Kemampuan untuk secara realistis menilai pengetahuan diri, kini menjadi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penilaian diri sering kali penuh kekurangan. Tiga fenomena utama terkait penilaian diri ini ternyata berkaitan: efek Dunning-Kruger, overclaim, dan ilusi pengetahuan. Mengacu pada jurnal penelitian, kita akan memahami bagaimana ketiganya saling berkaitan dan memengaruhi cara kita memandang pengetahuan.
Sumber: id.pinterest.com
Efek Dunning-Kruger: Meremehkan dan Merasa Tahu
Efek Dunning-Kruger menunjukkan bahwa individu dengan kompetensi rendah cenderung melebih-lebihkan kemampuannya. Penelitian oleh Kruger dan Dunning, mengungkapkan bahwa peserta yang berada di kuartil terbawah cenderung menganggap kemampuan mereka jauh di atas rata-rata, padahal kenyataannya sebaliknya.
Efek ini muncul karena kurangnya metakognisi, yaitu kemampuan untuk memahami sejauh mana pengetahuan kita benar-benar akurat. Misalnya, seseorang yang tidak memiliki pemahaman dasar tata bahasa mungkin tidak menyadari kesalahannya, sehingga menganggap dirinya mahir. Fenomena ini relevan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.
Overclaim: Ketika Orang Mengaku Tahu Lebih dari yang Mereka Ketahui
Overclaim terjadi ketika seseorang mengaku memahami konsep yang sebenarnya tidak ada. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 56% peserta mengklaim mengetahui setidaknya satu karya fiktif dalam sebuah eksperimen. Fenomena ini sering terkait dengan penilaian diri sebagai ahli. Semakin seseorang merasa percaya diri dalam suatu bidang, semakin besar kemungkinan mereka mengaku mengetahui konsep yang sebenarnya tidak ada.
Fenomena ini bisa menjadi masalah serius dalam pengambilan keputusan, terutama dalam lingkungan profesional. Misalnya, seorang eksekutif yang mengklaim bahwa ia memahami teknologi baru, tetapi sebenarnya tidak. Sehingga hal ini memungkinkan eksekutif tersebut membuat keputusan strategis yang salah, merugikan organisasi atau perusahaannya.
Ilusi Pengetahuan dan Efek Dunning-Kruger: Studi pada Political Sophistication
Ilusi pengetahuan, sebuah fenomena dimana individu merasa lebih memahami suatu topik daripada kenyataan, telah menjadi perhatian penting dalam era digital saat ini. Salah satu konsep yang menjelaskan fenomena ini adalah efek Dunning-Kruger, dimana individu dengan pengetahuan atau kemampuan rendah cenderung melebih-lebihkan pemahaman mereka sendiri. Sebuah penelitian oleh Lauri Rapeli mengeksplorasi bagaimana fenomena ini berkembang dalam konteks “political sophistication” sejak munculnya media sosial​.
Apa itu Ilusi Pengetahuan?
Ilusi pengetahuan terjadi ketika akses terhadap informasi tambahan tidak meningkatkan pemahaman objektif, tetapi justru menambah rasa percaya diri yang keliru sehingga menimbulkan penilaian diri yang bias. Dalam konteks politik, ini dapat terjadi ketika orang-orang merasa lebih memahami isu-isu politik hanya karena mereka memiliki akses ke informasi secara daring. Penelitian menunjukkan bahwa ini lebih banyak terjadi pada individu dengan tingkat pemahaman politik yang rendah​.
Efek Dunning-Kruger dan Media Sosial
Efek Dunning-Kruger mengacu pada kecenderungan individu dengan kemampuan rendah untuk tidak hanya gagal mengenali kekurangan mereka sendiri tetapi juga untuk melebih-lebihkan kemampuan mereka. Penelitian Rapeli menggunakan survei pada tahun 2008 dan 2020 di Finlandia, menemukan bahwa ilusi pengetahuan dan efek Dunning-Kruger lebih banyak ditemukan pada individu yang bergantung pada media sosial untuk berita politik daripada dengan media tradisional.
Studi ini menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 12 tahun, media sosial telah meningkatkan kepercayaan diri yang keliru di kalangan individu yang kurang memahami politik. Pengguna yang bergantung pada media sosial untuk informasi politik menunjukkan peningkatan rasa percaya diri terhadap pengetahuan mereka, meskipun skor objektif mereka dalam pengukuran pengetahuan politik tetap rendah.
Implikasi terhadap Demokrasi
Fenomena ini menimbulkan tantangan serius bagi demokrasi. Pengetahuan yang keliru atau berlebihan dapat memengaruhi pembentukan opini publik yang tidak berdasarkan fakta. Hal ini menjadi lebih mengkhawatirkan ketika informasi yang salah secara sistematis mendistorsi pandangan kelompok tertentu. Sebagai contoh, keyakinan yang terlalu tinggi terhadap pemahaman politik dapat memperkuat ideologi ekstremis dan menguatkan identitas partisan​.
Ilusi pengetahuan dan efek Dunning-Kruger menunjukkan bahwa akses ke informasi politik melalui media sosial tidak selalu berbanding lurus dengan pemahaman yang lebih baik. Sebaliknya, ini menciptakan rasa percaya diri yang keliru, terutama di kalangan mereka yang memiliki tingkat pemahaman politik rendah. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya literasi media dan kemampuan untuk memverifikasi informasi sebagai langkah mitigasi terhadap dampak negatif media sosial dalam konteks politik​. Upaya untuk memahami dan mengatasi efek ini bersifat penting, untuk menjaga keutuhan demokrasi dalam jangka panjang dan meningkatkan kualitas politik di era digital.
Keterkaitan Ketiga Fenomena pada Penilaian Diri
Efek Dunning-Kruger, overclaim, dan ilusi pengetahuan memiliki keterkaitan erat. Ketiganya berakar pada penilaian diri yang salah dan keterbatasan metakognisi. Individu dengan pengetahuan terbatas sering kali menunjukkan ketiga fenomena ini sekaligus: mereka melebih-lebihkan kemampuan mereka (efek Dunning-Kruger), mengklaim mengetahui hal yang sebenarnya tidak mereka ketahui (overclaim), dan merasa yakin terhadap jawaban mereka yang salah (ilusi pengetahuan).
Implikasi dan Solusi
Pemahaman yang salah tentang pengetahuan diri dapat membawa dampak buruk dalam berbagai konteks. Dalam pendidikan, pelajar yang memiliki rasa percaya diri berlebihan mungkin tidak mau belajar lebih lanjut. Di tempat kerja, pemimpin yang salah menilai kemampuannya dapat membuat keputusan yang merugikan. Solusi potensial melibatkan peningkatan metakognisi melalui umpan balik yang jujur, pelatihan berbasis bukti, dan evaluasi yang obyektif.
Sebagai contoh, dalam pendidikan, guru dapat menggunakan alat evaluasi yang mengukur pengetahuan aktual siswa daripada persepsi mereka. Di tempat kerja, organisasi dapat menyediakan pelatihan yang fokus pada pengakuan keterbatasan diri, bukan hanya pada penguasaan materi.
Semua fenomena ini adalah fenomena terkait penilaian diri yang sering kali tidak disadari tetapi memiliki dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan memahami hubungan antara ketiga konsep ini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran diri, mengurangi kesalahan persepsi, dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan pemahaman yang mendalam dan realistis​
Referensi
Rapeli, Lauri. 2023. Illusion of knowledge: is the Dunning-Kruger effect in political sophistication more widespread than before? Diakses pada 16 November 2024 dari https://www.tandfonline.com/doi/epdf/10.1080/17457289.2023.2214734?needAccess=true
Plohl, Nejc and Musil, Bojan. 2018. Do I know as much as I think I do? The Dunning Kruger effect, overclaiming, and the illusion of knowledge. Diakses pada 16 November 2024 dari https://www.researchgate.net/publication/324713799_Do_I_know_as_much_as_I_think_I_do_The_Dunning-Kruger_effect_overclaiming_and_the_illusion_of_knowledge