Cynthia Suci Lestari adalah pendiri komunitas Lyfe With Less (LWL), komunitas gaya hidup minimalis pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2018. Lahir dan besar di Indonesia, Cynthia memulai perjalanan hidup minimalisnya sebagai bagian dari proses penyembuhan diri saat menghadapi krisis seperempat abad (quarter-life crisis) sekitar tahun 2017.
- Awal Mula Lyfe With Less
- Visi dan Misi Lyfe With Less
- Kegiatan dan Program Komunitas
- Dampak dan Pengaruh
- Prinsip Hidup Minimalis
- Tantangan dan Harapan Lyfe With Less
- Gaya Hidup Minimalis sebagai Kritik terhadap Konsumsi Berlebihan
- Potensi Minimalisme dalam Gerakan De-Growth
- Tantangan Gaya Hidup Minimalis sebagai Gerakan Sosial
- Masa Depan Minimalisme
- Referensi
Awal Mula Lyfe With Less
Pada awalnya, Lyfe With Less muncul sebagai jurnal digital pribadi Cynthia yang bertujuan untuk mendokumentasikan perjalanannya dalam menerapkan gaya hidup minimalis. Seiring waktu, akun media sosial ini menarik perhatian banyak orang yang merasa terhubung dengan konten yang di dalamnya. Interaksi yang intens dengan para pengikutnya mendorong Cynthia untuk mengembangkan Lyfe With Less menjadi komunitas yang lebih terstruktur, menjadi wadah bagi individu yang ingin belajar dan berbagi pengalaman tentang hidup minimalis.

Visi dan Misi Lyfe With Less
Lyfe With Less bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia tentang pentingnya hidup minimalis dan bijak dalam konsumsi. Komunitas ini mendorong anggotanya untuk fokus pada hal-hal esensial dalam hidup, mengurangi kepemilikan barang yang tidak perlu, dan meningkatkan kesadaran terhadap dampak lingkungan dari pola konsumsi berlebihan. Salah satu prinsip utama yang diajarkan adalah menanamkan rasa cinta terhadap barang yang sudah dimiliki dan menekankan pentingnya meningkatkan kepekaan terhadap rasa cukup.
Kegiatan dan Program Komunitas
Lyfe With Less aktif mengadakan berbagai kegiatan untuk mendukung anggotanya dalam menerapkan gaya hidup minimalis. Salah satu program yang diinisiasi adalah “Saling Silang,” sebuah forum di mana anggota dapat menjual, menukar, atau memberikan secara gratis barang-barang hasil decluttering. Program ini bertujuan untuk memperpanjang masa pakai barang dan mengurangi limbah, sejalan dengan prinsip keberlanjutan.
Selain itu, komunitas ini juga mengadakan acara yang bersifat pertemuan langsung, seperti LWL MEET UP!, yang menjadi wadah diskusi bagi para pegiat gaya hidup minimalis di Indonesia. Pertemuan ini memungkinkan anggota untuk berbagi cerita, tips, dan inspirasi satu sama lain, mempererat tali silaturahmi, dan saling mendukung dalam perjalanan hidup minimalis.
Dampak dan Pengaruh
Di bawah kepemimpinan Cynthia, Lyfe With Less telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di Indonesia untuk mulai menerapkan gaya hidup minimalis. Komunitas ini berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya bijak dalam konsumsi dan dampak positif dari hidup sederhana terhadap kesejahteraan individu serta lingkungan. Melalui berbagai platform, seperti Instagram, podcast, dan situs web, Lyfe With Less terus menyebarkan edukasi dan informasi seputar minimalisme.
Prinsip Hidup Minimalis
Cynthia menekankan bahwa hidup minimalis bukan sekadar tentang mengurangi jumlah barang, tetapi lebih kepada perubahan pola pikir untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan esensial dalam hidup. Menurutnya, bentuk minimalis tiap orang pasti berbeda-beda sesuai dengan latar belakang, pengalaman, serta tujuan hidupnya. Dengan memiliki barang yang esensial, individu tidak perlu repot mengurus barang-barang yang tidak penting, sehingga dapat lebih fokus pada hal-hal yang membawa kebahagiaan dan makna dalam hidup.
Tantangan dan Harapan Lyfe With Less
Meskipun telah mencapai banyak hal melalui Lyfe With Less, Cynthia menyadari bahwa tantangan terbesar adalah mengubah mindset masyarakat yang terbiasa dengan pola konsumsi berlebihan.Namun, dengan terus memberikan edukasi dan contoh nyata, ia berharap semakin banyak orang yang terinspirasi untuk menjalani hidup minimalis dan bijak dalam konsumsi, demi kesejahteraan bersama dan kelestarian lingkungan.
Perjalanan Cynthia Suci Lestari dalam membangun dan mengembangkan Lyfe With Less mencerminkan dedikasinya dalam mempromosikan gaya hidup minimalis di Indonesia. Melalui komunitas ini, ia berhasil menciptakan ruang bagi individu untuk belajar, berbagi, dan saling mendukung dalam menerapkan prinsip hidup sederhana yang berfokus pada esensi dan keberlanjutan.
Gaya Hidup Minimalis sebagai Kritik terhadap Konsumsi Berlebihan
Tren minimalisme atau gaya hidup minimalis muncul sebagai respons terhadap dampak negatif dari kapitalisme, termasuk kerusakan lingkungan, krisis finansial, dan tekanan sosial akibat pola konsumsi berlebihan. Menurut artikel “Against Accumulation: Lifestyle Minimalism, De-growth and the Present Post-Ecological Condition” oleh Miriam Meissner, narasi minimalisme mengkritik sistem kapitalis yang mempromosikan akumulasi tanpa henti. Meski demikian, pendekatan gaya hidup minimalis sering kali terjebak dalam paradoks, dimana ia melawan akumulasi tetapi tetap terintegrasi dalam pasar kapitalis melalui promosi barang-barang “minimalis” baru.

Potensi Minimalisme dalam Gerakan De-Growth
Salah satu pendekatan yang dapat kita lakukan menurut Miriam Meissner adalah mengintegrasikan minimalisme dengan gerakan de-growth (pertumbuhan negatif). De-growth bertujuan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan ramah lingkungan dengan mengurangi ketergantungan pada pertumbuhan ekonomi sebagai indikator kesejahteraan. Gaya hidup minimalis, dengan fokus pada pengurangan konsumsi dan peningkatan kualitas hidup, memiliki potensi untuk mendukung agenda ini.
Konsep “alternative hedonism” oleh Kate Soper juga memberikan perspektif menarik, yakni bahwa menikmati kesederhanaan dapat menjadi bentuk kepuasan yang berlawanan dengan konsumerisme. Minimalisme dapat bermanfaat dalam mengedukasi masyarakat tentang manfaat kehidupan yang lebih sederhana, seperti penghematan sumber daya, peningkatan kesehatan mental, dan hubungan sosial yang lebih bermakna.
Tantangan Gaya Hidup Minimalis sebagai Gerakan Sosial
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa tantangan pada penerapan minimalisme, yaitu:
- Individualisasi Masalah Sistemik: Narasi minimalisme sering kali mengarahkan perhatian pada masalah individu, seperti “terlalu banyak barang,” tanpa menyentuh akar permasalahan sistemik, seperti kapitalisme berbasis pertumbuhan.
- Kegagalan Menangani Limbah: Pengurangan barang sering kali masih menghasilkan limbah yang besar jika tidak dikelola dengan benar. Dalam skala besar, tren ini dapat memicu masalah lingkungan baru.
- Eksklusivitas Sosial: Minimalisme sering dipasarkan kepada kelas menengah ke atas di negara-negara maju, mengabaikan tantangan struktural yang dihadapi oleh masyarakat kurang mampu.
Baca juga: Cara Agar Tidak Mudah Lelah bagi yang Memiliki Gaya Hidup Sedentari
Masa Depan Minimalisme
Untuk mewujudkan potensinya sebagai gerakan eco-politik, gaya hidup minimalis ini perlu bertransformasi dari fokus individu menuju kolektivitas. Narasi minimalisme dapat diarahkan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara konsumsi individu dan ekonomi global. Selain itu, minimalisme harus mempromosikan sistem ekonomi yang mendukung redistribusi sumber daya dan mengurangi ketimpangan.
Referensi
Defitri, Mita. 2022. Cynthia Lestari Lyfe with Less: Belajar Merasa Cukup dengan Hidup Minimalis. Diakses pada 20 Desember 2024 dari https://waste4change.com/blog/cynthia-lestari-lyfe-with-less-belajar-merasa-cukup-dengan-hidup-minimalis
Wahyu, Ramadani. 2022. Lyfe With Less : Hidup Minimalis Bisa Kurangi Jejak Karbon. Diakses pada 20 Desember 2024 dari https://www.greeners.co/sosok-komunitas/lyfe-with-less-hidup-minimalis-bisa-kurangi-jejak-karbon/
Halidi, Risna. 2024. Mengenal Komunitas Lyfe with Less Sambil Wujudkan Gaya Hidup Sederhana dan Bijak. Diakses pada 20 Desember 2024 dari https://www.suara.com/lifestyle/2024/05/16/170539/mengenal-komunitas-lyfe-with-less-sambil-wujudkan-gaya-hidup-sederhana-dan-bijak
Murdianto, M. T. 2021. Kisah Cynthia Lestari Bangun Komunitas Hidup Minimalis, Lyfe With Less. Diakses pada 20 Desember 2024 dari https://www.idntimes.com/life/inspiration/muhammad-tarmizi-murdianto/cynthia-lestari-bangun-komunitas-hidup-minimalis-akuperempuan
Lyfe with Less. 2020. LWL MEET UP! Sebagai Wadah Diskusi Bagi Komunitas Minimalis di Indonesia. Diakses pada 20 Desember 20204 dari https://lyfewithless.com/lwl-meet-up-sebagai-wadah-diskusi-bagi-komunitas-minimalis-di-indonesia/
Meissner, Miriam. 2019. Against accumulation: lifestyle minimalism, de-growth and the present post-ecological condition. Diakses pada 20 Desember 2024 dari https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17530350.2019.1570962