Ditulis Oleh Muhamad Nur Mustakim
Dewasa ini bisa dipastikan semua keluarga di Indonesia memiliki persediaan minyak kayu putih. Ketersediaan minyak kayu putih dalam suatu rumah tangga seakan-akan sudah hampir menjadi kebutuhan primer. Banyaknya manfaat yang diberikan mulai dari sekedar menghangatkan badan, menyembuhkan luka, sakit perut, hingga mengatasi hidung tersumbat akibat pilek adalah pernyataan-pernyataan yang sering disampaikan oleh setiap keluarga ketika ditanya alasan memiliki minyak kayu putih.
Minyak kayu putih adalah produk hasil olahan dari daun tanaman kayu putih. Minyak kayu putih didapatkan dari sumbernya dengan cara disuling. Sistem penyulingan yang pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan minyak kayu putih adalah dengan sistem penyulingan uap (steam distillation).
Tanaman kayu putih (Melaleuca leucadendron) merupakan tanaman asli Indonesia yang bertama kali ditemukan wujudnya di Kepulauan Maluku, tepatnya di Pulau Buru dan Pulau Seram. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di tanah marginal. Meskipun tanaman kayu putih berasal dari Kepulauan Maluku, namun produksi minyak kayu putih terbesar di Indonesia berada di Pulau Jawa[1]. Penanaman tanaman kayu putih pertama kali di Pulau Jawa dilakukan di Jawa Timur, tepatnya Kabupaten Ponorogo dan Madiun. Tanaman kayu putih ditanam pada hutan bekas penanaman pohon yang jati yang tanahnya sudah tidak layak untuk tumbuhnya jati[2].
Daun kayu putih yang disuling untuk mendapatkan minyak kayu putih harus melewati beberapa tahap untuk dapat
[Maaf Artikel Terpotong, baca selengkapnya di buku berikut (klik gambar)]
Warung Sains Teknologi (Warstek) adalah media SAINS POPULER yang dibuat untuk seluruh masyarakat Indonesia baik kalangan akademisi, masyarakat sipil, atau industri.