Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum diderita oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk mewaspadai gejalanya dan melakukan pemeriksaan dini, terutama untuk meningkatkan peluang pengobatan yang efektif jika terdiagnosis kanker. Namun, banyak yang tidak mengetahui bahwa salah satu gejala kanker paru yang jarang dikenali adalah pembengkakan di area wajah.
Dikutip dari detik.com menurut Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Dr. Tubagus Djumhana SpPD KHOM, kanker paru dapat tumbuh di sekitar pembuluh darah vena, terutama pada vena besar yang disebut vena cava superior, yang bertugas membawa darah dari tubuh bagian atas kembali ke jantung. Jika pembuluh darah ini tertekan atau tersumbat akibat tumor yang berkembang, aliran darah menjadi terganggu, dan hasilnya adalah pembengkakan di wajah, leher, dan bahkan tangan.
“Kanker paru menekan vena, sehingga menyebabkan wajah menjadi bengkak,” jelas Dr. Djumhana. Ia juga menambahkan bahwa gejala ini biasanya tidak muncul pada stadium awal, melainkan pada stadium menengah atau lanjut, saat tumor sudah cukup besar atau telah menyebar.
Selain pembengkakan wajah, kanker paru juga dapat memunculkan sejumlah gejala lain yang lebih dikenal, seperti:
- Batuk yang tidak kunjung reda, bahkan hingga berbulan-bulan.
- Batuk berdarah, yang sering menjadi tanda serius adanya kerusakan jaringan di saluran pernapasan.
- Sesak napas, akibat gangguan aliran udara di paru-paru.
- Nyeri tulang, jika kanker telah menyebar (bermetastasis) ke tulang.
Dalam kasus kanker paru yang parah, metastasis (penyebaran kanker) dapat terjadi ke berbagai bagian tubuh, seperti tulang atau organ lainnya, yang menyebabkan nyeri hebat atau komplikasi lebih serius.
Karena gejala seperti pembengkakan wajah sering kali tidak disadari sebagai tanda kanker paru, pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi orang yang memiliki risiko tinggi, seperti perokok aktif, perokok pasif, atau mereka yang terpapar polusi udara dalam jangka panjang. Deteksi dini adalah langkah kunci untuk meningkatkan harapan hidup dan memungkinkan pengobatan yang lebih efektif. Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
dr. Tubagus Djumhana kembali menegaskan bahwa kanker paru-paru sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Hal ini membuat banyak orang tidak menyadari keberadaan kanker hingga kondisinya sudah berkembang ke stadium lanjut, di mana gejala mulai muncul dan menjadi lebih nyata. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dini, bahkan jika tidak ada gejala yang dirasakan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.
Beberapa faktor risiko kanker paru yang perlu diperhatikan meliputi:
- Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami kanker paru, risiko seseorang meningkat.
- Paparan zat kimia berbahaya: Misalnya paparan bahan kimia di tempat kerja atau lingkungan, seperti asbes, radon, atau polusi udara.
- Kebiasaan merokok: Merokok aktif merupakan faktor risiko utama, namun perokok pasif juga memiliki risiko yang signifikan.
“Orang-orang dengan risiko tinggi harus menjadi prioritas untuk melakukan skrining kanker paru-paru,” jelas dr. Djumhana. Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi kanker pada tahap awal sebelum gejala muncul, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih efektif. “Biasanya, pada tahap awal, tidak ada batuk atau tanda-tanda lain. Tapi ketika kanker sudah membesar atau mencapai tahap lanjut, barulah gejala seperti batuk kronis atau sesak napas mulai muncul,” tambahnya.
Namun, dr. Djumhana juga mengingatkan bahwa gejala kanker paru bisa sangat bervariasi tergantung pada stadium kanker dan kondisi masing-masing individu. Tidak semua orang dengan kanker paru mengalami gejala yang sama. “Setiap kasus kanker itu unik, jadi sangat penting untuk tidak mengabaikan pemeriksaan medis, terutama jika memiliki faktor risiko tinggi,” tandasnya.
Melakukan pemeriksaan rutin, seperti low-dose CT scan, dapat membantu mendeteksi kanker paru lebih dini, bahkan sebelum gejala muncul. Langkah ini sangat penting bagi orang-orang yang berisiko tinggi untuk mencegah perkembangan kanker ke tahap yang lebih serius. Ingat, deteksi dini adalah kunci untuk meningkatkan peluang pengobatan yang berhasil dan memperpanjang harapan hidup.
REFERENSI:
Deng, Yijun dkk. 2024. Prospects, advances and biological applications of MOF-based platform for the treatment of lung cancer. Biomaterials Science Issue 15.