Sains dan teknologi di China tengah mengalami perkembangan yang sangat cepat. Negara ini telah membangun berbagai fasilitas penelitian yang modern, yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dukungan ini menjadikan Tiongkok sebagai tujuan menarik bagi banyak ilmuwan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk melanjutkan karir dan penelitian mereka. Menurut laporan dari South China Morning Post, setidaknya ada tujuh ilmuwan terkemuka yang memilih untuk pindah atau kembali ke China pada tahun ini. Mereka berasal dari berbagai bidang, termasuk matematika, fisika, dan beberapa di antaranya adalah ilmuwan yang telah menerima penghargaan, seperti Hadiah Nobel di bidang laser.
Peningkatan pesat dalam bidang sains dan teknologi ini tidak hanya dipengaruhi oleh fasilitas penelitian yang canggih, tetapi juga oleh kebijakan pemerintah China yang memberikan dukungan finansial dan infrastruktur yang mendukung riset ilmiah. Dengan segala kemudahan ini, para ilmuwan merasa tertarik untuk bekerja di negara yang semakin menjadi pusat inovasi global.
1. Ilmuwan kanker Sun Shao-Cong pulang kampung
Setelah bekerja selama lebih dari tiga puluh tahun di Amerika Serikat (AS), peneliti kanker terkenal, Sun Shao-Cong, memutuskan untuk kembali ke China. Ia memilih untuk kembali pulang dengan tujuan membangun laboratorium baru di Beijing, ibukota China. Yang menarik adalah, kepindahan Sun terjadi di tengah-tengah penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pemerintah AS terhadap dirinya. Sun Shao-Cong dikenal di dunia ilmiah karena penelitiannya yang revolusioner mengenai sel T, sejenis sel darah putih yang memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sel T ini berfungsi untuk melawan infeksi serta menghancurkan sel-sel yang abnormal atau kanker.
Penelitian tentang sel T adalah salah satu bidang penting dalam imunoterapi kanker, di mana sistem kekebalan tubuh digunakan untuk menyerang dan menghilangkan sel-sel kanker dalam tubuh. Keputusan Sun untuk kembali ke China menunjukkan bagaimana negara tersebut semakin menjadi pusat bagi riset ilmiah, bahkan bagi ilmuwan yang sebelumnya bekerja di luar negeri.
Sun Shao-Cong memiliki peran penting di Amerika Serikat, di mana ia menjabat sebagai direktur di Center for Inflammation and Cancer, sebuah pusat penelitian yang berfokus pada hubungan antara peradangan dan kanker. Pusat ini berada di University of Texas MD Anderson Cancer Center, yang terletak di Houston. Sun memimpin pusat tersebut selama delapan tahun, antara tahun 2014 hingga 2022. MD Anderson Cancer Center sendiri adalah salah satu lembaga medis paling terkemuka di dunia dalam bidang penelitian kanker, pengobatan, dan pencegahan kanker.
Sebagai direktur, Sun bertanggung jawab untuk mengarahkan penelitian yang berfokus pada pemahaman lebih dalam tentang bagaimana peradangan dalam tubuh dapat berhubungan dengan perkembangan kanker. Penelitian semacam ini penting karena peradangan kronis dapat menjadi faktor risiko utama dalam banyak jenis kanker.
2. Ilmuwan laser asal Prancis Gérard Mourou bergabung dengan universitas top China
Fisikawan asal Prancis dan peraih Hadiah Nobel, Gérard Mourou, telah bergabung dengan Universitas Peking sebagai profesor utama di sekolah fisika. Dalam peran barunya ini, ia diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pendirian sebuah lembaga riset yang akan fokus pada penelitian mendalam serta mendorong kolaborasi internasional. Pengangkatan Mourou ini diumumkan melalui situs web resmi universitas. Pada usia 80 tahun, Mourou memulai tugasnya pada 12 Oktober 2024, dan dalam beberapa minggu pertama, ia bertemu dengan mahasiswa serta memimpin para peneliti di fasilitas pengajaran dan penelitian universitas.
Universitas Peking berharap kontribusi Mourou akan sangat penting dalam mengembangkan lembaga baru tersebut, yang akan memfokuskan riset pada berbagai bidang penting dalam fisika. Bidang-bidang yang akan diteliti meliputi fisika laser, yang mempelajari sifat cahaya dan aplikasinya, fisika partikel dan nuklir, yang berhubungan dengan struktur dasar materi, fisika medis yang berfokus pada aplikasi ilmu fisika dalam dunia medis, serta astrofisika yang mempelajari benda-benda langit dan alam semesta secara umum. Dengan pengalaman dan keahliannya, Mourou diharapkan dapat mengembangkan riset di bidang-bidang ini secara signifikan.
3. Ahli matematika Kenji Fukaya mengajar di Universitas Tsinghua
Matematikawan terkenal asal Jepang dan peraih berbagai penghargaan, Kenji Fukaya, telah memutuskan untuk meninggalkan Universitas Stony Brook di Amerika Serikat dan bergabung dengan Universitas Tsinghua di China sebagai profesor tetap. Sebelumnya, Fukaya merupakan anggota tetap di Simons Center for Geometry and Physics di Stony Brook, tempat di mana ia bekerja pada bidang geometri dan fisika. Pada 11 September, ia memberikan kuliah pertamanya di Universitas Tsinghua, yang merupakan salah satu universitas terkemuka di China.
Kuliah terbuka yang disampaikan oleh Fukaya membahas tentang “geometri simplektik.” Geometri simplektik adalah cabang matematika yang mempelajari ruang-ruang di mana objek seperti planet, partikel, dan benda-benda fisik lainnya dapat bergerak dan saling berinteraksi. Dalam kuliah tersebut, Fukaya menjelaskan bagaimana konsep geometri ini dapat digunakan untuk memahami dinamika objek-objek fisik di alam semesta. Kuliah ini menarik perhatian banyak mahasiswa dan dosen, yang menunjukkan betapa pentingnya topik ini dalam perkembangan matematika dan fisika.
4. Ahli matematika Ma Xiaonan meninggalkan Eropa demi China
Matematikawan terkenal asal China, Ma Xiaonan, yang telah meraih banyak penghargaan, telah memutuskan untuk meninggalkan kariernya yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Eropa dan kembali ke China. Ma, seorang ahli dalam bidang geometri diferensial dan topologi yang berusia 52 tahun, kini akan menjabat sebagai profesor utama di Hern Institute of Mathematics, sebuah lembaga yang didirikan pada tahun 1985 oleh matematikawan terkenal China-Amerika, Shiing-Shen Chern.
Geometri diferensial adalah cabang matematika yang mempelajari bentuk dan struktur objek melalui konsep turunan dan integral, sedangkan topologi berfokus pada sifat-sifat ruang yang tetap tidak berubah meskipun objek tersebut dibengkokkan atau diregangkan. Ma Xiaonan telah menerima berbagai penghargaan prestisius, salah satunya adalah Sophie Germain Prize yang diberikan oleh French Academy of Sciences, sebuah penghargaan bergengsi di bidang matematika.
Ma menyatakan bahwa program matematika di Nankai University, tempat ia kini bekerja, memiliki reputasi yang sangat tinggi, baik di China maupun di seluruh dunia. Reputasi ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi Nankai dalam mengembangkan ilmu matematika secara global. Dengan pengalamannya yang luas, Ma diharapkan dapat lebih memperkuat posisi universitas tersebut sebagai pusat unggulan dalam penelitian matematika.
5. Fisikawan Zhang Yonghao pamit dari Edinburgh
Setelah lebih dari 20 tahun berkarier di Universitas Edinburgh, Inggris, fisikawan Zhang Yonghao memutuskan untuk meninggalkan jabatannya dan bergabung dengan laboratorium hipersonik nasional baru yang dibangun oleh Tiongkok di Beijing. Pemerintah Tiongkok kemudian merekrut Zhang sebagai seorang ahli asing dengan keahlian tinggi untuk memimpin sebuah tim riset di salah satu laboratorium utama mereka, yang berfokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sana, Zhang akan bekerja di bidang aerotermodinamika dalam penerbangan hipersonik, sebuah bidang yang mempelajari bagaimana udara berperilaku pada kecepatan sangat tinggi, yang memiliki dampak besar pada desain dan efisiensi kendaraan yang bergerak lebih cepat dari kecepatan suara.
Tim yang dipimpin Zhang akan mengembangkan metode dan model komputasi canggih untuk mempelajari sifat gas yang ada pada kecepatan dan suhu tinggi. Pengetahuan ini sangat penting dalam menciptakan kendaraan hipersonik yang lebih efisien dan efektif. Kendaraan hipersonik adalah kendaraan yang dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara (Mach 5). Salah satu tantangan utama dalam teknologi ini adalah bagaimana menangani dan memahami interaksi gas pada suhu dan tekanan yang sangat ekstrem, yang mempengaruhi desain dan kinerja pesawat atau roket yang beroperasi pada kecepatan tersebut.
6. Pakar iklim global Chen Deliang kembali ke Tiongkok
Setelah lebih dari 30 tahun mengabdikan dirinya di Eropa, ahli iklim terkenal dan anggota Royal Swedish Academy of Sciences, Chen Deliang, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Tiongkok. Ia mengambil posisi sebagai pengajar dan peneliti di Universitas Tsinghua, salah satu universitas terkemuka di negara tersebut. Sebelumnya, Chen bekerja di Universitas Gothenburg, Swedia, sejak tahun 1993, di mana ia menjabat sebagai asisten kepala di departemen ilmu bumi. Sekarang, ia bergabung dengan departemen ilmu sistem bumi di Universitas Tsinghua, tempat di mana ia akan melanjutkan penelitian dan pengajaran terkait perubahan iklim dan fenomena alam lainnya.
Ilmu bumi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala hal yang berkaitan dengan planet Bumi, termasuk atmosfer, lautan, kerak bumi, dan proses-proses geologis. Sementara itu, ilmu sistem bumi adalah bidang yang lebih luas yang melibatkan pemahaman tentang hubungan antara berbagai komponen Bumi, seperti atmosfer, biosfer (kehidupan), hidrosfer (air), dan litosfer (kerak bumi), serta bagaimana sistem ini berinteraksi dan dipengaruhi oleh perubahan, seperti perubahan iklim global. Dengan pengalamannya yang luas dalam studi iklim, Chen akan memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan pengetahuan lebih lanjut mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap planet kita.
7. Ahli matematika Wang Xujia kembali setelah puluhan tahun di Australia
Wang Xujia, seorang matematikawan ternama yang memiliki kewarganegaraan ganda China dan Australia, serta anggota Australian Academy of Science, baru-baru ini memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Hangzhou, Tiongkok. Di sana, ia bergabung dengan Westlake University, sebuah universitas bergengsi di Tiongkok. Setelah hampir 30 tahun bekerja di luar negeri, Wang memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai profesor di Centre for Mathematics and Applications di Australian National University (ANU), tempat ia mengabdi sejak tahun 1995. Pada bulan September, ia memulai peran barunya di Westlake University sebagai profesor tetap di bidang matematika.
Wang, yang kini berusia 61 tahun, adalah salah satu matematikawan terkemuka di Asia yang memilih untuk kembali ke Tiongkok setelah bertahun-tahun bekerja di negara-negara Barat. Keputusan ini menandai sebuah tren yang semakin berkembang di kalangan para ilmuwan dan peneliti top di dunia, yang merasa tertarik untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan riset dan pendidikan di negara asal mereka. Matematika, yang merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari angka, bentuk, struktur, dan pola, memiliki peran penting dalam banyak bidang, termasuk teknologi, ekonomi, dan ilmu pengetahuan lainnya. Dengan pengalaman dan keahliannya, Wang diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam dunia akademis dan riset di Tiongkok.
REFERENSI:
7 scientists, mathematicians, physicists and experts who moved to China in 2024. South China Morning Post: https://www.scmp.com/news/china/science/article/3291509/7-scientists-mathematicians-physicists-and-experts-who-moved-china-2024?module=perpetual_scroll_0&pgtype=article diakses pada tanggal 7 Januari 2025.