Pengolahan sampah plastik menjadi BBM : Solusi Mengurangi Sampah

Ditulis oleh Darul Huddi Pemulung membakar sampah yang jelas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan Indonesia diperkirakan pada tahun 2019 ini akan […]

blank

Ditulis oleh Darul Huddi

blank

Pemulung membakar sampah yang jelas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

Indonesia diperkirakan pada tahun 2019 ini akan menghasil 66-67 juta ton sampah. Jumlah ini 4% lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 64 juta ton sampah dan diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahunnya.

Berdasarkan laporan kepada presiden Joko Widodo dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengemukakan bahwa jenis sampah yang dihasilkan sebagian besar berasal dari sampah organik yang dapat mencapai 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15 persen.

Permasalahan sampah di dunia terkhusus di Indonesia sudah menjadi masalah yang besar. PBB memperkirakan pada tahun 2050 jumlah sampah plastik di laut dan akan lebih banyak sampah dari jumlah ikan di laut.

Limbah plastik atau sampah polypropylene (PP) mampu disinyalir mampu diubah kembali menjadi bahan bakar. Proses ini dinilai lebih ramah lingkungan karena bebas dari emisi karbon dan gas buangan lainnya serta mampu secara signifikan jika digunakan secara massal untuk mengurangi dampak pencemaran dari sampah plastik.

Penelitian yang dipublikasin di ACS Sustainable Chemistry And Engineering mengemukakan minyak yang di daur ulang dari plastik atau bahan polypropylene (PP) memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan bakar baik sebagai bahan baku campuran bensin maupun bahan kimia lainnnya.

Wang, Kai Jin, seorang mahasiswa pascasarjana, dan Wan-Ting (Grace) Chen, seorang peneliti postdoctoral di Purdue, adalah perancang dan penemu teknologi yang dapat mengubah limbah plastik menjadi berbagai macam hidrokarbon seperti polimer murni, monomer, bahan bakar dan nafta.

blank

Setelah plastik diubah menjadi nafta, nafta diteruskan sebagai bahan baku berbagai macam produk bahan kimia lain  yang selanjutnya dipisahkan menjadi pelarut khusus atau produk lainnya. Diperkirakan hasil bahan bakar bersih dari proses ini akan memenuhi 4% permintaan bahan bakar dunia.

Berbekal permasalahan dan inovasi tersebut, Dimas Bagus Wijanarto seorang pria yang berasal dari Jakarta terinspirasi untuk membuat alat yang dapat membuat sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM).

blank

Dimas Bagus Wijanarko mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar dengan memanfaatkan distilasi ( Sumber : CNN )

Peralatan yang digunakan terdiri dari serangkaian pipa yang terhubung dengan tabung vakum bertekanan tinggi. Tabung tersebut tersambung dengan gas elpiji yang akan berfungsi sebagai pemanas.

Kemudian ia memasukkan sampah plastik kedalam tabung vakum. Kemudian tabung vakum itu dipanaskan sampai suhu 400 derajat celsius dan tak lama kemudian akan keluar tetesan BBM melewati tabung pendingin.

blank

Distilasi Bertingkat sederhana ( Sumber : detik.com )

Prinsip pengelolaan sampah plastik menjadi BBM ini sebenarnya memanfaatkan proses distilasi bertingkat yang biasanya digunakan pada saat proses pemisahan minyak mentah menjadi berbagai macam bahan bakar yang siap digunakan seperti bensin, solar, minyak tanah, bahkan residu yang dalam hal ini dapat pula dimanfaatkan sebagai aspal.

blank

Proses Distilasi bertingkat yang biasa digunakan pada proses pemisahan fraksi minyak mentah

Distilasi bertingkat memanfaatkan perbedaan titik didih berbagai macam zat yang terkandung di dalam minyak mentah melalui pemisahan dalam bentuk fraksi-fraksi. Berikut proses distilasi bertingkat :

  • Minyak metah dipanaskan pada bagian Boiler hingga bersuhu kurang lebih 600 derajat Celsius kemudian, minyak mentah disalurkan kedalam Menara atau tanur distilasi paling bawah.
  • Di dalam Menara distilasi, uap dari minyak mentah akan bergerak melewati pelat-pelat. Untuk memungkinkan uap lewat, maka terdapatlah gelembung-gelembung.
  • Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan mendingin sehingga terbentuklah kondensasi zat cair sesuai dengan suhu perubahan menjadi zat cair tersebut terbentuklah fraksi.
  • Fraksi yang hidrokarbonnya memiliki rantai karbon lebih panjang biasanya memiliki titik didih yang lebih tinggi sehingga akan terkonsentrasi pada pelat bawah sementara fraksi yang memiliki rantai karbon pendek akan terkonsentrasi pada pelat yang lebih tinggi

Begitu pula lah yang terjadi pada proses pengolahan sampah plastik menjadi berbagai zat kimia tersebut. Plastik yang dipanaskan akan menguap. Dari uapnya tersebut, akan disalurkan kedalam suatu tabung yang memiliki pemisahan suhu. Dari zat yang terbentuk berdasarkan pemisahan suhu tersebut, dapat pula dihasilkan berbagai bahan bakar.

Daftar Pustaka

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *