Dichotic Listening : Sebuah Metode untuk Menguji Fokus Pendengaran Kita

Pernahkah kalian berada di sebuah situasi yang membuat kalian bingung harus mendengarkan siapa? “Mendengarkan siapa” yang dimaksud di sini adalah […]

Pernahkah kalian berada di sebuah situasi yang membuat kalian bingung harus mendengarkan siapa? “Mendengarkan siapa” yang dimaksud di sini adalah ketika ada dua orang yang secara bersamaan berbicara pada anda, pasti anda bingung harus menangkap fokus dari pembicaraan si A atau si B. Sulit sekali rasanya jika harus fokus pada kedua nya secara bersamaan. Dalam hal ini, mau tidak mau kita hanya dapat memberikan fokus pada satu orang saja agar respon yang kita berikan kepada lawan bicara kita lebih maksimal.

Dalam bidang keilmuan psikologi, kita mengenal istilah Dichotic Listening. Dichotic Listening ini merupakan salah satu metode tes yang biasa nya digunakan untuk menyelidiki perhatian selektif dalam sistem pendengaran. Melalui metode dichotic listening, subjek disajikan dua stimulus pendengaran (berupa suara) yang berisi kalimat pendek maupun kalimat panjang dan diperdengarkan kepada subjek secara bersamaan. Misalnya, stimulus A berupa pernyataan “Hari ini saya ingin mengajak kamu jalan-jalan ke taman dekat komplek” yang akan diperdengarkan melalui telinga ssebelah kanan, dan stimulus B yang berupa pernyataan “Apakah siang ini kamu mau menemani saya makan siang di restoran dekat komplek?” yang akan diperdengarkan kepada subjek melalui telinga sebelah kiri. Setelah selesai diperdengarkan secara bersamaan, subjek diminta untuk mengulangi salah satu dari kedua pernyataan yang didengarnya tersebut.

Dari percobaan inilah kita dapat mengetahui ke stimulus mana subjek memberikan perhatiannya. Hampir seluruh subjek hanya dapat menyebutkan salah satu dari stimulus yang diberikan. Itu artinya, perhatian atau fokus pendengaran mengarah pada salah satu bagian telinga (telinga kiri atau telinga kanan) saja. Uniknya, dari sekian banyak percobaan yang dilakukan menggunakan metode ini, sebagian besar stimulus yang ditangkap merupakan stimulus yang dirangsangkan ke telinga kanan. Maksudnya, sebagian besar subjek memberikan perhatian atau fokus pada apa yang didengarnya melalui telinga sebelah kanan. Anda bisa coba mempraktikan dichotic listening ini di tempat masing-masing dan buktikan bahwa informasi yang di dengar dari telinga sebelah kanan lebih mudah anda tangkap daripada informasi dari telinga sebelah kiri. Kira-kira mengapa ya bisa seperti ini???

Ternyata percobaan dichotic listening ini sudah dilakukan sejak tahun 1967 oleh Dooren Kimura dan menemukan bahwa telinga kanan terhubung dengan otak kiri manusia, yang salah satu fungsinya sebagai pusat utama bahasa, terutama kemampuan bahasa dan tata bahasa. Seperti yang pernah kita pelajari dalam ilmu biologi tentang sistem koordinasi (sistem saraf) bahwa otak kanan manusia mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri, sedangkan otak kiri manusia mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan. Jadi ini alasan kenapa melalui metode dichotic listening kita lebih mudah menangkap informasi dari telinga sebelah kanan, sebab telinga sebelah kanan terkoordinasi dengan otak kiri yang berfungsi sebagai pusat bahasa dan stimulus yang kita terima melalui pendengaran berupa bahasa. Hal ini juga menjadi informasi apakah seseorang mengalami kidal atau tidak.

Dichotic listening ini juga berkaitan dengan sifat dasar ketiga dari kesadaran yaitu, selektivitas merupakan kapasitas untuk memasukkan beberapa objek, tidak seluruhnya. Meskipun kita memiliki otak dengan kapasitas pengolahan informasi yang tidak terbatas, namun dalam proses stimulus dan persepsi indera kita mungkin mengalami keterbatasan. Hal ini disebabkan karena waktu terbatas yang kita miliki dalam pengolahan informasi di otak. Sehingga kita mengenal istilah selektivitas.

Referensi:

  • Gloria Setyvani Putri. 2017. “Telinga Kanan atau Kiri, Mana yang Lebih Baik dalam Mendengar?” (online), (https://sains.kompas.com/read/2017/12/09/083100823/telinga-kanan-atau-telinga-kiri-mana-yang-lebih-baik-dalam-mendengar-?page=all, diakses tanggal 13 Oktober 2019).
  • King, Laura A. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Terjemahan oleh Petty Gina Gayatri. 2016. Jakarta : Penerbit Salemba.
  • Schacter, Daniel L (2010). Psychology. New York: Worth Publishers. ISBN 978-1-4292-3719-2OCLC 696604625.
  • Wikipedia. 2019. “Dichotic Learning” (online), (https://en.wikipedia.org/wiki/Dichotic_listening#targetText=Dichotic%20listening%20is%20a%20psychological,lateralization%20of%20speech%20sound%20perception.%22, diakses pada tanggal 13 Oktober 2019).

1 thought on “Dichotic Listening : Sebuah Metode untuk Menguji Fokus Pendengaran Kita”

  1. Assalamu ‘alaikum… maaf ingin bertanya ya? Dalam artikel di atas ada keterangan bahwa salah satu fungsi dichotic listening adalah untuk mengetahui apakah seorang anak kidal atau tidak. Pertanyaan saya pada usia berapa sebaiknya anak diujiikan dengan metode ini? terimakasih

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top