November 2024 dari https://jurnal.ugm.ac.id/jtbb/article/view/63013/31560
Shirodkar, et al. 2023. The Potential for the Implementation of Pea Flower (Clitoria ternatea) Health Properties in Food Matrix. Diaksespada 29 November 2024 dari https://www.mdpi.com/2076-3417/13/12/7141