Waspada! Ini 10 Gejala Ginjal Bermasalah yang Kerap Tak Disadari

Tanda-tanda masalah pada ginjal dapat berbeda pada setiap individu, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Sayangnya, banyak orang sering kali […]

Tanda-tanda masalah pada ginjal dapat berbeda pada setiap individu, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Sayangnya, banyak orang sering kali tidak menyadari gejala awal yang mereka alami sebenarnya merupakan peringatan adanya gangguan pada ginjal. Hal ini bisa berbahaya, mengingat ginjal adalah organ vital yang memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan tubuh.

Ginjal memiliki beberapa fungsi utama, seperti:

  • Membuang racun dan limbah dari darah melalui urine.
  • Menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh, yang penting untuk mencegah dehidrasi atau retensi cairan.
  • Menyaring darah, menjaga agar zat-zat berbahaya tidak menumpuk dalam tubuh.
  • Mengatur kadar elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium untuk mendukung fungsi otot dan saraf.

Jika ginjal mengalami gangguan, racun dan limbah yang seharusnya dikeluarkan dapat menumpuk di dalam tubuh. Hal ini tidak hanya membahayakan fungsi organ lainnya tetapi juga dapat memicu berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi, anemia, atau bahkan gagal ginjal.

Mengingat pentingnya ginjal bagi kesehatan, mengenali tanda-tanda awal gangguan ginjal adalah langkah krusial untuk mencegah masalah yang lebih serius. Namun, apa saja ciri-ciri ginjal yang bermasalah? Penting bagi kita untuk memahami gejala-gejala ini agar dapat mengambil tindakan yang tepat sebelum kondisinya memburuk.

Ciri-ciri Ginjal Bermasalah

Dikutip dari WebMD, berikut ciri-ciri ginjal bermasalah yang perlu diwaspadai:

1. Selalu merasa lelah

Ginjal adalah organ vital yang bertugas menyaring limbah dan racun dari darah serta membuangnya melalui urine. Proses ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah penumpukan zat berbahaya. Namun, jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, racun yang seharusnya dikeluarkan akan menumpuk dalam darah. Kondisi ini dapat memengaruhi banyak fungsi tubuh dan menimbulkan berbagai gejala.

Salah satu tanda umum dari gangguan ginjal adalah kelelahan. Orang yang ginjalnya bermasalah mungkin merasa lelah berkepanjangan, lemah, atau mengalami kesulitan berkonsentrasi. Ini terjadi karena ginjal juga memiliki peran penting dalam produksi hormon eritropoietin. Hormon ini memberi sinyal kepada tubuh untuk menghasilkan sel darah merah, yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Ketika ginjal terganggu, produksi eritropoietin menurun, menyebabkan jumlah sel darah merah menjadi lebih sedikit. Akibatnya, otot, otak, dan organ lainnya tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Kondisi ini dikenal sebagai anemia, yang membuat seseorang merasa cepat lelah, sulit berpikir jernih, dan kehilangan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kelelahan yang disebabkan oleh masalah ginjal sering kali disalahartikan sebagai gejala stres atau kurang tidur, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa ini bisa menjadi tanda gangguan ginjal. Oleh karena itu, jika Anda sering merasa lelah tanpa alasan yang jelas, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan ginjal Anda berfungsi dengan baik. Mengenali tanda-tanda awal seperti ini dapat membantu mencegah komplikasi yang lebih serius.

2. Kurang tidur

Penelitian telah menemukan adanya hubungan yang signifikan antara sleep apnea (gangguan tidur yang ditandai dengan henti napas berulang) dan penyakit ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD). CKD adalah kondisi serius di mana fungsi ginjal secara bertahap menurun, yang jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi gagal ginjal, kondisi di mana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah dari darah.

Sleep apnea dapat berdampak negatif pada ginjal karena gangguan ini mengurangi pasokan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ginjal. Oksigen sangat penting bagi ginjal untuk menjalankan fungsinya dalam menyaring darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen selama tidur akibat sleep apnea, ginjal bisa mengalami stres oksidatif dan peradangan, yang pada akhirnya dapat merusak jaringan ginjal.

Sebaliknya, penyakit ginjal kronis juga dapat memperburuk sleep apnea melalui beberapa mekanisme. Misalnya:

  • Penyempitan tenggorokan: CKD sering menyebabkan retensi cairan, yang dapat memengaruhi saluran pernapasan dan mempersempit tenggorokan, sehingga memicu henti napas saat tidur.
  • Penumpukan racun dalam tubuh: Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat membuang racun secara efisien, yang dapat memengaruhi fungsi otot dan saraf, termasuk otot yang mengontrol pernapasan.
  • Ketidakseimbangan hormon: CKD dapat mengganggu regulasi hormon yang diperlukan untuk menjaga pola tidur yang sehat, sehingga memperburuk gangguan tidur.

Hubungan dua arah ini menunjukkan bahwa sleep apnea dan CKD saling memengaruhi, menciptakan lingkaran yang memperburuk kondisi masing-masing. Sleep apnea dapat mempercepat kerusakan ginjal, sementara CKD dapat meningkatkan risiko sleep apnea menjadi lebih parah. Untuk mencegah komplikasi serius, penting untuk menangani kedua kondisi ini secara bersamaan. Pengelolaan sleep apnea melalui terapi seperti Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dapat membantu memperbaiki pasokan oksigen ke tubuh dan melindungi ginjal dari kerusakan lebih lanjut. Sementara itu, pengelolaan CKD melalui pola makan sehat, kontrol tekanan darah, dan pengobatan yang tepat juga dapat membantu memperbaiki kualitas tidur. Jika Anda mengalami gejala sleep apnea seperti mendengkur keras atau kelelahan yang berlebihan, terutama jika disertai dengan gangguan ginjal, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

3. Kulit terasa gatal

Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, salah satu dampaknya adalah ketidakmampuannya untuk mengeluarkan racun dan limbah dari tubuh melalui urine. Akibatnya, racun akan menumpuk dalam darah, kondisi yang dikenal sebagai uremia. Penumpukan ini dapat menyebabkan berbagai gejala, salah satunya adalah munculnya ruam kulit atau rasa gatal yang meluas ke seluruh tubuh. Gatal ini sering kali tidak dapat diatasi dengan mudah dan bisa menjadi sangat mengganggu, karena terkait dengan gangguan fungsi tubuh yang mendalam.

Selain itu, ketika ginjal mulai kehilangan kemampuannya untuk menjaga keseimbangan mineral dan nutrisi dalam tubuh, masalah lain dapat muncul. Salah satu komplikasinya adalah penyakit mineral dan tulang (Mineral and Bone Disorder), yang terjadi karena ginjal tidak lagi mampu mengatur kadar kalsium, fosfor, dan vitamin D. Keseimbangan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Ketika terganggu, tubuh tidak hanya mengalami masalah tulang seperti kerapuhan atau nyeri, tetapi juga kulit kering dan gatal yang disebabkan oleh ketidakseimbangan tersebut.

Kulit yang kering dan gatal akibat gangguan ginjal sering kali lebih dari sekadar ketidaknyamanan. Ini adalah tanda bahwa tubuh sedang kesulitan menjaga keseimbangan internal. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat memperburuk kualitas hidup seseorang. Mengelola gejala ini melibatkan perawatan kulit, seperti penggunaan pelembap, tetapi yang lebih penting adalah mengobati penyebab utamanya—penyakit ginjal itu sendiri.

Jika Anda mengalami gatal yang tak kunjung reda atau ruam yang tidak biasa, terutama jika disertai gejala lain seperti kelelahan atau perubahan pola buang air kecil, segera konsultasikan dengan dokter. Deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan membantu menjaga fungsi ginjal tetap optimal.

4. Wajah dan kaki bengkak

Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, salah satu dampaknya adalah ketidakmampuannya untuk membuang natrium (garam) secara efisien dari tubuh. Natrium yang berlebihan ini menyebabkan retensi cairan, yaitu kondisi di mana cairan menumpuk di jaringan tubuh. Akibatnya, muncul pembengkakan atau edema pada beberapa bagian tubuh, seperti tangan, kaki, pergelangan kaki, tungkai, dan bahkan wajah. Kondisi ini paling sering terlihat di kaki dan pergelangan kaki, karena gravitasi menyebabkan cairan yang tertahan cenderung berkumpul di area tubuh bagian bawah. Pembengkakan ini dapat menyebabkan rasa berat atau ketidaknyamanan, terutama jika terus berlangsung tanpa penanganan.

Selain itu, masalah ginjal juga dapat menyebabkan protein bocor ke dalam urine (proteinuria). Ginjal yang sehat biasanya menyaring darah dengan baik sehingga protein tidak ikut terbuang ke dalam urine. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan, protein, seperti albumin, dapat lolos ke urine. Salah satu tanda dari kondisi ini adalah pembengkakan di sekitar mata, yang sering kali tampak lebih jelas di pagi hari. Ini terjadi karena protein yang hilang dari tubuh memengaruhi kemampuan darah untuk menahan cairan dalam pembuluh darah, sehingga cairan lebih mudah keluar dan menyebabkan pembengkakan.

Pembengkakan yang disebabkan oleh gangguan ginjal bukan hanya masalah kosmetik. Kondisi ini mencerminkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan fungsi tubuh secara keseluruhan jika tidak ditangani. Jika Anda mengalami pembengkakan yang terus-menerus atau tidak biasa, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan pengobatan yang tepat, seperti mengontrol asupan garam, obat-obatan, atau perawatan khusus untuk penyakit ginjal, gejala ini dapat dikelola, dan fungsi ginjal dapat dilindungi dari kerusakan lebih lanjut.

5. Kram otot

Kram otot, terutama di kaki atau bagian tubuh lainnya, bisa menjadi salah satu tanda awal bahwa fungsi ginjal Anda terganggu. Hal ini sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Ginjal yang sehat berperan penting dalam menjaga keseimbangan natrium, kalsium, kalium, dan berbagai elektrolit lainnya yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang optimal.

Elektrolit adalah mineral yang memiliki muatan listrik, dan mereka memainkan peran penting dalam mengatur kontraksi otot, fungsi saraf, dan bahkan detak jantung. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, mereka tidak dapat mengontrol kadar elektrolit secara efisien. Akibatnya, kadar elektrolit bisa menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, yang mengganggu kemampuan otot dan saraf untuk bekerja secara normal. Kondisi ini sering memicu kram otot yang tiba-tiba dan menyakitkan.

Sebagai contoh:

  • Kalsium dan kalium adalah elektrolit yang berperan penting dalam mengatur kontraksi dan relaksasi otot. Ketidakseimbangan pada mineral ini dapat menyebabkan kram otot yang berulang.
  • Natrium membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel. Ketidakseimbangan natrium dapat memengaruhi komunikasi antara saraf dan otot, menyebabkan kontraksi otot yang tidak normal.

Kram akibat gangguan ginjal biasanya tidak hilang dengan cepat dan dapat menjadi lebih sering seiring waktu jika penyebab utamanya tidak ditangani. Jika Anda sering mengalami kram otot tanpa alasan yang jelas, terutama jika disertai gejala lain seperti kelelahan, pembengkakan, atau perubahan pola buang air kecil, itu mungkin menjadi tanda gangguan ginjal yang memerlukan perhatian medis.

Untuk mengelola kondisi ini, penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter dapat melakukan tes darah untuk mengevaluasi kadar elektrolit dan fungsi ginjal Anda. Selain itu, menjaga pola makan yang seimbang dan memperhatikan asupan cairan juga dapat membantu mencegah ketidakseimbangan elektrolit. Ingat, ginjal yang sehat adalah kunci untuk menjaga keseimbangan tubuh, termasuk fungsi otot dan saraf yang optimal.

6. Sesak napas

Saat seseorang mengalami penyakit ginjal, salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah penurunan produksi hormon eritropoietin oleh ginjal. Eritropoietin adalah hormon penting yang berfungsi untuk memberi sinyal kepada tubuh agar memproduksi sel darah merah, yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika hormon ini tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup, produksi sel darah merah menurun, yang menyebabkan anemia—suatu kondisi di mana tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, seseorang bisa merasa lelah, lemah, dan sering kali mengalami sesak napas, bahkan saat melakukan aktivitas ringan.

Selain itu, penyakit ginjal juga dapat menyebabkan retensi cairan atau penumpukan cairan di dalam tubuh. Ketika cairan ini menumpuk di sekitar paru-paru, kondisi yang dikenal sebagai edema paru, kemampuan paru-paru untuk berfungsi dengan baik menjadi terganggu, sehingga menimbulkan kesulitan bernapas. Gejala ini sering kali terasa lebih parah saat berbaring, karena cairan dapat bergerak ke atas dan memberi tekanan lebih besar pada paru-paru. Dalam kasus yang serius, penderita mungkin merasa seperti sedang tenggelam atau tercekik, bahkan saat sedang istirahat.

Gangguan pernapasan akibat penyakit ginjal merupakan tanda bahwa kondisi tersebut telah memasuki tahap yang lebih serius. Penting untuk segera mencari bantuan medis jika gejala seperti ini muncul, karena ini dapat menunjukkan bahwa ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsinya dengan baik, termasuk mengatur cairan tubuh dan memproduksi hormon vital.Penanganan untuk gejala ini melibatkan pengelolaan penyakit ginjal secara menyeluruh, seperti:

  • Terapi obat-obatan, seperti diuretik untuk membantu tubuh mengeluarkan cairan berlebih.
  • Suplementasi eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah dan mengatasi anemia.
  • Perubahan gaya hidup, termasuk diet rendah garam untuk mengurangi retensi cairan.

Dengan perawatan yang tepat, gejala seperti sesak napas dapat dikelola, dan kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan. Ingatlah bahwa mengenali gejala awal penyakit ginjal dan mendapatkan perawatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

7. Brain fog

Ketika ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, salah satu dampak utamanya adalah kegagalan menyaring limbah dan racun dari tubuh. Racun yang menumpuk dalam darah tidak hanya memengaruhi organ-organ lain, tetapi juga dapat berdampak pada fungsi otak. Racun ini dapat mengganggu sinyal-sinyal saraf di otak, sehingga menyebabkan seseorang merasa pusing, kesulitan berkonsentrasi, atau bahkan mengalami masalah memori.

Selain itu, ginjal yang tidak berfungsi dengan baik sering kali menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang membawa oksigen. Tanpa pasokan oksigen yang cukup, otak tidak bisa berfungsi secara optimal. Kekurangan oksigen ini dapat membuat seseorang merasa lelah secara mental, linglung, atau bahkan kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas sederhana yang biasanya mudah dilakukan. Misalnya, mereka mungkin kesulitan untuk berpikir jernih, mengingat detail kecil, atau bahkan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.

Dalam kasus yang lebih serius, kombinasi antara penumpukan racun dan anemia dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai ensefalopati uremik—yaitu gangguan fungsi otak akibat racun urea yang menumpuk dalam darah. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa sangat bingung, disorientasi, dan dalam beberapa kasus, bahkan mengalami perubahan perilaku.

Gejala ini menunjukkan bahwa kesehatan ginjal memiliki hubungan yang sangat erat dengan fungsi otak dan sistem saraf. Jika seseorang sering merasa pusing, kesulitan berkonsentrasi, atau mengalami kebingungan tanpa sebab yang jelas, penting untuk memeriksakan kondisi ginjal mereka. Deteksi dini dan penanganan masalah ginjal dapat membantu mencegah komplikasi serius pada otak dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Langkah-langkah seperti menjaga pola makan sehat, mengelola tekanan darah, dan menghindari dehidrasi adalah cara penting untuk mendukung kesehatan ginjal dan mencegah dampak negatif pada otak.

8. Nafsu makan menurun

Penyakit ginjal dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, termasuk mual, muntah, dan sakit perut. Gejala ini sering kali terjadi karena penumpukan racun dan limbah dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal melalui urine. Ketika racun tersebut menumpuk dalam jumlah berlebihan, tubuh bereaksi dengan cara mencoba mengeluarkannya, salah satunya melalui muntah. Mual juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit atau perubahan kimia dalam tubuh yang diakibatkan oleh fungsi ginjal yang terganggu.

Gejala-gejala ini sering kali membuat seseorang merasa tidak nyaman atau kehilangan selera makan. Bahkan makanan yang biasanya disukai dapat terasa tidak menarik. Dalam jangka panjang, kurangnya asupan makanan yang memadai dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Kondisi ini disebut malnutrisi, yang dapat memperburuk fungsi tubuh, termasuk kemampuan untuk melawan infeksi dan menjaga energi.

Selain itu, rasa sakit di area perut, yang terkadang dirasakan sebagai nyeri tumpul atau tajam, juga dapat terjadi akibat cairan berlebih atau gangguan pada sistem pencernaan yang dipengaruhi oleh masalah ginjal. Gejala ini menambah beban fisik dan psikologis pada individu yang mengalaminya, karena tidak hanya tubuh menjadi lemah, tetapi mereka juga mungkin merasa cemas atau frustrasi dengan perubahan kondisi kesehatan mereka.

Gejala seperti mual, muntah, atau hilangnya nafsu makan tidak boleh diabaikan, terutama jika disertai dengan tanda-tanda lain dari penyakit ginjal, seperti kelelahan, pembengkakan, atau perubahan pola buang air kecil. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala ini, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai. Penanganan dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

9. Napas bau

Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik dan tidak dapat menyaring limbah dari darah secara efisien, hal ini dapat menyebabkan suatu kondisi yang dikenal sebagai uremia. Uremia terjadi ketika limbah, seperti urea dan racun lainnya, menumpuk dalam aliran darah. Penumpukan ini tidak hanya membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mulut dan indera perasa.

Salah satu gejala uremia adalah munculnya bau mulut yang tidak sedap, sering kali digambarkan seperti bau amonia. Ini terjadi karena limbah yang menumpuk dalam tubuh dapat keluar melalui napas. Kondisi ini disebut juga dengan uremic breath, yang sering kali menjadi tanda bahwa ginjal sedang mengalami masalah serius.Selain bau mulut, racun dalam darah juga dapat memengaruhi bagaimana seseorang merasakan makanan.

Banyak penderita penyakit ginjal kronis melaporkan bahwa makanan terasa seperti logam atau memiliki rasa yang tidak enak. Sensasi ini dikenal sebagai dysgeusia, yaitu gangguan pada indera perasa yang terjadi akibat ketidakseimbangan kimia dalam tubuh akibat akumulasi racun. Akibatnya, seseorang mungkin kehilangan nafsu makan karena rasa makanan yang berubah menjadi tidak menyenangkan, yang pada akhirnya dapat berdampak pada nutrisi dan kesehatan mereka secara keseluruhan.

Gejala seperti bau mulut atau perubahan rasa ini sering kali menjadi tanda bahwa kesehatan ginjal sudah terganggu, sehingga penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalaminya. Penanganan dini tidak hanya membantu mengelola gejala tetapi juga dapat mencegah komplikasi lebih lanjut. Selain itu, menjaga kesehatan ginjal dengan pola makan sehat, hidrasi yang cukup, dan memantau kondisi kesehatan secara rutin dapat membantu mencegah terjadinya masalah seperti uremia dan gejalanya yang tidak nyaman.

10. Urine berbusa, berwarna coklat, atau berdarah

Perubahan pada urine sering kali menjadi salah satu tanda awal bahwa ginjal mungkin bermasalah. Salah satunya adalah kencing berbusa. Busa dalam urine biasanya terjadi ketika terdapat protein albumin dalam jumlah yang berlebihan. Albumin adalah jenis protein yang seharusnya tidak keluar melalui urine dalam jumlah besar. Jika ginjal berfungsi dengan baik, mereka akan menyaring albumin dan mempertahankannya dalam darah. Namun, ketika fungsi ginjal terganggu, protein ini dapat bocor ke dalam urine, yang dikenal sebagai proteinuria. Kondisi ini sering kali menjadi tanda bahwa ginjal tidak mampu menyaring darah secara optimal.

Selain itu, warna urine juga dapat memberikan petunjuk penting tentang kesehatan ginjal. Urine yang berwarna cokelat gelap atau merah muda bisa menunjukkan adanya darah dalam urine atau hematuria. Darah ini dapat bocor ke kandung kemih ketika ginjal mengalami kerusakan atau iritasi. Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh penyakit ginjal tetapi juga dapat berkaitan dengan batu ginjal, infeksi saluran kemih, atau bahkan tumor di saluran kemih.

Sebaliknya, urine yang terlihat sangat pucat mungkin menandakan bahwa ginjal sedang memproduksi terlalu banyak cairan urine, yang bisa menjadi tanda ketidakseimbangan elektrolit atau gangguan filtrasi.

Jika Anda melihat perubahan seperti kencing berbusa, warna urine yang tidak normal, atau darah dalam urine, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Gejala-gejala ini tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi tanda penyakit ginjal kronis atau masalah kesehatan lain yang lebih serius. Deteksi dini dapat membantu dokter melakukan evaluasi lebih lanjut, seperti tes urine dan darah, untuk menentukan penyebab yang mendasari dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Untuk menjaga kesehatan ginjal, pastikan untuk menghidrasi tubuh dengan cukup, menghindari makanan tinggi garam dan lemak, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan masalah ginjal. Ginjal yang sehat adalah kunci untuk menjaga tubuh tetap bekerja dengan baik dan seimbang.

REFERENSI:

Gigliotti, Giuseppe dkk. 2024. Epigenetics, Microbiome and Personalized Medicine: Focus on Kidney Disease. Int. J. Mol. Sci. 2024, 25(16), 8592; https://doi.org/10.3390/ijms25168592

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top